Terungkap Alasan Prabowo Pilih Gibran: Lebih Baik Anak Muda Bersih Daripada Orang Tua Koruptor
Lebih baik Indonesia dipimpin oleh 'bocah ingusan' dibanding dengan koruptor.
Lebih baik Indonesia dipimpin oleh 'bocah ingusan' dibanding dengan koruptor.
Terungkap Alasan Prabowo Pilih Gibran: Lebih Baik Anak Muda Bersih Daripada Orang Tua Koruptor
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan alasan capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai pendampingnya.
- Mahfud: Para Koruptor Hati-Hati, Menang Pilpres akan Kami Libas
- Prabowo Minta Tak Banyak Tuntut Upah Naik, Buruh: Gaji Kecil, Daya Beli juga Makin Rendah
- Prabowo: Dulu Kita Dianggap Lebih Rendah dari Anjing, Anak Zaman Sekarang Harus Tahu!
- Ganjar Pranowo: Basmi Korupsi untuk Mengembalikan Kepercayaan Rakyat
Hashim mengatakan, Prabowo tak masalah dengan Gibran yang masih muda. Prabowo justru enggan berpasangan dengan koruptor.
"(Gibran dianggap) tanpa pengalaman, bocil ingusan, ini, itu, karbitan dan sebagainya. Pak Prabowo tahu nggak bilang apa? lebih baik anak muda yang bersih daripada orang tua yang kotor dan koruptor," kata Hashim saat memberikan sambutan di acara Relawan Jokowi (REJO) Prabowo Gibran Milenialz di Jakarta Pusat pada Rabu (15/11).
Menurut Prabowo, lebih baik Indonesia dipimpin oleh 'bocah ingusan' dibanding dengan koruptor agar masa depan menjadi lebih baik.
"Dia bilang ke saya ya, Shim, lebih baik saya pilih anak muda. Mungkin bocil, mungkin karbitan, mungkin ingusan tetapi dia punya hati mulia dan bersih," tambah Hashim.
"Lebih baik dia menjadi pemimpin nasional di masa depan daripada orang tua yang busuk dan koruptor. Itu dia bilang ke saya dan itu yang dia bilang ke kawan kawan Gerindra dan sebagainya," sambungnya.
Meski demikian, Prabowo mengakui bahwa dirinya bakal dikaitkan dengan isu politik.
"Dia sadar bahwa pasti akan dikritik dinasti politik," imbuhnya.
Sebelumnya, Hashim mengaku muak karena partainya selalu dikaitkan dengan isu dinasti politik.
Padahal, kata Hashim, orang yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dinasti politik adalah pelaku dinasti politik pertama di Indonesia.
"Saya muak dengan kritik-kritik dinasti politik. Yang menyerang Pak Jokowi itu siapa? Yang menyerang Pak Jokowi itu dinasti politik pertama di Indonesia sekarang ini," kata Hashim.
Hashim pun enggan mengungkapkan sosok yang ia maksud. Dia beranggapan para hadirin paham siapa yang ia singgung tadi.
"Dinasti politik pertama di Indonesia yang sekarang masih ada empat generasi itu yang kritik Pak Jokowi. Seharusnya mereka lihat cermin sendiri kalau dia mau kritik, dia harus lihat diri sendiri," ujar Hashim.