Gaya Hidup Tak Tepat pada Seseorang Bisa Picu Munculnya Hipertensi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa munculnya penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat dipengaruhi oleh pola hidup atau gaya hidup yang dijalani seseorang.
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami seseorang terutama pada masa kini. Hal ini semakin berisiko ketika seseorang memiliki gaya hidup yang tidak tepat.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa munculnya penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat dipengaruhi oleh pola hidup atau gaya hidup yang dijalani seseorang.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Bagaimana cara untuk mencegah hipertensi? Dalam rangka pencegahan hipertensi, Prima menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan makanan berlemak. Ia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan olahan dan cepat saji serta meningkatkan asupan ikan, buah-buahan, dan sayuran.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Siapa saja yang berisiko terkena hipertensi? Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Sehingga, saat orang tua memiliki riwayat hipertensi maka hal itu berpotensi menurun pada anak.
“Hipertensi itu karena dia menyangkut tekanan darah, denyut jantung juga mempengaruhi (kondisi kita). Tapi memang sifatnya ada yang sudah jadi penyakit permanen atau karena stres,” kata Reisa beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Reisa menuturkan hipertensi tidak boleh dianggap sepele karena datang tanpa disertai adanya gejala, sehingga banyak penderitanya baru tahu ketika memeriksakan dirinya. Penyakit itu, bisa datang menimbulkan komplikasi atau beri dampak penyakit lain.
Hipertensi sendiri punya dua faktor risiko yakni yang bisa diubah atau tidak bisa diubah. Pada faktor yang tidak bisa diubah biasanya berupa umur atau ada riwayat keturunan dari keluarga, sedangkan yang bisa diubah adalah gaya hidup seseorang.
Reisa menyoroti bahwa gaya hidup seseorang yang dijalankan dengan perilaku tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik sampai konsumsi garam berlebih dan kegemukan bisa memicu munculnya hipertensi lebih tinggi.
“Stres juga bisa jadi faktor risiko, itu semua bisa kita ubah. Mengutip cara dari Kementerian Kesehatan kita harus CERDIK,” ucapnya.
CERDIK merupakan perilaku hidup sehat yang dinilai bisa menjauhkan masyarakat dari berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit pembuluh darah, jantung, hingga masalah ginjal.
CERDIK sendiri artinya adalah (C)ek kesehatan secara berkala yang membantu masyarakat mendeteksi penyakit dalam sejak dini, melalui monitoring tekanan darah, menimbang berat badan mengukur tinggi badan hingga denyut nadi dan kadar kolesterol teratur.
Kemudian ada (E)nyahkan asap rokok. Reisa mengatakan dampak rokok juga bukan hanya pada sektor kesehatan, tapi juga keuangan. (R)ajin berolahraga secara rutin setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak tiga sampai lima kali per minggu.
(D)iet sehat dan seimbang, yakni dengan mengkonsumsi buah dan sayur seimbang, serta membatasi asupan gula, garam dan lemak (GGL) sesuai anjuran para pakar. (I)stirahat cukup yakni tujuh sampai delapan jam sehari, dan (K)urangi stres agar potensi penyakit kardiovaskuler berkurang. Misalnya dengan rekreasi, relaksasi, berpikiran positif dan bercengkerama dengan orang lain.
“Penerapan CERDIK yang paling penting itu konsisten, cara ini paling mudah diingat, mudah diterapkan. Jadi akan cepat melekat di dalam ingatan kita,” tandas Reisa.
(mdk/RWP)