Konsumsi Double Carbo Bisa Buat Gula Darah Naik, Waspadai Makan Nasi Setelah Singkong
Banyak orang makan nasi dan singkong berdekatan. Hal ini bisa memicu naiknya gula darah.
Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan nasi sebagai makanan pokok sehari-hari. Di hampir setiap rumah, nasi menjadi pilihan utama sebagai sumber karbohidrat. Namun, selain nasi, terdapat berbagai sumber karbohidrat lain yang tak kalah bergizi, seperti singkong, ubi, jagung, dan kentang. Meskipun karbohidrat penting sebagai sumber energi, mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan tanpa disadari adalah mengonsumsi nasi setelah makan singkong atau ubi. Praktik ini, yang dikenal dengan istilah 'double carbo,' dapat mengakibatkan konsumsi karbohidrat berlebihan, yang pada gilirannya dapat memicu lonjakan gula darah dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes.
-
Kenapa bahaya makan nasi dan singkong barengan? Hal ini berbahaya karena karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi gula. Jika jumlahnya berlebihan, kadar gula darah dapat meningkat dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes.
-
Kenapa nasi singkong lebih baik untuk diabetes? Bagi individu yang menderita diabetes dan masalah ginjal, pilihan jenis nasi dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan mereka. Salah satu alternatif yang semakin populer adalah nasi singkong, yang memiliki keunggulan dalam membantu mengontrol kadar gula darah serta menjaga kesehatan ginjal.
-
Apa dampak kelebihan karbohidrat pada gula darah? Kelebihan karbohidrat, terutama yang berasal dari sumber-sumber sederhana seperti gula dan tepung olahan, dapat menyebabkan kenaikan gula darah yang cepat setelah konsumsi. Meskipun ini memberikan energi segera, tetapi diikuti oleh penurunan gula darah yang drastis, menyebabkan penurunan energi dan kelelahan.
-
Apa yang harus dipertimbangkan selain nasi dalam mengontrol gula darah? Namun, mengonsumsi nasi merah atau nasi putih yang disimpan saja tidak cukup untuk mengontrol gula darah. Penderita diabetes juga harus memperhatikan porsi dan jenis makanan lain yang dikonsumsi bersama nasi, seperti lauk, sayur, dan buah.
-
Bagaimana cara nasi merah membantu menjaga gula darah? Dengan indeks glikemik yang rendah, nasi merah membantu menjaga kadar gula darah agar tidak melonjak secara drastis saat puasa
-
Gimana semangka bisa menyebabkan peningkatan gula darah? Semangka memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Mengonsumsi semangka berlebihan dapat meningkatkan level glukosa dalam darah dan membahayakan bagi penderita diabetes.
Menurut Tan Shot Yen, seorang dokter ahli gizi komunitas, kebiasaan ini sangat umum terjadi di Indonesia. Banyak orang yang menjadikan singkong atau ubi sebagai camilan, dan tak lama kemudian, mereka makan nasi sebagai makanan utama.
"Makanya, umbi-umbian sering dijajakan pada pegawai bangunan. Kalau ada proyek bangunan, itu depannya ada mamang-mamang jualan ubi rebus, singkong rebus," ujarnya.
Masalahnya, konsumsi karbohidrat yang tinggi ini sering kali tidak disertai dengan aktivitas fisik yang memadai, terutama bagi pekerja kantoran yang lebih banyak menggunakan otak daripada otot.
Tan Shot Yen juga menekankan pentingnya mengenali kebutuhan tubuh masing-masing individu. Pekerja kantoran yang cenderung memiliki aktivitas fisik yang rendah sebaiknya lebih bijak dalam memilih sumber karbohidrat. Karbohidrat yang rendah kalori, tinggi serat, dan kaya antioksidan, seperti sayur dan buah, lebih dianjurkan untuk mereka. Mengonsumsi terlalu banyak nasi dan umbi-umbian tanpa aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan penumpukan gula dalam tubuh, yang berpotensi memicu berbagai penyakit.
"Orang yang kerjanya pakai otak tentu kebutuhannya tidak sama dengan otot," tambahnya.
Kesehatan bukan hanya soal menghindari penyakit, tetapi juga soal menjaga keseimbangan asupan nutrisi yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, penting untuk lebih selektif dalam memilih jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Sebaiknya perbanyak konsumsi sayur dan buah dibandingkan dengan makanan bertepung, terutama bagi mereka yang memiliki gaya hidup yang lebih sedikit bergerak.
"Perbanyak sayur dan buah ketimbang patinya. Tapi itu tidak berlaku bagi atlet olimpiade atau pekerja fisik seperti kuli kapal," lanjut Tan.
Selain waspada terhadap konsumsi 'double carbo,' perhatian juga perlu diberikan pada asupan gula tambahan dari minuman manis. Kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan risiko infeksi, memicu hiperaktivitas, kecemasan, kesulitan konsentrasi, memperburuk penglihatan, dan merusak gigi. Tak hanya itu, konsumsi gula berlebih juga dapat mengganggu penyerapan kalsium dan protein dalam tubuh, serta memicu sakit kepala, migrain, bahkan depresi.
Dengan memahami risiko yang ditimbulkan oleh konsumsi karbohidrat berlebihan, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengatur pola makan sehari-hari. Pilihlah sumber karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan fisik Anda dan hindari konsumsi berlebihan yang dapat merugikan kesehatan. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan tubuh adalah investasi jangka panjang yang harus dilakukan setiap hari.