Alasan Senior Golkar Usul Jokowi jadi Calon Ketum Golkar
Senior Partai Golkar Musfihin Dahlan mengungkapkan alasan mengusulkan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar.
Senior Partai Golkar Musfihin Dahlan mengungkapkan alasan mengusulkan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar. Dia meyakini kehadiran Jokowi bakal membawa dampak besar kepada Golkar karena statusnya sebagai Presiden.
"Karena Pak Jokowi sebagai mantan Presiden akan membawa bobot lebih lah kepada Partai Golkar," kata Musfihin kepada merdeka.com, Senin (19/8).
Para senior, kata Musfihin, sebenarnya tidak keberatan Golkar dipimpin oleh Bahlil Lahadalia. Sebab, Musfihin mendengar Bahlil menjadi satu-satunya calon Ketua Umum Golkar yang didukung Jokowi.
Akan tetapi, menurut dia, lebih baik Jokowi sendiri yang memegang pucuk pimpinan Golkar. Sementara, Bahlil bisa menjadi orang nomor dua di Golkar.
"Pak Bahlil didukung penuh oleh para senior. Tapi kan dua-duanya ini kan disebut Pak Bahlil ini didukung Pak Jokowi, nah kenapa enggak Pak Jokowi sekalian saja?," ujar dia.
Musfihin menambahkan, senior-senior Golkar masih menunggu jawaban Jokowi atas usulan tersebut. Dia berharap, Jokowi bakal menerima pinangan tersebut dan memimpin Golkar.
"Kita nunggu juga. Diserahkan lewat ada lah dari Istana juga," kata Musfihin.
Terkait syarat maju Ketum Golkar, Musfihin percaya mekanisme dalam internal Golkar akan menyulitkan Jokowi. Sebab, kata Musfihin, banyak tim yang bakal bekerja memuluskan keinginan Jokowi menjadi Ketum Golkar.
"Itu mekanismenya gampang itu, mekanisme organisasinya gampang. Saya pikir kita ingin tanya dulu, kalau dia bersedia mungkin timnya akan kerja, Pak Bahlil juga akan kerja untuk beliau," tegas Musfihin.
Isi Surat Senior Golkar
Beredar surat dari sejumlah politisi senior Partai Golkar yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) berisi permintaan kesediaan untuk mengisi kekosongan kursi Ketua Umum Partai Golkar pasca pengunduran diri Airlangga Hartarto.
Surat bertarikh Rabu, 14 Agustus 2024 itu ditandatangani beberapa politisi senior Partai Golkar, di antaranya Mohamad Aly Yahya, Ridwan Mukti, Antony Zeidra Abidin, Ridwan Hisjam, Musfihin Dahlan, Agusman Efendi dan Riswan Tony.
“Kami memohon keikhlasan dan kesediaan yang terhormat Bapak Ir. H. Joko Widodo untuk kiranya berkenan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar masa bakti 2024-2029 yang akan ditetapkan dan disahkan dalam forum Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar 2024,” tulis surat tersebut, dikutip Senin, (19/8).
Politisi senior Golkar, Ridwan Hisjam membenarkan isi surat tersebut. Dia menyebut hal itu sebagai bentuk aspirasi pemilih Golkar di akar rumput agar Presiden Jokowi bersedia menjadi bagian dari Partai Golkar.
Ridwan Hisjam menyatakan, tidak ada yang salah atau dilanggar untuk menjadikan Presiden Jokowi sebagai nahkoda baru partai berlambang pohon beringin tersebut.
Sebab, kata Ridwan Hisjam, Golkar merupakan partai terbuka dan demokratis, siapapun boleh untuk dicalonkan menjadi ketum, karena Golkar merupakan partai yang merepresentasikan aspirasi rakyat.
Pengurus Golkar Buka Suara
Ketua DPD Golkar NTT Melki Laka Lena mengaku belum membaca surat dari senior Golkar mengusulkan Jokowi menjadi calon Ketua Umum. Dia mengaku akan segera menghubungi para senior untuk memastikan kabar tersebut.
"Saya belum konfirmasi soal ini ke para senior," ujar Melki.
Namun, kata Melki, sejauh ini baru Bahlil yang menyatakan bakal maju dan mengambil formulir menjadi calon Ketum Golkar. Bahlil disebut-sebut menjadi calon tunggal Ketum Golkar dalam Munas 20 Agustus 2024.
"Rencana malam ini Pak Bahlil," ungkap Melki.