Wasekjen PDIP sebut keputusan cawapres Jokowi di tangan Megawati
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan keputusan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo berada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, bukan tim internal penjaringan cawapres. Menurutnya, Megawati memiliki hak prerogatif untuk memutuskan capres dan cawapres sesuai dengan aturan AD/ART PDIP.
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan keputusan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo berada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, bukan tim internal penjaringan cawapres. Menurutnya, Megawati memiliki hak prerogatif untuk memutuskan capres dan cawapres sesuai dengan aturan AD/ART PDIP.
"Saya juga menduga bahwa artinya cawapres akan diputuskan dengan hak prerogatif ketua umum. Karena ini ada di AD/ART," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
Basarah menuturkan, PDIP telah menyiapkan beberapa kriteria bagi calon pendamping Jokowi. Kriteria itu dirancang dan diputuskan dalam Rakernas beberapa waktu lalu. Kriteria pertama yakni cawapres Jokowi harus orang yang nasionalis.
"Pemimpin bangsa yang diwakili oleh presiden dan wakil presiden karena presiden adalah kepala pemerintahan dan kepala negara. Ideologi nasionalismenya harus clear dulu," ujarnya.
"Cawapresnya juga harus orang nasionalis. Nasionalis pastilah religius, karena nasionalisme Indonesia adalah Pancasila yang sila pertama adalah ketuhanan," sambungnya.
Dia menjelaskan, cawapres Jokowi harus memiliki visi untuk membangun negara sesuai amanat alinea keempat UUD 1945. Kemudian, PDIP menginginkan cawapres Jokowi mampu mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat Indonesia.
"Visi kenegaraannya clear membangun tujuan bernegara sebagaimana alinea keempat UUD 1945. Melindungi bangsa dan segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia," tegas Basarah.
Tak hanya itu, kata Basarah, PDIP mencari sosok cawapres yang mampu mendongkrak elektabilitas Jokowi. Syarat berikutnya adalah memiliki kecocokan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta.
"Syarat kedua adalah syarat elektoral. Artinya cawapres pak Jokowi adalah figur yang bisa menambah elektabilitas pak Jokowi bukan malah menurunkan. Ini sedang kami cari," tambahnya.
Partai berlambang banteng moncong putih, lanjut dia, melakukan survei untuk mencari sosok cawapres yang tepat untuk Jokowi. Hasilnya, terdapat 12 lebih sosok yang akan masuk penjaringan.
"Kami melakukan survei. Ada banyak nama yang kami survei. Ada 12 lebih, cek saja," ungkap Basarah.
Baca juga:
Mahfud MD siap jadi cawapres Jokowi, tapi tak mau aktif bermanuver
Wacana poros ketiga, serius atau hanya eksperimen politik para elite parpol?
Deklarasi capres, Gerindra Jabar desak Prabowo segera ambil sikap
PDIP kaji nama AHY, Cak Imin hingga Romy jadi cawapres Jokowi
Din Syamsuddin harap capres dan cawapres 2019 cerminkan kemajemukan RI