3 Hal yang Menyebabkan Penyintas COVID-19 Bisa Infeksi Ulang walau Sudah Vaksinasi
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan bahwa di kediamannya ada enam orang yang positif COVID-19. Keenam anggota keluarganya sudah pernah PCR positif tahun lalu, jadi ini merupakan infeksi kedua.
Banyak yang beranggapan bahwa ketika seseorang sudah pernah terinfeksi COVID-19 dan sudah vaksinasi akan aman dari infeksi ulang. Namun, ternyata ada kemungkinan bahwa infeksi ulang ini masih bisa terjadi.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan bahwa di kediamannya ada enam orang yang positif COVID-19. Keenam anggota keluarganya sudah pernah PCR positif tahun lalu, jadi ini merupakan infeksi kedua.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
“Semuanya juga sudah divaksinasi dua kali, kecuali cucu saya yang baru berumur 5 tahun. Juga, lima orang yang di rumah saya itu sudah divaksinasi sesudah mereka sembuh dari sakit tahun yang lalu, jadi harusnya sudah sesuai dengan fenomena super immunity (imunitas super),” kata Tjandra beberapa waktu lalu.
Walau diperkirakan sudah memiliki super immunity, tapi mereka tetap terinfeksi. Maka dari itu, Tjandra berpendapat bahwa setidaknya ada tiga kemungkinan seseorang dapat terinfeksi kembali walaupun sebelumnya sudah pernah sakit dan bahkan sudah di vaksin.
Kemungkinan pertama adalah terkait varian yang menyerang sekarang, yakni Omicron. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa varian Omicron memang dapat menembus pertahanan tubuh yang terbentuk karena seseorang pernah sakit sebelumnya.
Ada penelitian menunjukkan risiko relatif terinfeksi ulang adalah 6,36 kali pada yang belum divaksinasi dan 5,02 kali pada yang sudah divaksinasi.
“Jadi walaupun sudah divaksinasi maka kemungkinan tetap terinfeksi Omicron memang mungkin terjadi, hanya diharapkan tanpa gejala atau keluhannya ringan saja.”
Efikasi Vaksin Tidak 100 Persen dan Suseptibilitas Genetika
Kemungkinan kedua yakni terkait efikasi vaksin yang tidak 100 persen. Hal ini menyebabkan orang yang yang sudah mendapat tiga kali suntikan pun masih mungkin terinfeksi COVID-19.
“Karena memang efikasi vaksin tidaklah 100 persen, jadi masih mungkin akan ada yang sakit yang disebut breakthrough infection, yang derajatnya dinilai dalam bentuk breakthrough infection rate (B-Infection rate).”
Walau masih mungkin terinfeksi, tapi pemberian vaksin secara lengkap ditambah booster akan secara bermakna mengurangi angka masuk rumah sakit dan jauh mengurangi kemungkinan gejala berat, tambah Tjandra.
Kemungkinan ketiga terkait status suseptibilitas genetika seseorang. Menurutnya, yang sudah diteliti antara lain peran polimorfisme ACE2, fenomena type 2 transmembrane serine proteases (TMPRSS2) dan genotype HLA-B*15:03 yang dihubungkan dengan kejadian sakit.
“Memang bukti ilmiah untuk ini belumlah terlalu jelas, tetapi akan baik kalau dilakukan juga penelitian suseptibilitas genetika COVID-19 di Indonesia,” terangnya.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com