Wapres JK sebut Rp 500 M ke PAN dan PKS dari Sandi bisa jadi dana kampanye
"Saya lebih cenderung untuk bahwa mereka bernegosiasi untuk biaya kampanye," ungkap JK.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak mau menanggapi terkait tudingan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief soal isu dugaan pemberian mahar politik yang dilakukan Sandiaga Uno untuk PKS dan PAN sebesar Rp 500 miliar agar bisa menjadi cawapres. JK mengklaim saat tiga kali mengikuti Pilpres tidak pernah ada mahar politik.
"Saya tidak tahu, tanya Partai yang bersangkutan lah. Pada zaman saya pimpin partai tidak ada, waktu zaman saya tiga kali ikut tidak ada (mahar)," kata JK di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (14/8).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan para ketua umum partai di koalisi Indonesia Maju? Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah pematangan calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
JK menjelaskan mahar adalah bentuk simbolik yang diperuntukan untuk pihak mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pada saat pernikahan. Nominalnya pun beragam.
"Mahar itu kalau orang kawin. Itu maharnya itu simbolik, sekian riyal atau tak ada yang tinggi-tinggi kalau mahar. Mana ada tinggi mahar satu miliar kan enggak ada. Paling sepuluh juta, Rp 20 juta," kata JK.
Kemudian, JK juga menduga bahwa uang yang diberikan Sandi kepada PKS dan PAN bukanlah mahar. Tetapi upaya untuk biaya kampanye.
"Iya, bisa dana kampanye. Karena kan masing-masing partai akan berkampanye. Saya kira itu lebih banyak (untuk) biaya kampanye. Saya lebih cenderung untuk bahwa mereka bernegosiasi untuk biaya kampanye," ungkap JK.
Diketahui tudingan Andi telah dibantah oleh Sandiaga. Menurut dia, tidak ada hengki pengki dalam proses pencalonannya. PKS dan PAN juga kompak, ingin membawa tuduhan Andi ke polisi karena membantah mendapat mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga.
(mdk/ded)