6 Fakta menegangkan seputar 'psikopat'
Mungkin kita tak pernah menyadari, ada psikopat di sekitar kita.
Kita sudah sangat mengenal sifat 'psikopat,' terutama di berbagai film di mana penjahat yang mengerikan biasanya adalah seorang psikopat. Sudah banyak sekali stereotip yang menghinggapi mereka, di mana mereka selalu dianggap jahat. layaknya karakter-karakter di film.
Mungkin kita tak pernah menyadari, ada psikopat di sekitar kita. Di kantor, di kampus, atau orang yang duduk bersebelahan denganmu di angkot menuju ke tempat kerja. Ternyata sebanyak 5 persen dari populasi dunia, mempunyai tendensi jadi seorang psikopat. Namun apakah psikopat semengerikan itu?
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Siapa yang paling rentan terhadap masalah kesehatan mental? Tekanan untuk sukses di bidang akademis, menjaga hubungan sosial, dan menghadapi perubahan pribadi dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan stres.
-
Kenapa masalah Kesehatan Mental perlu menjadi perhatian besar? Banyak Manfaatnya, Ini Pentingnya Bersikap Bijak dan Pandai Mengelola Emosi Ketika sedang dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan yang datang dari berbagai arah, baik dalam ruang lingkup pekerjaan maupun persoalan pribadi, atau bahkan pernah mengalami perundungan hingga kekerasan verbal, pastinya akan mengganggu kesejahteraan mental seseorang. Rasa marah, frustasi, dan putus asa yang terus-menerus dapat berkembang menjadi masalah seperti depresi, kecemasan, bahkan trauma. Yang lebih parahnya lagi, jika dibiarkan akan semakin berbahaya, seseorang yang sedang mengalami gangguan mental biasanya ingin mencelakai dirinya sendiri. Ini patut menjadi perhatian besar bagi setiap orang tentang pentingnya bersikap bijaksana dan dapat mengelola emosi dengan baik.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
Untuk mengerti hal tersebut, kita butuh waktu untuk mempelajari bagaimana sifat psikopat yang sebenarnya. Mengapa hal ini penting? Karena kita sudah terlalu banyak diterpa konten media yang menstereotipkan sangat negatif ke psikopat, dan definisinya pun lama kelamaan menjadi kabur. Untuk mengetahui lebih dalam tentang psikopat, berikut beberapa fakta terkait psikopat.
Seorang psikopat adalah orang yang sangat kreatif
Sebuah studi baru yang dihelat oleh peneliti dari De La Salle University di Filipina, menyatakan bahwa seseorang yang punya tendensi jadi seorang psikopat, biasanya sangat kreatif. Hal ini berdasarkan dari kemampuan berpikirnya yang tajam, serta secara 'kejam' punya pengembangan ide yang brilian.
Menurut para peneliti, kepribadian yang kreatif dan proses kreatif yang berfungsi dengan baik, adalah peran integral dari sifat psikopatik seseorang.
Meski demikian, dalam kuantitas yang terkontrol, sifat psikopatik adalah hal yang baik. Beberapa studi mengemukakan bahwa kurangnya rasa empati, yang mana adalah sifat utama dari seorang psikopat, ternyata sangat baik jika diterapkan dalam dunia bisnis. Bahkan, ada studi juga yang mengemukakan bahwa sifat blak-blakan, dapat meningkatkan kreativitas.
Beberapa penemuan ini memperlihatkan bahwa sebenarnya pemikiran kreatif dari para psikopat sebenarnya harus bisa dimanfaatkan, dan tidak harus membuat orang-orang yang punya tendensi psikopatik jadi dimarginalisasi.
Psikopat bukan penyakit jiwa
Meski frase 'psikopat' seringkali dikaitkan dengan kriminalitas dan berbagai hal yang kita tahu negatif secara mental, ternyata sifat psikopat tidak termasuk masalah mental yang berada pada ranah psikiatri maupun psikologis. Kata-kata 'psikopat' sendiri secara tidak konsisten sudah dipakai di dunia medis sejak lama, namun kini psikopat dikenal sebagai subkategori atau tambahan ilmu dari masalah kepribadian anti sosial.
