Dapatkah Seseorang Jadi Kebal Terhadap Bisa Gigitan Ular?
Gigitan ular merupakan salah satu hal yang masih menjadi hal yang mengancam kehidupan manusia saat ini. Keracunan bisa ular dapat menimbulkan dampak fatal bagi seseorang terutama karena beragamnya jenis ular serta terbatasnya penawar bisa ular ini.
Gigitan ular merupakan salah satu hal yang masih menjadi hal yang mengancam kehidupan manusia saat ini. Keracunan bisa ular dapat menimbulkan dampak fatal bagi seseorang terutama karena beragamnya jenis ular serta terbatasnya penawar bisa ular ini.
Ular dapat mematikan manusia karena mereka menghasilkan dan menginjeksikan bisa atau venom yang mengandung berbagai zat toksik yang sangat berbahaya bagi organisme yang diserang. Toksin tersebut dapat memiliki efek merusak pada sel-sel tubuh, mempengaruhi sistem saraf, mengganggu pembekuan darah, atau merusak organ-organ vital.
-
Apa contoh kalimat fakta yang menunjukkan ciri khas dari negara Indonesia? Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas lima pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Apa saja manfaat tahu untuk kesehatan tubuh? Beragam manfaat tahu bagi kesehatan yang ternyata cukup banyak. Bisa turunkan risiko diabetes hingga lindungi ginjal.
-
Bagaimana kesurupan bisa dijelaskan dari sudut pandang kesehatan? Kesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain. Orang yang kesurupan biasanya tidak sadar akan apa yang ia lakukan dan tidak bisa mengendalikan dirinya.
Bisa ular mengandung berbagai jenis toksin yang berbeda, seperti neurotoksin, hemotoksin, miotoksin, atau zat-zat lain yang dapat menyebabkan kerusakan parah pada jaringan tubuh dan fungsi vital. Neurotoksin, misalnya, mempengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan, kejang, atau gagal napas. Hemotoksin dapat mempengaruhi pembekuan darah dan menyebabkan perdarahan yang berat, sedangkan miotoksin dapat merusak jaringan otot.
Selain itu, beberapa jenis ular dapat menghasilkan bisa dengan konsentrasi toksin yang sangat tinggi, yang dapat memperburuk dampaknya pada manusia. Beberapa faktor juga memengaruhi tingkat keparahan gigitan ular, seperti ukuran ular, jumlah bisa yang diinjeksikan, dan lokasi gigitan.
Berdasar temuan yang ada sebelumnya, secara umum primata dan leluhur manusia lebih kebal terhadap bisa gigitan ular. Walau begitu, tak serta merta hal ini membuat kita benar-benar tidak terdampak dari gigitan ular.
Walau manusia mungkin lebih kuat dibanding jenis primata lain, namun risiko fatal akibat bisa ular ini tetap besar. Hanya ada beberapa kasus tertentu manusia yang benar-benar kebal terhadap bisa ular.
Butuh 200 Lebih Gigitan Ular untuk Jadi Kebal
Seseorang tidak secara alami kebal terhadap bisa ular. Namun, ada beberapa kasus di mana individu yang terpapar secara berulang dengan dosis yang kecil dari bisa ular dapat mengembangkan kekebalan atau toleransi terhadap efek toksiknya. Proses ini disebut sebagai toleransi atau resistensi.
Pada umumnya, kekebalan terhadap bisa ular tidak umum terjadi pada manusia. Beberapa kelompok masyarakat yang sering berinteraksi dengan ular, seperti penangkap ular atau pemilik ular berbisa, dapat mengembangkan tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap bisa ular tertentu.
Munculnya kasus-kasus unik kekebalan manusia terhadap bisa ular bisa ditelisik sangat panjang. Dari masa lalu hingga di zaman modern ini, terdapat sejumlah manusia yang kebal terhadap bisa ular dan membentuk kekebalan tubuh.
Salah satu kisah yang paling luar biasa adalah yang dilakukan Bill Haast, pemilik dan direktur dari Miami Serpentarium. Sepanjang usianya, dia menyuntikkan berbagai bisa ular ke tubuhnya untuk membangun kekebalan.
Ajaibnya, Haast tetap bisa hidup cukup panjang hingga usia 100 tahun. Diketahui bahwa dia tetap selamat dan kebal terhadap bisa ular setelah terpapar lebih dari 200 bisa ular sepanjang hidupnya.
Kondisi unik yang dialami Haast ini membuatnya menyumbangnya darahnya untuk mengatasi gigitan ular ketika penawar bisa yang tepat tidak ada. Diketahui bahwa darahnya mampu menyelamatkan lebih dari 20 kasus.
Kisah lain yang serupa juga dilakukan peneliti amatir Tim Friede. Dia telah selamat terhadap lebih dari 160 gigitan ular dan menyumbangkan darahnya untuk menawarkan bisa ular.
(mdk/RWP)