Wiranto: Saya dan Prabowo itu tidak satu level
Wiranto membantah isu persaingan dengan Prabowo menjadi latar belakang kerusuhan Mei 98.
Mantan Menhankam/Pangab Jenderal (purn) Wiranto buka-bukaan seputar kabar persaingan antara dirinya dengan Letjen (purn) Prabowo Subianto yang disebut menjadi penyebab di balik kerusuhan di bulan Mei 1998. Wiranto menegaskan kabar itu sama sekali tidak benar.
"Persaingan lazimnya dilakukan dua orang atau lebih dalam satu level. Pada level yang sama bersaing untuk mendapatkan prestasi, penghargaan, atau jabatan yang lebih tinggi. Antara saya dan Pak Prabowo itu jauh. Saya angkatan 68, Prabowo itu angkatan 74 beda enam angkatan, jauh sekali," ujarnya saat menggelar konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/6).
Wiranto menambahkan, saat itu, dirinya sudah jenderal bintang empat sementara Prabowo baru bintang dua. "Masih jauh untuk nyalip, selisih dua bintang. Jabatan tertinggi di ABRI itu panglima, dia masih Pangkostrad masih dua step lagi," paparnya.
"Jadi persaingan yang bagaimana? Intinya tidak ada persaingan. Wiranto tidak sakit hati, tidak dendam dan iri hati. Kalau masih ada pendapat terjadi persaingan, bebas saja berpendapat di negeri ini," ujarnya.
Wiranto juga membantah dirinya menjadi dalang kerusuhan Mei 1998, kasus penembakan mahasiswa Trisakti, hingga penculikan aktivis.
"Kerusuhan dipicu oleh penembakan mahasiswa pada 12 Mei 1998. Pada 13 Mei penguburan jenazah korban, kemudian berlanjut dengan kerusuhan. Kerusuhan tanggal 13 Mei sekitar jam 11.00 WIB, memuncak pada tanggal 14 Mei. Pada 15 Mei pagi sudah saya netralisir, setelah saya datangkan pasukan Kostrad dan Marinir dari Jawa Timur. Hanya 3 hari, bahkan 2,5 hari," tutur Wiranto.
"Saya melakukan pengusutan dan menghukum yang terlibat, jadi jangan dicampuradukkan," ujarnya.