Usai bertemu SBY, Airlangga tegaskan Golkar konsisten dukung Jokowi
Airlangga menjelaskan, pertemuan dengan partai yang belum menentukan arah pilihan di Pilpres sangatlah penting. Komunikasi itu, kata dia, dibangun untuk menghindari salah paham dan juga memperbesar koalisi.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan, partainya konsisten mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) maju Pilpres 2019. Hal itu, ia katakan untuk menepis spekulasi paska Airlangga bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (10/7).
"Spekulasi silaturahmi antar pimpinan partai itu suatu hal yang biasa, karena kita kan antar pimpinan partai suasana cair dan kemudian posisi Partai Golkar itu sudah final. Sudah diputus dalam rapimnas dan munas dan bahkan Partai Golkar yang paling awal mendukung Pak Jokowi," kata Airlangga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/7).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Airlangga menjelaskan, pertemuan dengan partai yang belum menentukan arah pilihan di Pilpres sangatlah penting. Komunikasi itu, kata dia, dibangun untuk menghindari salah paham dan juga memperbesar koalisi.
"Ada yang masih memperhitungkan untuk berkoalisi dengan Pak Presiden nah tentu komunikasi itu dibangun agar nanti tidak terjadi miss interpretasi atau miss komunikasi," ungkapnya.
"Antara koalisi pendukung presiden dan tentu bagi koalisi partai pendukung presiden lebih banyak lebih baik di dalam politik lebih banyak lebih baik," lanjutnya.
Hasilnya, lanjut Airlangga, Partai Demokrat masih membuka peluang untuk bergabung dengan koalisi Jokowi.
"Tentu beliau menjanjikan juga. Masih terbuka opsi bergabung ada opsi lain juga yang dipersiapkan. Jadi masih terbuka," ujarnya.
Menteri Perindustrian ini menuturkan Golkar juga tidak akan mengalihkan dukungannya walaupun dia sebagai ketua umum tidak dipilih Jokowi sebagai cawapres. Sebab, partai berlambang pohon beringin itu mendukung Jokowi tanpa pamrih.
"Kalau Golkar kan sistemnya sudah ada mekanisme. Kita kan enggak bisa berpaling begitu saja. Ada mekanisme yang dibuat dan dibentuk dan di awal pada saat kita mendukung Pak Presiden kan tanpa pamrih," tandasnya.
Baca juga:
Bamsoet nilai Mahfud MD, Moeldoko dan Airlangga layak jadi cawapres Jokowi
Saat bertemu SBY, Airlangga disebut ajak Demokrat dukung Jokowi
Bertemu SBY, Airlangga ngaku bahas situasi kian hangat jelang 2019
Ketum Golkar datangi rumah SBY di Mega Kuningan
Golkar siapkan strategi jika Airlangga tak dipilih jadi cawapres Jokowi
Ketum Golkar diam-diam bertemu Amien Rais bahas Pilpres 2019