Begini Cara Memberi Edukasi Seks yang Tepat Bagi Anak Sesuai Usia Mereka
Edukasi seks dan kesehatan reproduksi yang tepat dari orangtua bisa sangat menentukan pemerolehan pengetahuan sang anak. Dengan pengetahuan yang tepat dari anak, maka mereka bisa lebih memahami perbedaan antara pria dan wanita secara tepat.
Salah satu tantangan bagi orangtua adalah memberi edukasi seks dan kesehatan reproduksi yang sangat penting bagi anak di masa kini. Hal ini biasa menjadi tantangan bagi orangtua dan kerap menimbulkan kebingungan.
Edukasi seks dan kesehatan reproduksi yang tepat dari orangtua bisa sangat menentukan pemerolehan pengetahuan sang anak. Dengan pengetahuan yang tepat dari anak, maka mereka bisa lebih memahami perbedaan antara pria dan wanita secara tepat.
-
Apa yang harus diajarkan dalam pendidikan seks untuk anak? Melalui edukasi seksual, anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, hubungan interpersonal yang sehat, serta hak dan kewajiban dalam pernikahan.
-
Bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan edukasi seks pada anak? “Saat menjelaskan, gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia anak. Misalnya, saat anak masih balita, bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan menjelaskan bahwa ada bagian-bagian tubuh yang bersifat privat,” kata Kasandra, dikutip dari Antara.
-
Bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan seks yang sesuai untuk anak? "Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan," kata Meita. Pendidikan ini harus diberikan dengan cara yang tepat agar anak dapat memahami dan mengaplikasikannya.
-
Bagaimana caranya agar anak bisa memahami tentang hubungan seksual? Pentingnya memberikan pemahaman seksual yang tepat sejalan dengan perkembangan usia anak menjadi kunci dalam menghindari dampak negatif ini.
-
Kapan sebaiknya memulai edukasi seksual pada anak? Kasandra mengatakan dalam memberikan pendidikan seksual, sudah bisa dilakukan sejak anak berusia sekitar dua atau tiga tahun. Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama organ tubuh, termasuk alat kelamin.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
Ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu, Inez Kristanti, psikolog klinis dari Angsa Merah, memberikan sedikit tips mengenai tahapan edukasi seks yang sesuai dengan usia anak.
1. Usia 1 hingga 2 Tahun
Inez mengatakan, di usia satu sampai dua tahun, anak sudah mulai mengerti tentang bahasa dan kata-kata. Di tahap ini, edukasi seks bisa dimulai dengan mengajarkan tentang organ tubuh, termasuk organ seksual.
"Kita juga perlu mengajarkan itu dengan nama sebenarnya. Biasanya kita pakai kata 'burung' atau bahasa daerah, terkadang disamarkan. Nah itu seharusnya sudah diberikan bahasa yang sebenarnya, ini penis, ini vagina," kata Inez.
"Dari situ kita mulai menormalisasi pembicaraan seksualitas dengan anak," sambungnya.
2. Usia 3 sampai 5 Tahun
Kemudian, di usia sekitar tiga sampai lima tahun, orangtua juga harus mulai sadar dan waspada tentang banyaknya pelecehan seksual yang kerap terjadi. Maka dari itu, mereka harus diajarkan tentang bagian-bagian tubuh yang bersifat personal.
(Misalnya) ini lho bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain," kata Inez menambahkan. Selain itu, jelaskan juga fungsi-fungsinya.
3. Usia Lima hingga 8 Tahun
Lalu, di usia lima hingga delapan tahun, anak sudah mulai bersosialisasi dengan teman sebayanya serta mengenal tentang jenis kelamin. Di situ, mereka sudah bisa diberikan edukasi seputar gender.
"Kemudian juga terkait citra tubuh, terkait bagaimana mencintai diri kita sendiri, menghargai diri kita sendiri," terang Inez.
4. Usia 8 sampai 12 Tahun
Hingga 12 tahun, anak sudah memasuki menjelang pubertas. Di sini, orangtua harus mengajarkan tentang kondisi itu serta perubahan yang akan terjadi.
"Memang pembicaraan terkait ini akan lebih baik jika diberikan oleh orangtua yang jenis kelaminnya sama dengan anak. Ibu memberikan edukasi pada anak perempuan, ayah memberikan edukasi pada anak laki-laki," Inez merekomendasikan.
"Tapi bukan berarti menutup kemungkinan yang lain juga terlibat. Tapi juga tetap yang memberikan pesan yang sesuai jenis kelaminnya, tapi sebaiknya yang ideal, ayah dan ibu terlibat."
Di usia tersebut, mereka juga mulai aktif secara seksual. Orangtua harus bisa membicarakan tentang hal-hal tersebut. Beberapa di antaranya seperti gairah seks serta munculnya ketertarikan dengan lawan jenis.
5. Memasuki Usia Remaja
Di usia lebih lanjut, anak sudah memasuki usia remaja. Sehingga, orangtua harus mulai menjadi teman untuk bicara soal seks pada mereka.
"Jadi kalau sebelumnya lebih ke memberikan informasi tapi tetap berkomunikasi, informasi dua arah, di usia remaja peran paling krusial adalah menjadi teman," kata Inez.
Di sini, ketika anak bicara tentang seks, orangtua tidak boleh memberikan penghakiman padanya. Inilah yang harus dihindari.
"Jadi kita menjadi teman yang bisa berdiskusi dua arah," tandasnya.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com