Vokal saat jadi anggota Dewan, 4 caleg ini justru tak lolos
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari kecurangan hingga adanya money politics.
Meski belum ada putusan resmi dari KPU , namun banyak calon anggota legislatif yang selama ini bersuara lantang di DPR gagal menjadi anggota DPR periode 2014-2019. Padahal, selama ini mereka aktif di DPR dan bersuara lantang menyuarakan aspirasi rakyat.
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari kecurangan hingga adanya money politics.
Dua faktor di atas setidaknya berdasarkan pengakuan dari para anggota Dewan yang tidak lagi terpilih tersebut. Bahkan, menurut mereka, persaingan internal sesama caleg malah justru lebih kuat ketimbang persaingan dengan caleg dari partai lain.
Siapa-siapa saja caleg vokal yang kemungkinan besar tak lolos tersebut? Berikut seperti yang berhasil dihimpun merdeka.com, Rabu (30/4):
-
Apa yang dipuji oleh DPR terkait pengamanan Pemilu 2024? Lebih Kondusif, DPR Puji Pengamanan Pemilu 2024 Pemandangan ini berbeda apabila dibandingkan dengan Pemilu 2019 yang mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas umum.
-
Siapa saja Caleg Petahana DPR yang terancam gagal lolos ke Senayan? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Kapan Pemilu 2024? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024.
-
Mengapa DPR memuji pengamanan Pemilu 2024? “Tentu saya sepakat dengan Pak Kapolri, Pemilu 2024 ini jauh lebih kondusif. Saya melihat ada peningkatan kedewasaan berdemokrasi di masyarakat. Dan tentu selain itu, ini juga tidak terlepas dari peran TNI-Polri yang solid dan humanis dalam memastikan situasi di lapangan. Hampir tidak ada, atau bahkan tidak ada laporan aparat yang aneh-aneh saat hari H atau pasca pencoblosan,” ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (25/4).
-
Bagaimana cara DPR menilai pengamanan Pemilu 2024? “Jadi good job buat TNI-Polri, semuanya maksimal, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Semua jajaran mengikuti instruksi yang telah diberikan pimpinan masing-masing." "Karena bagaimanapun, momen pemilu memang sangat sakral di dalam negara demokrasi, perlu pengamanan ekstra. Dan TNI-Polri berhasil lakukan itu dengan baik,” tutup Sahroni.
-
Siapa yang menolak tawaran menjadi Caleg di Pemilu 2024? Yang nawarin saya itu banyak. Pokoknya tinggal jawab saja mau, segala persyaratan pendaftaran mereka yang ngurus. Tapi saya belum mau,” ujar Suroso.
Ahmad Yani
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Ahmad Yani dikabarkan tak berhasil lolos ke Senayan karena kurang suara di pemilu legislatif kemarin. Yani menuding, banyak terjadi kecurangan yang membuat perolehan suaranya seret.
Politikus yang kerap muncul di televisi ini mengatakan, banyak kecurangan terjadi di dapilnya Sumatera Selatan. Bahkan menurut dia, kecurangan terjadi dari tingkat desa hingga kabupaten.
"Rekapitulasi di Provinsi Sumsel bermasalah semua, mulai dari tingkat TPS, naik kecamatan, semakin bermasalah, kabupaten bermasalah. Terjadi penggelembungan suara begitu besar. Partisipasi 80 persen, ada satu daerah di Banyuasin hampir 90 persen (suara masuk)," ujar Yani saat dihubungi, Senin (28/4).
Kecurangan lain, kata dia, banyak terjadi penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh pejabat setempat. Termasuk praktik politik uang yang dilakukan di sana.
"Melakukan praktik politik uang begitu masif dan terbuka dan Panwas menutup mata. Baik malam sebelumnya, ataupun hari pencoblosan," cetus Yani.
Tak hanya itu, dia juga merasa suaranya dihilangkan oleh pihak tertentu. Sehingga, dia pun diprediksi tak lagi lolos ke Senayan. "Suara saya banyak dihilangkan, ada suara digelembungkan. 5 Daerah hilang banyak suara saya. Hampir setiap TPS ada perolehan suara saya," imbuhnya.
