Usai Pilkada serentak 2018, Golkar bahas Cawapres Jokowi
Menteri Perindustrian ini menjelaskan, saat ini partai politik pengusung Jokowi masih sibuk menghadapi Pilkada Serentak yang akan berlangsung pada Juni 2018. Sebagai contoh, kata Airlangga, Golkar dan beberapa partai lainnya tengah berkoalisi memenangkan calon kepala daerah yang tengah diusung.
Partai Golkar telah memutuskan untuk mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019. Namun hingga saat ini, partai berlambang pohon beringin ini masih belum memutuskan siapa orang yang tepat mendampingi calon petahana itu dalam pesta demokrasi.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini partainya tengah sibuk mempersiapkan Pilkada serentak 2018. Untuk itu, dia menjelaskan, pembahasan mengenai Cawapres Jokowi baru akan dilakukan usai Pilkada selesai.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
"Jadi karena kita masih berkoalisi untuk provinsi-provinsi maka tentu akan dibahas sesudah pilkada selesai," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/3).
Menteri Perindustrian ini menjelaskan, saat ini partai politik pengusung Jokowi masih sibuk menghadapi Pilkada Serentak yang akan berlangsung pada Juni 2018. Sebagai contoh, kata Airlangga, Golkar dan beberapa partai lainnya tengah berkoalisi memenangkan calon kepala daerah yang tengah diusung.
"Karena koalisi sifatnya pelangi. Di satu daerah dengan daerah lain kan berbeda. Jadi kami punya koalisi dengan PDIP misalnya di Riau, dan Sumsel. Kemudian kami punya koalisi dengan Demokrat dan yang lain Nasdem itu di Jatim, kemudian koalisi di Jabar," jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah nama mencuat untuk disandingkan dengan Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Para kandidat itu harus memenuhi kriteria sebagai calon wakil presiden.
Menurut Direktur Said Aqil Siradj Institute (SAS), Imdadun Rahmat, setidaknya ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan oleh Jokowi terkait bakal cawapresnya.
"Tiga aspek itu yakni konsolidasi pemilih muslim, penguatan sektor ekonomi, serta stabilitas politik dan keamanan," kata Imdadun.
Reporter: Hanz Jimenez Salim
Sumber: Liputan6.com