Makan Sambil Berdiri Ternyata Bisa Buat Lidah Jadi Tak Peka
Diketahui bahwa makan sambil berdiri ini bisa menyebabkan tekanan secara fisik dan mematikan indera perasa. Penelitian ini telah dipublikasikan pada Journal of Consumer Research dan menemukan bahwa postur sangat mempengaruhi persepsi rasa dan menjelaskan bahwa makanan terasa lebih lezat ketika kamu duduk.
Makan sambil berdiri merupakan sebuah hal yang sering dilakukan terutama ketika kita datang ke kondangan. Namun hal ini rupanya dapat membuat makanan yang kamu nikmati jadi tak selezat biasanya.
Dilansir dari Times of India, diketahui bahwa makan sambil berdiri ini bisa menyebabkan tekanan secara fisik dan mematikan indera perasa. Penelitian ini telah dipublikasikan pada Journal of Consumer Research dan menemukan bahwa postur sangat mempengaruhi persepsi rasa dan menjelaskan bahwa makanan terasa lebih lezat ketika kamu duduk.
-
Bagaimana peneliti ingin mengukur variabel pola makan sehat dalam penelitian kuantitatif tentang IMT remaja? Variabel Utama:- Variabel Independen: Pola makan sehat (dengan mengukur konsumsi buah, sayur, dan makanan bergizi).
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Di mana contoh penelitian kuantitatif tentang pengaruh pola makan sehat terhadap IMT remaja dilakukan? Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh pola makan sehat terhadap IMT remaja di lingkungan sekolah menengah atas.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
Penelitian ini melihat secara spesifik bagaimana sistem vestibular mempengaruhi sistem sensor gustatori pada tubuh. Sistem vestibular berperan dalam keseimbangan, postur, serta orientasi ruang. Sedangkan sistem sensor gustatori berperan pada indera pengecap.
"Temuan ini menyatakan bahwa orangtua mungkin bisa membuat makanan sehat dengan rasa tak lezat terasa lebih enak dengan membuat anak memakannya secara berdiri (dibanding ketika duduk). Hal ini juga berarti bahwa cukup menguntungkan untuk berdiri ketika mengonsumsi obat dengan rasa tak enak," jelas Dipayan Biswas, profesor di University of South Florida.
Tim peneliti menemukan bahwa gaya gravitasi mendorong darah ke bagian lebih rendah di dalam tubuh. Hal ini kemudian membuat jantung bekerja lebih keras memompa darah ke baigian atas tubuh.
Aktivitas ini kemudian berujung pada meningkatkan konsentrasi kortisol, yang merupakan hormon penyebab stres. Reaksi ini juga mengurangi sensitivitas sensorik yang mempengaruhi penilaian terhadap rasa, persepsi suhu, serta jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Ketika seseorang berdiri maka akan timbul perasaan tak nyaman pada dirinya. Hasil dari berdiri tersebut, makanan yang normalnya terasa lezat jadi tidak begitu nikmat lagi di lidah.
Tim peneliti mengonfirmasi hipotesis mereka dengan meminta 350 partisipan menilai rasa dari makanan. Mereka yang berdiri cenderung memberi nilai tak begitu lezat pada makanan dibanding mereka yang duduk.
Peneliti juga memperluas penelitian ini dengan memberi partisipan membawa tas belanja ketika mencicipi cemilan buah. Baik ketika berdiri ataupun duduk, partisipan mengaku bahwa makanan mereka terasa lebih tak enak.
Baca juga:
Antara Selada dan Kubis, Mana Sih yang Lebih Sehat?
Risiko Kanker Paru-Paru Perokok Pasif 2 Kali Lipat Dibanding yang tak Terpapar Rokok
5 Cara Mudah dan Sederhana untuk Memeriksa Kesehatan Kakimu
Kendati Dianggap Sebagai Pengganti Rokok Tembakau, Rokok Elektrik Masih Membahayakan
Kenapa Sih Hidung Selalu 'Meler' Ketika sedang Mengonsumsi Makanan Pedas?
3 Kombinasi Perawatan Wajah Ini Bisa Jadi Andalan untuk Melawan Penuaan