Dibanding pria, wanita lebih peka terhadap perihnya putus cinta
Wanita mengalami rasa sakit emosional yang lebih parah ketika putus cinta.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Binghamton University menunjukkan bahwa wanita mengalami rasa sakit emosional yang lebih parah ketika putus cinta. Namun, peneliti juga menemukan bahwa wanita lebih bisa sepenuhnya pulih dari putus cinta ketimbang pria.
Para peneliti dari Universitas Binghamton dan University College London meminta 5.705 peserta dari 96 negara untuk menilai rasa sakit emosional dan fisik yang dikarenakan putus cinta dari skala satu (tidak) sampai 10 (tak tertahankan).
Mereka menemukan bahwa wanita cenderung lebih terpengaruh oleh rasa patah hati. Mereka bahkan mengalami rasa sakit fisik dan emosional.
Dalam hal rasa sakit emosional, wanita rata-rata memberi poin 6,84, sedangkan pria 6,58 Dan dalam hal rasa sakit fisik, wanita rata-rata memberi poin 4,21 dibandingkan pria yang hanya 3,75.
Meski begitu, wanita cenderung dapat sepenuhnya pulih dari putus cinta. Di sisi lain, pria tidak pernah sepenuhnya penuh pulih dari putus cinta. They simply move on!
Baca juga:
Tragis, siswa-siswi ini bunuh diri karena masalah percintaan
Ini alasan kenapa wanita lebih 'menderita' setelah putus cinta
Pria ini ngumpet di kolong tempat tidur mantan kekasih selama 3 hari
6 Cara kembali membuka hati setelah tersakiti
Waspadai 5 tanda ketika rasa cinta mulai memudar
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Kapan hasil tes kesehatan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta akan diumumkan? “Kami tadi sepakat dalam rapat sebelumnya juga bahwa kita akan terima hasilnya (dari RSUD Tarakan) di tanggal 2 September pukul 15.00 di kantor KPU DKI Jakarta,” kata Komisioner KPUD Jakarta, Dody Wijaya dikutip Sabtu (31/8).
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Bagaimana proses tes kesehatan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta? Adapun untuk tahapan tes kesehatan yang dijalani bakal cagub dan cawagub berlangsung sekitar 11 jam 20 menit, diawali USG Alcdomen, Nontgen Toone, pemeriksaan Lab dan Narkotika, penyakit dalam, Bedah Bedah Umum, Bedah Urologi, Bedah Ortepedi.Pemeriksaan Paru spirometri, THT-KL, MRI Brain Non Kontras, Neurologi Nerve Conduction Velocity, Pemeriksaan Mata, Jantung, Pembuluh Darah, dan diakhiri pemeriksaan gigi serta mulut.
-
Apa tujuan utama dari tes kesehatan yang dilakukan kepada bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta? “Ini bukan sehat atau tidak sehat ya, tapi mampu atau tidak mampu secara jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas sebagai gubernur dan wakil gubernur selama 5 tahun ke depan,” jelasnya.