Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).
Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mencatat, penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2023 secara tahunan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Dikutip dari hasil SHPR, penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy). Angka ini membaik signifikan dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 6,59 persen (yoy).
Peningkatan penjualan properti pada triwulan IV-2023 terjadi pada seluruh tipe rumah.
Terutama tipe menengah (6,29 persen yoy) dan tipe besar (19,93 persen mtm).
Sementara untuk rumah tipe kecil tercatat lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih berada dalam zona kontraksi 1,60 persen (yoy).
Berdasarkan informasi dari responden, sejumlah faktor yang menghambat penjualan properti residensial primer antara lain:
- masalah perizinan/birokrasi (33,62 persen);
- suku bunga KPR (28,07 persen);
- proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (22,83 persen); dan
- perpajakan (15,47 persen).
Adapun penjualan rumah primer secara tahunan yang meningkat ditopang oleh masih kuatnya penjualan rumah secara triwulanan pada triwulan IV-2023.
Hal tersebut tecermin dari pertumbuhan penjualan rumah primer sebesar 2,12 persen (qtq), meski tidak setinggi pertumbuhan triwulan sebelumnya (6,74 persen qtq).
BI mencatat, masih kuatnya penjualan rumah secara triwulanan terutama ditopang oleh penjualan rumah tipe kecil (3,81 persen qtq) dan tipe besar (1,22 persen qtq).
Sementara itu, penjualan rumah tipe menengah terindikasi mengalami kontraksi 0,62 persen (qtq).
Lebih lanjut, pada triwulan IV 2023 sumber pembiayaan pembangunan properti residensial mayoritas berasal dari nonperbankan.
Khususnya dana internal perusahaan dengan pangsa sebesar 72,82 persen.
Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi pengembang untuk pembangunan rumah primer, antara lain dari pinjaman perbankan (16,07 persen) dan pembayaran dari konsumen (7,14 persen).
Sementara dari sisi konsumen, skema pembiayaan utama dalam pembelian rumah primer adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 75,89 persen dari total pembiayaan.
Diikuti oleh pembayaran tunai bertahap (17,24 persen) dan tunai (6,73 persen).