3 Alasan Penyintas Covid-19 Perlu Mendapatkan Vaksin
Pakar kesehatan menyarankan para penyintas Covid-19 tetap melakukan vaksinasi Covid-19, baik untuk kesehatan sendiri maupun keselamatan orang lain.
Vaksin Covid-19 bakal segera diberikan ke masyarakat Indonesia. Nakes menjadi salah satu yang pertama mendapatkan jatah vaksin Sinovac yang telah dibeli pemerintah. Selain itu, ada golongan masyarakat lain yang menjadi prioritas utama. Namun, apakah vaksin juga perlu diberikan ke penyintas Covid-19?
Sebaiknya seluruh masyarakat termasuk orang yang sudah sembuh dari Covid-19 atau penyintas Covid-19 juga perlu vaksinasi. Pakar kesehatan menyarankan para penyintas Covid-19 tetap melakukannya, baik untuk kesehatan sendiri maupun keselamatan orang lain. Seperti dilansir dari LiveStrong, ada 3 alasan perlunya vaksinasi bagi penyintas Covid-19.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
1. Penyintas masih bisa tertular lagi
Seorang profesor kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago dan spesialis perawatan paru dan pengobatan kritis, Michelle Prickett, MD, mengatakan, "Pasien yang telah terinfeksi COVID-19 masih harus mendapatkan vaksin. Kami tidak yakin bahwa infeksi sebelumnya akan menyebabkan kekebalan seumur hidup. Data terkini menunjukkan infeksi sebelumnya bisa memberikan kekebalan selama sekitar enam bulan".
Meskipun tidak umum, ada kasus yang dikonfirmasi dari orang-orang yang terinfeksi kembali dengan COVID-19. Satu laporan seorang pemuda dari Nevada, dijelaskan dalam The Lancet Infectious Diseases, mencatat infeksi kedua biasanya lebih buruk daripada yang pertama, pasien dikirim ke rumah sakit karena harus mendapat tabung oksigen.
2. Mendapatkan vaksin membantu menjaga orang lain tetap aman
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Oktober 2020, kurang dari 10 persen populasi dunia telah terinfeksi COVID-19. Dengan kata lain masih banyak orang yang bisa sakit parah dan kemungkinan meninggal karena penyakit itu.
"Salah satu tujuan utama vaksinasi adalah untuk melindungi orang yang tidak bisa mendapatkan vaksin," kata Lee.
Jika cukup banyak orang yang divaksinasi, ini menciptakan kekebalan kelompok, yang merupakan perlindungan komunitas. Namun CDC belum memperkirakan berapa banyak populasi di suatu negara yang harus divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok ini.
3. Tidak ada ruginya mendapat vaksin
Profesor penelitian di Departemen Ilmu Kesehatan populasi di Virginia Tech, Lisa Lee, PhD, merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin bahkan jika Anda pernah menderita COVID-19 di masa lalu, dan menekankan bahwa aman untuk melakukannya, terutama karena ketidakpastian tentang berapa lama antibodi benar-benar bertahan.
Ada beberapa vaksin yang sedang dikembangkan. Lee menjelaskan bahwa sementara uji coba vaksin tidak secara aktif mencari dan mendaftarkan orang yang sebelumnya menderita COVID-19, beberapa peserta benar-benar terinfeksi sebelumnya. Lagipula, ada puluhan ribu orang yang mendaftar.
Karena itu, dalam hal keamanan, tidak menjadi masalah untuk divaksinasi setelah sembuh dari COVID-19, dan itu pasti akan membantu mencegah seseorang terinfeksi lagi.
Sumber: Liputan6.com
Reporter:Fitri Syarifah