BTN: Pelonggaran LTV mampu dorong pertumbuhan properti
Kebijakan tersebut sejalan dengan permintaan kredit properti yang cenderung menurun.
Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono menyambut baik rencana Bank Indonesia (BI) yang akan melonggarkan kebijakan Loan To Value (LTV). Sebab, beleid ini nantinya mampu mendorong pertumbuhan properti.
"Kami menyambut baik kebijakan tersebut dan ini akan membuat bisnis di pembiayaan perumahan untuk tumbuh lebih baik," kata dia di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/6).
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Kapan BNI memproyeksikan permintaan rumah akan terus meningkat? Ke depan, Ronny memproyeksikan permintaan rumah masih akan menunjukkan tren pertumbuhan yang baik.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Apa arti dari kata 'Bumi' dalam bahasa Inggris Kuno? Secara etimologis, kata 'Bumi' berasal dari bahasa Inggris Kuno 'eorþe' (dibaca 'eorthe') yang berarti tanah atau bumi.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
Maryono menjelaskan kebijakan tersebut sejalan dengan permintaan kredit properti yang cenderung menurun, sehingga relaksasi LTV ini sangat diperlukan. Menurut dia, relaksasi ini juga sekaligus akan mendorong percepatan pemenuhan program sejuta rumah di 2016 yang ditargetkan BTN dapat memberikan dukungan pembiayaan untuk 570.000 unit rumah.
"Relaksasi LTV pada akhirnya akan menjadi mata rantai bagi bergeraknya bisnis pembangunan perumahan," kata dia.
Pihaknya menambahkan nantinya masyarakat yang akan membeli rumah dengan fasilitas KPR juga akan diuntungkan dengan relaksasi ini lantaran uang muka (down payment/DP) yang lebih kecil. Di sisi lain, kebijakan ini juga akan menggerakkan pembangunan perumahan oleh pengembang karena permintaan masyarakat yang tinggi.
Bukan hanya di bisnis properti saja yang akan tumbuh dari dampak kebijakan LTV ini, semua sektor yang terkait dengan bisnis pembangunan perumahan juga akan bergerak tumbuh. Hal ini tentu menjadi sumber untuk memperkuat sistem perekonomian nasional.
"Khusus untuk pasar Bank BTN, pertumbuhan kredit di kuartal I 2016 ini adalah potret permintaan masyarakat akan hunian kelas menengah bawah yang masih cukup tinggi," tutup Maryono.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga kuartal I-2016, BTN mencatatkan kredit dan pembiayaan yang tumbuh 18,9 persen menjadi Rp 143 triliun. Pertumbuhan kredit di kuartal I-2016 itu sekaligus menjawab permintaan masyarakat terhadap rumah masih cukup tinggi.
(mdk/sau)