TKN Nilai Ratna Sarumpaet Dimanfaatkan lalu Dilupakan BPN
Kasus Ratna yang dikabarkan dipukuli orang itu dimanfaatkan untuk menciptakan suasana marah terhadap pemerintah.
Sidang perdana kasus penyebaran hoaks terdakwa Ratna Sarumpaet sudah digelar. Lagi-lagi Ratna menganggap perkara yang membelitnya sarat politis. Hal itu ia ungkap kepada majelis hakim.
Namun, pada persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tak terlihat satu pun pimpinan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Seperti diketahui Ratna sempat masuk dalam tim BPN Prabowo-Sandi.
-
Mengapa Ratna Sarumpaet ditangkap di tahun 1998? Sebelumnya, ia bahkan sempat ditangkap pada 11 Maret 1998 di Ancol dan ditahan selama beberapa bulan karena tuduhan makar.
-
Bagaimana Ratna Sarumpaet menunjukkan keaktifannya di masa Orde Baru? Di masa orde baru 1998, Ratna Sarumpaet juga aktif menyuarakan keadilan. Ia bahkan berorasi saat menduduki gedung DPR RI di tahun 1998.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa yang dilakukan Ratna Kaidah? Ratna Kaidah kini menjadi seorang selebgram Bahkan, akun instagram pribadinya sudah punya banyak follower. Media sosialnya selalu ramai dengan banyak komentar Setidaknya, ada 225 ribu orang yang mengikuti akun instagram Ratna Kaidah saat ini.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet saat melakukan kunjungan sosial di Sintang, Kalimantan Barat? Pada 1992 ia juga berkunjung ke Sintang, Kalimantan Barat dan menjalankan misi sosial. Ia juga berfoto di dalam rumah adat Dayak bersama anak-anak di sana.
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ridlwan Habib menilai hal wajar tak ada anggota BPN yang menghadiri sidang Ratna. Karena bisa berdampak negatif. Praktis, sedikit banyak sakit hati dirasakan Ratna.
"Bagi Ratna tentu sakit hati rasanya ya, dimanfaatkan lalu dilupakan bahkan dibiarkan menghadapi kasusnya sendirian, itu pasti menyakitkan hati," katanya, Minggu (3/3).
Ridlwan mengingatkan bahwa sebelum terungkap, kasus Ratna yang dikabarkan dipukuli orang itu dimanfaatkan untuk menciptakan suasana marah terhadap pemerintah. "Ada jumpa pers resmi dari kubu BPN saat itu, para Pimpinannya juga bicara di media. Sekarang setelah Ratna disidangkan, mereka tiarap dan tidak mau membela Ratna," ujar Ridlwan.
"Apalagi di persidangan Ratna membuat salam pistol 2 jari yang khas dan jelas jelas ciri pendukung Prabowo, masyarakat sudah percaya bahwa Ratna Sarumpaet adalah pendukung militan Prabowo," katanya.
Padahal kasus tersebut berpotensi besar memecah belah bangsa. "Kasus Ratna adalah hoax paling menggegerkan Indonesia yang hampir saja membuat rakyat Indonesia terpecah belah. Untung saja polisi bergerak cepat," tuturnya.
Baca juga:
TKN Jokowi Nilai Kasus Ratna Sarumpaet akan Politis Jika Tak Diproses Hukum
BPN Yakin Sidang Ratna Sarumpaet Untungkan Prabowo-Sandi
Fakta-Fakta Mengejutkan Terungkap di Sidang Ratna Sarumpaet
Untuk Ketiga Kalinya Atiqah Hasiholan Ajukan Penahanan Ratna Sarumpaet
Begini Kronologi Ratna Sarumpaet Bohong Hingga Sampai ke Telinga Prabowo