Nurul Arifin
Hasil mengejutkan datang dari Golkar. Salah satu kadernya Nurul Arifin diprediksi gagal melenggang ke Senayan pada Pemilu 2014 ini. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu gagal bersaing di Dapil VIII (Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta).
"Nurul Arifin kemungkinan enggak lolos dari dapil Bekasi, Karawang, Purwakarta," kata Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu Golkar Jawa Barat, Ali Hasan di Sekretariat KPU Jawa Barat, Bandung, Rabu (23/4).
Menurut dia, gagalnya Nurul menjadi wakil rakyat adalah sebuah kehilangan besar. Nurul selama ini dikenal sebagai anggota dewan yang vokal dan membela kepentingan rakyat. "Kami sangat kehilangan Nurul, dia sosok perempuan yang hebat," katanya.
Dia masih heran mengapa Nurul meraup suara sedikit. "Ini di luar dugaan kita," ujarnya.
Terpisah, Nurul mengungkapkan, pemilu legislatif seperti layaknya perang di Suriah. Dia mengatakan, perang pemilu ini melawan saudara sendiri.
"Bahwa peperangan pemilu saat ini seperti perang saudara di Suriah. Pedang itu seperti uang yang membabat habis saudaranya sendiri," ujar Nurul di Gedung DPR , Jakarta, Senin (28/4).
Dia tak menyebutkan siapa yang bermain dengan politik uang sehingga dirinya kalah. Dia juga tak ingin menyebut apakah politik uang juga dilakukan oleh rekan satu partainya. Nurul lebih memilih untuk legowo menerima kekalahan.
"Saya sudah menerima legowo, tetapi tim saya tidak terima karena banyak kejanggalan," kata dia.
Di dapil Jabar VII, Nurul harus menghadapi kolega separtainya Ade Komarudin dan Dadang S Muchtar yang dikabarkan lolos. Di luar partai, Nurul harus bertarung dengan Rieke Diah Pitaloka dan Tono Bahtiar dari PDIP yang sudah memastikan diri lolos ke Senayan.
Putih Sari dari Gerindra juga menjadi lawan Nurul yang sudah lolos. Saan Mustopa dari Demokrat, Daeng Muhamad dari PAN dan Wardatul Asriah dari PPP dipastikan juga lolos.
Eva Kusuma Sundari
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari juga pesimistis bisa lolos ke Senayan. Hasil hitung cepat, suara anggota Komisi III DPR tersebut diakuinya melorot drastis.
Eva yang bertarung di Dapil Jawa Timur VI yang meliputi Kabupaten Blitar, Kediri, Tulungagung, Kota Blitar, Kota Kediri ini mengaku serbuan amplop dari kompetitorlah yang membuat suaranya berkurang drastis.
Padahal, untuk persiapan pileg ini, Eva mengaku telah menggelontorkan dana sebanyak Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar dari kocek pribadi. Eva pun mengaku telah mengunjungi 80 desa di dapilnya. Tapi dia menyayangkan desa-desa yang dia kunjungi malah tidak memilihnya.
Arif Budimanta
Politikus PDIP, Arif Budimanta juga diprediksi tak lolos ke Senayan. Padahal, dia selama ini kerap bersuara lantang, termasuk menolak rencana kenaikan harga BBM pada April 2012 lalu.
Arief Budmanta ikut bertarung di Dapil Jabar III meliputi daerah Bogor dan sekitarnya.
Saat ini, selain menjadi anggota DPR, Arif juga menjadi dosen di Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan PPS UI. Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Center for Sustainable Development(ICSD).
Di samping kegiatannya yang padat, pemilik akun twitter @budimanta ini juga kerap kali menuliskan opininya pada artikel-artikel lepas dan menuangkan buah pemikirannya pada buku-buku lingkungan, mengacu pada pendidikan formalnya yang ditempuh di bidang lingkungan.