Namun banyak yang mengkritisi gagasan tersebut, di mana seorang anti sosial dan psikopat dianggap tak pernah sama, dan sangat jauh berbeda. Akhirnya, hingga saat ini, masih belum ada keputusan konkret akan isu tersebut.
Memang banyak yang menggolongkan psikopat adalah penyakit jiwa, namun tidak ada psikopat dalam penyakit jiwa.
Sifat psikopat adalah hal yang kabur dan tak pernah mutlak
Berbeda dengan pandangan orang terhadap psikopat biasanya, seorang psikopat tak bisa dipandang secara hitam dan putih. Artinya, tak selalu seorang psikopat adalah seorang psikopat, karena kondisi tersebut terjadi dalam spektrum, layaknya autisme.
Memang seseorang bisa mempunyai tendensi minor, sedang, atau besar untuk jadi seorang psikopat, namun psikopat bukanlah permasalahan yang bisa dilihat secara biologis. Tidak pernah ada tes secara biologis yang dapat mengidentifikasi seseorang ini adalah psikopat atau bukan.
Untuk mengidentifikasi seseorang mempunyai tendensi psikopat atau tidak, yang dilakukan adalah tes kepribadian, dan observasi rekaman perilaku. Tes yang bernama PCL-R ini berformat interview semi terstruktur, yang menilai seseorang yang murni dari perilakunya.
Psikopat tak selalu bermain dengan kekerasan
Dalam industri hiburan, kata 'psikopat' sangat lekat dengan pembunuh berdarah dingin. Mungkin hampir tidak ada gambaran yang baik bagi psikopat di media seperti film, novel, maupun televisi. Namun di kehidupan nyata, tendensi psikopat tak selalu menjadikan seseorang pembunuh berdarah dingin.
Karakteristik paling utama yang dimiliki oleh psikopat, sebenarnya tak berkutat di kekerasan. Yang jelas, mereka sangat tidak memiliki empati, egois dan dapat memanipulasi situasi. Memang benar, hal ini seringkali digunakan untuk berbuat kejahatan, namun tak selalu hal ini terjadi. Banyak sekali orang dengan tendensi psikopat yang justru sukses di dunia bisnis, dikarenakan kondisi alami kepribadiannya yang kejam.
Bahkan, beberapa karir cukup menjanjikan jika dijalankan oleh seorang psikopat. Profesi ini antara lain bidang hukum, media, serta marketing dan sales.
Banyak psikopat yang menghuni penjara
Meski tak semua psikopat adalah pelaku kekerasan dan kriminal, ternyata mereka yang menggunakan kekerasan, kebanyakan adalah psikopat. Memang tidak akurat untuk berasumsi bahwa psikopat selalu berakhir jadi penjahat, namun faktanya ternyata angka psikopat yang ada di dalam penjara cukup tinggi.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal NCBI dari US National Library of Medicine, menyatakan bawa 50 hingga 80 persen narapidana mempunyai kriteria orang-orang yang punya masalah kepribadian anti sosial. Dari penelitian yang sama, 15 persen penghuni penjara adalah psikopat. Hal ini sangat memberi perbandingan jelas, di mana di masyarakat psikopat hanya ada 1 hingga 5 persen.
Psikopat wanita dan pria itu sama, namun terlihat berbeda
Penelitian telah membuktikan bahwa psikopat yang ada di penjara biasanya adalah seorang pria. Para ilmuwan dan pakar biologi pun punya alasan kuat di balik ini, mulai penjelasan secara biologis, hingga gagasan bahwa wanita akan lebih tidak dianggap sebagai penjahat karena perilaku jahat selalu diharapkan masyarakat muncul dari lelaki.
Meski demikian, psikopat wanita memang ada, dan punya sifat yang serupa dengan pria. Tak ada yang membedakan, kecuali pandangan masyarakat terhadap gender mereka.
Satu-satunya yang membedakan adalah cara mengekspresikannya. Hal ini adalah hal yang cukup rumit, di mana para psikopat wanita akan mengekspresikan tindakan psikopatik mereka ke perilaku yang sering disalah artikan sebagai penyakit kejiwaan. Hal ini juga jadi alasan mengapa psikopat wanita tak teridentifikasi dalam jumlah banyak.
(mdk/idc)