TKN Berharap, Jika Kubu Prabowo Bergabung Koalisi Bukan Sekadar demi Kekuasaan
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding, mengatakan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional telah menunjukkan sinyal mendekat ke kubu koalisi. Walau diprediksi kuat akan bergabung, Karding masih enggan berspekulasi lebih.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding, mengatakan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional telah menunjukkan sinyal mendekat ke kubu koalisi. Walau diprediksi kuat akan bergabung, Karding masih enggan berspekulasi lebih.
"Bagi kita sinyal muncul selama ini kan saya kira ada PAN, ada Demokrat. juga ada sinyal chemistry dari Partai Gerindra tetapi sekali lagi saya tidak bisa kita pastikan," kata Karding saat dikonfirmasi, Jumat (28/6/2019).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Meski demikian, pilihan untuk merapat atau tetap berada dalam kubu oposisi adalah sama-sama benar. Sebab, sebagai pihak yang berdiri di koalisi pemerintahan, Karding menilai kehadiran oposisi tetap diperlukan untuk bersama membangun bangsa.
"Prinsipnya bahwa oposisi maupun bergabung dalam satu koalisi itu sama saja, sama dalam artian untuk kepentingan bangsa Indonesia, untuk kepentingan kesejahteraan bangsa Indonesia," jelas dia.
Karenanya Karding berharap, bila kelak partai yang saat ini berseberangan tersebut merapat ke kubu koalisinya, maka substansi yang dibangun dalam kinerja pemerintahan adalah komitmen yang mengikuti arahan Joko Widodo sebagai presiden terpilih, dan bukan hanya sekadar bagi-bagi kekuasaan.
"Kita berharap koalisi substantif, bukan sekadar bagi kekuasaan. partai yg bergabung itu adalah partai yg memiliki komitmen untuk mengikuti visi misi dan kebijakan Pak Jokowi," kata Karding.
Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)