Orang Tua Wajib Tahu! Begini Cara Mengajarkan Pendidikan Seks untuk Anak
Pendidikan seks terhadap perlu disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak
Maraknya pelecehan seksual terhadap anak, membuat orang tua menjadi was-was. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan Pendidikan seks kepada anak. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah anak dari pelecehan. Sehingga anak tahu bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan tidak.
Namun, untuk mengajarkan anak soal soal seks tidak bisa sembarang. Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra A. Putranto, mengatakan pendidikan seksual perlu disampaikan dengan cara yang tepat dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan usia agar mudah dimengerti anak.
-
Bagaimana mengajarkan pendidikan seks pada anak? Mengenalkan informasi seksual secara bertahap sesuai dengan tingkat usia anak sangat penting.
-
Kenapa pendidikan seks penting untuk anak? Pendidikan seks yang terbuka dan jujur sejak usia dini dapat membantu anak memahami pentingnya menghormati tubuh mereka dan memahami perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan.
-
Apa manfaat pendidikan seks untuk anak? Dengan memberikan pendidikan seksual yang akurat, anak akan memiliki pemahaman yang benar tentang tubuh dan seksualitas.
-
Bagaimana cara orang tua mengajarkan batasan seksual yang sehat pada anak? Orang tua perlu menetapkan batasan seksual yang sehat dan penting untuk mendapatkan persetujuan dari anak terlebih dahulu. Anak harus diajarkan bahwa tidak ada yang berhak menyentuh mereka atau membuat mereka merasa tidak nyaman tanpa izin mereka.
-
Siapa yang perlu terlibat dalam pendidikan seks anak? Keterlibatan semua orang tua dalam diskusi tentang seks sangat penting.
-
Mengapa edukasi seksual dari orang tua penting untuk remaja? Dengan begitu, anak remaja tidak perlu mencari informasi dari sumber yang tidak terpercaya, yang dapat berpotensi membahayakan mereka.
“Saat menjelaskan, gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia anak. Misalnya, saat anak masih balita, bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan menjelaskan bahwa ada bagian-bagian tubuh yang bersifat privat,” kata Kasandra, dikutip dari Antara.
Kasandra mengatakan dalam memberikan pendidikan seksual, sudah bisa dilakukan sejak anak berusia sekitar dua atau tiga tahun. Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama organ tubuh, termasuk alat kelamin. Pada usia ini, penting untuk orang tua menjelaskan bahwa tubuh anak adalah satu hal yang privat dan harus dihormati.
Cara lain dalam memberikan edukasi seksual adalah dengan metode diskusi terbuka dan menciptakan suasana agar anak merasa nyaman untuk bertanya.
“Diskusikan topik-topik terkait seksualitas secara terbuka dan tanpa rasa malu. Ini akan membantu anak merasa lebih aman untuk berbagi pertanyaan atau kekhawatiran mereka,” tulisnya.
Gunakan Alat Bantu Sesuai Usia Anak
Selain dengan diskusi, orang tua juga bisa menggunakan alat bantu berupa gambar atau buku yang sesuai dengan usia anak yang dapat membantu menjelaskan konsep-konsep yang mungkin sulit dipahami. Gambar dan warna juga akan membuat pembelajaran lebih menarik.
Kasandra mengatakan seiring bertambahnya usia anak, penting juga untuk mulai membahas risiko yang terkait dengan hubungan seksual, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual. Ajarkan juga tentang tanggung jawab dalam berhubungan dengan orang lain.
“Selain memberikan informasi, penting untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika terkait seksualitas. Ini termasuk menghargai diri sendiri dan orang lain, serta memahami pentingnya hubungan yang sehat,” ujarnya.
Melalui edukasi seksual, anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, hubungan interpersonal yang sehat, serta hak dan kewajiban dalam pernikahan.
Dengan pengetahuan ini, diharapkan nantinya anak dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang kesehatan reproduksi mereka dan menghindari pernikahan dini.
Pendidikan seksual sejak dini juga dapat membantu anak-anak menghormati diri sendiri, kesehatan seksualnya, dan lawan jenis.
“Pendidikan seksual dapat membantu anak-anak menghindari risiko-risiko masalah kejahatan seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penularan penyakit menular seksual (PMS),” pungkas Kasandra.