TKN Yakin Prabowo Tak Bisa Kejar Elektabilitas Jokowi
Mengenai hasil survei, Ace meragukan hasil elektabilitas lembaga survei Median. Sebab, dibandingkan beberapa lembaga survei yang sudah duluan merilis, hanya Median yang menyatakan elektabilitas inkumben Joko Widodo (Jokowi) di bawah 50 persen, dengan selisih di bawah 10 persen.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily meyakini kubu Prabowo tidak bakal mengejar elektabilitas pasangan petahana. Walaupun berdasarkan Survei Median elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 dan 02 hanya terpaut 9,2 persen.
Dia menilai kenaikan elektabilitas Prabowo yang cenderung lambat. Sehingga tak bisa mengejar capres inkumben Joko Widodo dalam tiga bulan ke depan. Selain itu, politisi Golkar ini juga meragukan hasil Survei Median.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Mengapa Budi Arie menilai Jokowi pantas menjadi Wantimpres? Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun."Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63," kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Selisih 9,2 persen juga berat bagi paslon 02 untuk mengejar elektabilitas Jokowi. Karena apa? Karena Median sendiri menyebut kenaikan suara paslon 02 cenderung lambat. Dalam 3 bulan naik sekitar 3,2 persen. Maka dalam 3 bulan ke depan, dengan pola seperti itu, paslon 01 tidak akan terkejar," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/1).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, alasan mengapa Prabowo tak bakal mengejar Jokowi. Menurutnya Prabowo beberapa kali melakukan blunder dalam sebulan ini.
"Melihat berbagai blunder 02 dan semakin panasnya mesin partai 01, bisa jadi elektabilitas 01 tidak tertandingi," imbuhnya.
Mengenai hasil survei, Ace meragukan hasil elektabilitas lembaga survei Median. Sebab, dibandingkan beberapa lembaga survei yang sudah duluan merilis, hanya Median yang menyatakan elektabilitas inkumben Joko Widodo (Jokowi) di bawah 50 persen, dengan selisih di bawah 10 persen.
"Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," ujarnya.
Dia menjelaskan, rata-rata hasil survei menyebut selisih Jokowi dengan Prabowo Subianto, sebesar 20 persen. Seperti yang terakhir diungkap Charta Politika. Ace menyebut, timses Prabowo-Sandiaga mengklaim hasil survei internal selisih 10 persen, menanggapi hasil survei yang menyebut selisih 20 persen.
"Paslon 02 bertahan dengan mengangkat framing bahwa jarak antara palson 01 dengan 02 tinggal 10 persen atau satu digit. Timses paslon 02 menyebut angka itu adalah survei internal yang tidak dipublikasikan," jelasnya.
Karenanya, Ace menduga Survei Median keluar sebagai framing politik elektabilitas pasangan calon presiden nomor urut 02.
"Beberapa saat setelah klaim survei internal paslon 02 itu disampaikan ke publik, muncul rilis Median menjustifikasi klaim survei internal bahwa selisih elektabilitas pada bulan januari yang tinggal satu digit (9,2 persen)," tutupnya.
Diberitakan, Lembaga penelitian Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei elektabilitas dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang bertarung di Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih 47,9 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen.
Peneliti senior Median, Rico Marbun, mengatakan, jarak antar kedua pasangan ini hanya sekitar 9,2 persen.
"Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin 47,9 persen, Prabowo-Sandiaga 38,7 persen dan undecided sebesar 13 persen. Selisih suara 01 dan 02 sudah selisih satu digit, dengan 'gap' nya kurang lebih 9,2 persen," kata Rico di kawasan Cikini, Jakarta, Senin (21/1).
Baca juga:
Ma'ruf Amin: Sudah Lama Kader NU Tak Jadi Pemimpin Nasional Sejak Gus Dur
Ma'ruf Amin Ibaratkan Ulama Seperti Daun Salam & Pemadam Kebakaran
Kasus Najib, Nelayan yang disebut Korban Persekusi Oleh Sandiaga Uno
Dibilang Kurang Ofensif, BPN Sebut Prabowo Tak Mau Menjatuhkan Jokowi
TKN dan BPN Setuju Tidak Adanya Kisi-Kisi pada Debat Berikutnya
Dianggap Mengganggu, Timses Tak Lagi Duduk di Belakang Capres Saat Debat