Hati-hati Keracunan Makanan! Ini Gejala, Cara Pencegahan, dan Tips Pertolongan Pertama yang Wajib Disimak
Keracunan makanan adalah salah satu penyakit akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi patogen, seperti virus, bakteri, atau parasit.
Apa Itu Keracunan Makanan?
Keracunan makanan, atau yang sering disebut gastroenteritis, merupakan inflamasi pada lapisan saluran pencernaan. Penyakit ini disebabkan oleh patogen yang masuk melalui makanan atau minuman. Gastroenteritis sering juga disebut sebagai flu perut atau flu lambung.
Keracunan makanan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk diare, mual, muntah, dan nyeri perut. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak dan orang lanjut usia.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Apa ciri utama keracunan makanan? Gejala keracunan makanan dapat bervariasi, tergantung pada jenis kontaminan, jumlah makanan yang dikonsumsi, serta kondisi kesehatan masing-masing individu. Berikut adalah beberapa gejala dan ciri umum yang sering muncul akibat keracunan makanan:
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Bagaimana mengobati keracunan makanan? Penanganan keracunan makanan bertujuan untuk mengatasi gejala yang muncul, mencegah terjadinya komplikasi, serta memulihkan kondisi tubuh. Metode penanganan yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan penyebab keracunan, tingkat keparahan, dan kondisi umum pasien.
-
Kenapa keracunan makanan berbahaya? Meskipun kebanyakan kasus keracunan makanan tidak berujung pada kematian, tetap saja hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi kelompok yang rentan seperti anak-anak, lansia, wanita hamil, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
Gejala Keracunan Makanan
Gejala keracunan makanan biasanya muncul dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, meskipun pada beberapa kasus, gejala baru muncul setelah beberapa hari. Gejala umum meliputi:
- Diare: Biasanya tanpa darah atau lendir jika disebabkan oleh virus, tetapi bisa bercampur darah jika disebabkan oleh bakteri.
- Mual dan Muntah: Muntah sering kali terjadi lebih awal dari gejala lain.
- Nyeri Perut: Rasa tidak nyaman atau kram di perut.
- Kehilangan Nafsu Makan dan Demam: Demam sering disertai dengan menggigil.
Dehidrasi adalah komplikasi umum akibat kehilangan cairan melalui muntah dan diare. Pada kasus yang lebih jarang, terutama yang disebabkan oleh parasit, keracunan makanan dapat mengakibatkan malnutrisi akibat penyerapan nutrisi yang terganggu.
Penyebab Keracunan Makanan
Keracunan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi patogen. Berikut adalah tiga jenis utama patogen penyebab:
Viral Gastroenteritis:
- Virus seperti rotavirus (umum pada anak-anak) dan norovirus (umum pada orang dewasa) adalah penyebab utama.
- Virus ini sering menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Bacterial Gastroenteritis:
- Bakteri seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Campylobacter adalah penyebab umum. E. coli, misalnya, sering ditemukan dalam daging mentah atau sayuran berdaun hijau yang terkontaminasi.
Parasit Gastroenteritis:
- Parasit seperti Giardia dan Cryptosporidium dapat menyebabkan infeksi global, meskipun lebih umum di daerah dengan standar kebersihan rendah.
Pengobatan Keracunan Makanan
Sebagian besar kasus keracunan makanan sembuh tanpa intervensi medis. Penanganan utama meliputi:
Mengganti Cairan dan Elektrolit:
- Minum cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
- Minum air sedikit demi sedikit jika muntah berlanjut.
- Membiarkan es batu mencair di mulut dapat membantu menjaga asupan cairan.
Istirahat:
- Mengistirahatkan tubuh memungkinkan sistem kekebalan bekerja optimal.
Kembali Makan Secara Bertahap:
- Konsumsi makanan ringan dan mudah dicerna seperti nasi putih atau roti.
Pada kasus yang parah atau jika dehidrasi tidak dapat dikontrol, intervensi medis mungkin diperlukan, termasuk pemberian cairan intravena.
Pencegahan Keracunan Makanan
Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari keracunan makanan. Beberapa cara efektif meliputi:
- Memasak makanan dengan matang terutama daging dan produk hewani.
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
- Mencuci sayuran dan buah menggunakan air bersih sebelum dikonsumsi.
- Menyimpan makanan dengan benar menggunakan suhu penyimpanan yang sesuai untuk menghindari pertumbuhan bakteri.
- Hindari konsumsi air mentah menggunakan air matang atau air minum kemasan.
Keracunan makanan adalah kondisi umum yang biasanya tidak berbahaya jika ditangani dengan benar. Meskipun demikian, penting untuk mengenali gejala, memahami penyebabnya, dan mengambil langkah pencegahan agar tetap sehat. Jika Anda termasuk dalam kelompok rentan atau mengalami gejala yang parah, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.