Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.
Pasar properti Indonesia menunjukkan ketahanan luar biasa di kuartal pertama 2024, didorong oleh kuatnya permintaan pembeli rumah pertama dan milenial, terutama pada segmen rumah terjangkau.
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Platform properti di Indonesia, Pinhome kembali merilis laporan pasar terbarunya untuk kuartal pertama tahun 2024 dengan membandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Laporan ini mencatat pasar properti Indonesia terus menunjukkan resiliensi dan dinamika yang menarik, dengan berbagai faktor yang saling memengaruhi.
Tren ini sejalan dengan laporan Pinhome sebelumnya yang menunjukkan resiliensi pasar sepanjang tahun 2023 dan prediksi optimis untuk tahun 2024.
CEO dan Co-founder Pinhome, Dayu Dara Permata menjelaskan, pasar properti Indonesia menunjukkan ketahanan luar biasa di kuartal pertama 2024, didorong oleh kuatnya permintaan pembeli rumah pertama dan milenial, terutama pada segmen rumah terjangkau.
"Laporan terbaru kami menunjukkan 55 persen transaksi properti dilakukan oleh generasi milenial. Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang dan peningkatan permintaan sewa rumah di tengah kenaikan suku bunga," jelasnya.
Temuan Pinhome mengungkapkan bahwa milenial mendominasi pasar properti, di mana milenial memilih rumah dengan harga menengah ke bawah (Rp200 juta - Rp600 juta ) yang menjadi pilihan utama, dengan tipe 36 sebagai yang paling diminati. Bogor, Tangerang, dan Bekasi pun menjadi lokasi favorit bagi milenial untuk membeli rumah.
Pemilu 2024 dan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi dua faktor utama yang membentuk lanskap pasar properti pada kuartal pertama.
Pemilu memicu sikap hati-hati di kalangan pembeli properti mewah, sementara minat terhadap rumah terjangkau tetap tinggi. Hal ini mencerminkan kebutuhan masyarakat akan hunian yang sesuai dengan kemampuan finansial mereka di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.
Pinhome memproyeksikan tren kenaikan suku bunga akan berlanjut, yang dapat menyebabkan penurunan permintaan KPR, namun permintaan KPR takeover dan sewa rumah diprediksi akan naik.
“Laporan Pinhome ini memberikan gambaran komprehensif tentang dinamika pasar properti Indonesia, menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan di industri properti untuk memahami tren dan prospek pasar di masa depan," tambah Dara.
Laporan Pinhome juga menyoroti beberapa temuan kunci lainnya:
- Permintaan rumah mewah selama periode Pemilu melambat: Pertumbuhan minat terhadap rumah mewah melambat dibandingkan dengan segmen rumah terjangkau, mengindikasikan sikap 'wait and see' dari pembeli rumah mewah.
- Minat terhadap wilayah penyangga IKN melonjak: Samarinda dan Balikpapan mengalami peningkatan minat yang signifikan, masing-masing lebih dari 20 kali lipat dan 4 kali lipat, menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut seiring dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
- Insentif bebas PPN mendorong pembelian: Meskipun mendorong percepatan keputusan beli rumah hingga 25 persen, tenggat waktu kebijakan ini juga menjadi pertimbangan penting bagi pembeli.
- Kenaikan suku bunga berdampak pada pasar sewa: Meningkatnya suku bunga pinjaman bank mendorong permintaan sewa rumah, terutama di kalangan milenial yang mencari alternatif hunian yang lebih terjangkau.