Timses Anies-Sandi sebut politik uang sebagai teroris demokrasi
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut Anies-Sandi tidak menjanjikan hal berlebihan, melainkan sesuatu dirasa masuk akal dan sesuai dengan kondisi masyarakat Jakarta.
Tim pemenangan Anies-Sandi menggelar Rembug Rabuan, atau kegiatan rutin tiap Selasa malam (malam Rabu). Acara yang baru dimulai pekan lalu itu merupakan bagian strategi mereka menakar kekuatan jelang pencoblosan tanggal 15 Februari nanti.
Acara di kantor pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, ini akan banyak membahas pelbagai kendala kampanye bagi Anies-Sandi. Dewan Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid menyebut gelaran ini dilakukan di 267 titik Jakarta dari pelbagai tingkat.
"PKS sampai RT dan RW mereka siap menyukseskan pilkada. Rembug Rabuan," kata Hidayat, Selasa (24/1).
Menurut dia, Pilgub DKI Jakarta juga sebagai cerminan dari suksesnya demokrasi di Indonesia. Apalagi pihaknya mengaku mendapat banyak kabar adanya politik uang, intimidasi maupun manipulasi.
"Ini saya bilang sebagai teroris demokrasi," tegas Hidayat. "Pilgub ini sangat penting bagi masa depan Indonesia. Kalau sampai pilgub lebih buruk kualitasnya, karena money politik ataupun manipulasi data, orang tak percaya lagi. Ini program serius meningkatkan kualitas demokrasi," tambahnya.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani justru menyebut banyak kekuatan di luar jangkauan mulai terasa di Pilgub DKI. Untuk itu, dia menyebut Anies-Sandi tidak menjanjikan hal berlebihan, melainkan sesuatu dirasa masuk akal dan sesuai dengan kondisi masyarakat Jakarta.
"Kami tidak menjanjikan muluk-muluk terhadap masyarakat Jakarta. Kami hanya menjanjikan sesuatu yang realistis dan mampu dikerjakan," ujar Muzani.
Sementara itu, Anies justru semakin optimis menatap kemenangan pada Pilgub DKI ini. Apalagi dia merasa banyak hal positif dilakukan para relawan belakangan ini.
"Tanda-tanda kemenangan itu makin tampak. Dan puncaknya makin terlihat. Pergerakan di lapangan itu bukan pergerakan semu, bukan didorong kerja kaum profesional dan gelontoran uang dari atas, tapi kerja ikhlas masyarakat yang menginginkan perubahan," terang Anies.