Wabendum Golkar tuding survei soal Plt ketum Golkar direkayasa
Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Edwin Ricardo Silalahi menegaskan, rapat harian DPP Golkar pada 25 September lalu yang mengusulkan ditunjuknya pelaksana tugas (Plt) ketua umum menggantikan Setya Novanto penuh rekayasa.
Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Edwin Ricardo Silalahi menegaskan, rapat harian DPP Golkar pada 25 September lalu yang mengusulkan ditunjuknya pelaksana tugas (Plt) ketua umum menggantikan Setya Novanto penuh rekayasa. Terutama hasil survei yang dijadikan alasan untuk mengganti Setnov karena elektabilitas Golkar yang terus turun.
"Ada beberapa kader Soksi yang jadi pengurus DPP yang pada saat tanggal 25 September rapat harian, kita hadir. Jadi pemberitaan yang beredar yang menyatakan bahwa rapat harian itu merekomendasikan kebijakan hasil survei itu manipulatif," kata Edwin dalam konferensi pers SOKSI di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (28/9).
Dia menjelaskan, mayoritas peserta yang mengikuti rapat harian tersebut menolak hasil kajian yang disebutkan melibatkan 3 lembaga survei. Dan pihaknya pun menolak, karena tidak pernah menerima hasil survei.
"Itu survei ujug-ujug dibikin, terus direkayasa hasilnya Plt ketum dan ini bertentangan dan asas prinsip di Golkar. Karena agenda rapat tanggal 25 itu tentang materi pokok rapat kerja nasional tapi tiba-tiba muncul survei dan diarahkan. Ini adalah sebuah manipulatif yang dilaksanakan secara sistemik. ini adalah pembohongan publik, itu bukan rekomendasi harian," tuturnya.
Pihaknya pun akan melakukan langkah-langkah organisasi, karena menurutnya langkah tersebut tindakan indisipliner. "Ini saya pikir kita ingin mengusulkan ke DPP, dan tentu ambil langkah-langkah organisasi. Karena menurut saya ini tindakan indisipliner," terangnya.