Hati-Hati, Merokok Tingkatkan Risiko Terpapar Covid-19
Junior Doctor Network, dr. Vito Anggarino Damay, mengingatkan kebiasaan masyarakat dalam merokok sangat beresiko di masa pandemi ini. Tak hanya mengganggu jantung dan paru-paru, berbagai penyakit infeksi termasuk Covid-19 juga rentan tertular. Risiko ini juga mengintai para perokok pasif.
Junior Doctor Network, dr. Vito Anggarino Damay, mengingatkan kebiasaan masyarakat dalam merokok sangat beresiko di masa pandemi ini. Tak hanya mengganggu jantung dan paru-paru, berbagai penyakit infeksi termasuk Covid-19 juga rentan tertular. Risiko ini juga mengintai para perokok pasif.
"Orang yang merokok lebih berisiko dirawat karena penyakit berat termasuk COVID-19 juga," terangnya dalam Dialog Produktif dengan tema 'Awasi Penyakit Tidak Menular untuk Tetap Produktif dan Aman COVID-19' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), ditulis Rabu (11/11).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Tingginya risiko ini karena perokok menyentuh mulut berulang-ulang kali ketika memegang rokok. Tangan orang yang merokok ini belum tentu bersih dan bisa jadi terkontaminasi dengan virus.
Risiko ini juga harus diwaspadai para perokok pasif, yang juga dapat tertular dengan berbagai penyakit menular lainnya di masa Covid-19 ini. "Perokok pasif itu paling kasihan, karena kesannya tidak tahu apa-apa. Tidak ngerasain nikmatnya, malah ngehirup asap, malah terkena imbasnya," tambahnya.
Selain itu, kandungan rokok dan asap yang dihasilkan sangat berpotensi menurunkan kerja sel imun pada tubuh. "Karena asapnya (rokok), ada sel-sel radang, yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang. Makanya mudah terserang Covid-19, ataupun penyakit infeksi lain, karena pertahanan tubuhnya berkurang," papar dr. Vito.
Maka dari itu, di masa pandemi, masyarakat diimbau mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok. Bergantilah dengan pola hidup sehat dan makan yang bergizi, seperti banyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
Baca juga:
Kenalkan, Pahlawan Kesehatan Indonesia Profesor Sri Rezeki Hadinegoro
Dokter Reisa: Gotong Royong dan Bekerja Sama Sukseskan Penghentian Pandemi Covid-19
Berkat Banpres Produktif, Pedagang Pecel Lele Mampu Bertahan di Masa Pandemi
Imunisasi Kunci Eradiksi Penyakit Menular di Indonesia
Tersalurkan Rp366,86 T, Realisasi Anggaran PEN Telah Capai 52,8 Persen
Konsep OTG Covid-19 Belum Banyak Dipahami, Jaga Jarak Paling Jarang Dilakukan
Penggunaan Darurat Vaksin Bisa Diizinkan Asal Perhatikan Keamanan, Khasiat, dan Mutu