Wapres JK Soal Kotak Suara Karton: Partai-partai Sudah Setuju
Wapres JK menjelaskan, ada banyak negara yang menggunakan kotak suara berbahan karton. Tidak hanya itu, JK menilai, bahan karto menghemat tempat tidak seperti alumunium yang tidak bisa dilipat.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pergantian kotak suara dengan model berbahan karton kedap air akan menghemat anggaran. Dia menjelaskan pergantian tersebut juga sudah disetujui oleh DPR, KPU, serta para partai politik lainnya.
"Tentu salah satunya (menghemat anggaran). Dan itu jangan lupa sudah disetujui oleh masing-masing pihak. Oleh KPU dan partai-partai sudah setuju," katanya di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (18/12).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
Dia menjelaskan, ada banyak negara yang menggunakan kotak suara berbahan karton. Tidak hanya itu, JK menilai, bahan karto menghemat tempat tidak seperti alumunium yang tidak bisa dilipat.
Namun, politisi senior Golkar itu meminta kepada KPU agar tetap menjaga ketahanan karton dari hujan.
"Salah satu mengapa karton itu, karena pengalaman alumunium itu susah simpan. Karena mahal pada dewasa ini, dan banyak yang rusak dan mesti diganti. Yang rusak kan cuma pengganti aja, kan semua kardus," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, biaya produksi kotak suara berbahan dasar karton kedap air tergolong murah. Kotak suara berbahan karton hanya membutuhkan biaya seperempat atau 25 persen dari pagu anggaran kotak suara.
Dari Rp 948 miliar, KPU hanya menggunakannya sebesar Rp 284 miliar. Dengan kata lain, KPU telah melakukan penghematan produksi kotak suara sebesar 70,3 persen.
"Mungkin karena harga fluktuatif ya, bahkan mungkin bisa lebih murah lagi dibandingkan seperempatnya itu tadi. KPU melakukan penghematan itu," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/12).
Penghematan ini dinilai sesuai dengan cita-cita KPU untuk menyelenggarakan pemilu yang murah. Apalagi, penyediaan surat suara bukan hanya soal produksinya, tetapi juga biaya distribusi, penyimpanan, hingga perakitan kembali. Kotak suara berbahan dasar karton dinilai bisa menghemat unsur-unsur lain di luar produksi.
Baca juga:
Ketua KPU Sebut Kotak Suara Kardus 100 Persen Siap Didistribusikan
Fakta-Fakta di Balik Munculnya Kotak Suara Berbahan Kardus
Kubu Jokowi Sebut Penggunaan Kotak Suara Kardus Berpotensi Kecurangan
PPP Heran Partai Masih Ribut Soal Kotak Suara Kardus
Persoalkan Kotak Suara Kardus, Gerindra Dinilai PDIP Mulai Mempersiapkan Alasan Kalah