Bisa Berbeda di Tiap Orang, Ketahui Perbedaan Kebutuhan Karbohidrat di Masing-masing Orang
Antara pekerja fisik dengan pekerja kantoran, terdapat perbedaan kebutuhan karbohidrat di antara keduanya.
Kebutuhan karbohidrat setiap individu bisa sangat bervariasi, tergantung pada jenis pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan. Dr. Tan Shot Yen, seorang dokter ahli gizi komunitas, menegaskan bahwa kebutuhan karbohidrat pekerja kantoran yang lebih banyak menggunakan otak tentu berbeda dengan pekerja yang mengandalkan tenaga fisik, seperti kuli bangunan atau atlet. Pemahaman ini penting untuk dipegang, karena pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Masyarakat Indonesia pada umumnya mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Selain nasi, pangan lokal seperti ubi, singkong, jagung, dan kentang juga menjadi sumber karbohidrat yang lazim dikonsumsi. Namun, tidak jarang orang menikmati umbi-umbian sebagai camilan di pagi hari dan kemudian melanjutkan dengan makan nasi.
-
Apa saja contoh sumber karbohidrat? Karbohidrat bisa berasal dari makanan yang kaya karbohidrat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu.
-
Apa saja contoh makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks? Contoh makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks termasuk oatmeal tanpa pemanis, quinoa, barley, dan beras merah.
-
Bagaimana karbohidrat kompleks meningkatkan energi? Proses ini menghasilkan pelepasan glukosa ke dalam darah secara perlahan, yang memberikan sumber energi yang stabil dan bertahan lama.
-
Bagaimana cara mengonsumsi karbohidrat yang sehat? Jadi tetap karbohidratnya ada, protein ada, lemaknya juga ada. Pilih lemak yang lebih sehat lah terutama," katanya.
-
Bagaimana karbohidrat kompleks memberikan energi lebih lama? Karbohidrat sederhana dapat memberikan energi dengan cepat, sedangkan karbohidrat kompleks akan memberikan energi lebih lama.
-
Apa saja contoh makanan yang mengandung karbohidrat yang baik untuk anak? Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 makanan yang merupakan sumber karbohidrat padat gizi untuk memastikan si Kecil mendapatkan tenaga yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Kebiasaan ini berpotensi menyebabkan konsumsi "double carbo," di mana seseorang mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah berlebih, yang kemudian diubah menjadi gula dalam tubuh. Hal ini berisiko meningkatkan kadar gula darah dan berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan.
"Yes, exactly (ya, tepat). Makanya, umbi-umbian sering (dijajakan) pada pegawai bangunan. Kalau ada proyek bangunan, itu depannya ada mamang-mamang jualan ubi rebus, singkong rebus," jelas Dr. Tan Shot Yen dalam sebuah acara Media Talk bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Menurutnya, pekerja yang menggunakan otot secara intensif sepanjang hari memang membutuhkan asupan karbohidrat yang tinggi untuk mendukung aktivitas fisik mereka. Sebaliknya, pekerja kantoran yang lebih banyak menggunakan otak dan tidak terlalu aktif secara fisik, memerlukan asupan karbohidrat yang lebih sedikit.
"Yang mau saya ajarkan, Anda kerjanya seperti apa? Kalau Anda kerjanya pakai otot, tentu Anda makan seperti orang yang kerjanya pakai otot. The problem is (masalahnya adalah) Anda kerjanya pakai otak. Orang yang kerjanya pakai otak tentu kebutuhannya tidak sama dengan otot," tambahnya.
Dr. Tan juga menekankan pentingnya memilih karbohidrat yang rendah kalori, tinggi antioksidan, dan tinggi serat bagi mereka yang lebih banyak bekerja dengan otak.
"Jadi, kalau Anda lebih banyak kerjanya dengan otak maka membutuhkan karbo yang less calorie (rendah kalori), tinggi antioksidan, tinggi serat," katanya.
Ia menyarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah dibandingkan pati, terutama bagi mereka yang tidak membutuhkan asupan karbohidrat tinggi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa saran ini tidak berlaku bagi mereka yang membutuhkan energi ekstra, seperti atlet olimpiade atau kuli kapal.
Selain itu, Dr. Tan mengingatkan tentang dampak buruk konsumsi gula berlebih, terutama dari minuman dan makanan berpemanis. Menurutnya, konsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat menekan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko infeksi, memicu hiperaktivitas, kecemasan, serta memperburuk kondisi kesehatan lainnya.
"Terlalu banyak konsumsi gula juga dapat menghambat penyerapan protein, mempermudah timbulnya sakit kepala dan migren, serta menyebabkan gangguan hormonal terutama saat akil balig," jelasnya.