Miliki Persebaran yang Cepat, Kenali Sejumlah Gejala Campak pada Anak
"Peningkatan 32 kali lipat ini sangat mengejutkan," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Anggraini Alam beberapa waktu lalu.
Peningkatan kasus campak di Indonesia dari tahun 2021 ke tahun 2022 cukup mengkhawatikan. Diperkirakan terjadi peningkatan sebesar 32 kali lipat dari jumlah kasus campak di tahun sebelumnya.
Data pada 2022 menyebutkan ada 3.341 kasus campak, padahal di tahun sebelumnya ada 132 kasus suspek campak (melihat gejala awal belum dibuktikan lewat tes darah).
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan rambut anak selain dengan makanan? Kebiasaan ini mungkin terbilang sederhana namun dapat merusak rambut anak. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang perlu dihindari: 1. Sering KeramasKeramas memang penting untuk menjaga kebersihan rambut, namun jika terlalu sering, kebiasaan ini justru bisa merusak rambut serta menyebabkan kulit kepala gatal dan kering. Terlalu sering keramas juga bisa menghilangkan pelembap alami rambut. 2. Jarang KeramasSebaliknya, jarang keramas juga dapat merusak rambut. Jika tidak keramas secara teratur, kulit kepala dapat menjadi berminyak, yang dapat menyebabkan ketombe dan membuat rambut lebih lengket. 3. Mengeringkan Rambut dengan Pengering RambutMengeringkan rambut dengan pengering rambut atau mencatok rambut bisa memicu kebotakan dini. Penggunaan alat-alat ini dapat membuat rambut semakin rontok dan rapuh. Sebaiknya, keringkan rambut dengan bantuan kipas atau angin alami. 4. Menyisir Rambut Saat BasahMenyisir atau menata rambut saat basah bisa merusak rambut. Pada saat basah, rambut cenderung meregang, dan jika disisir, kutikula rambut dapat rusak. Oleh karena itu, sebaiknya sisir rambut setelah rambut kering. 5. Tidur dengan Rambut BasahTidur dengan rambut yang masih basah dapat menyebabkan rambut rapuh dan mudah kering. Rambut basah terlalu lama dapat menyebabkan hygral fatigue, yaitu rambut kehilangan lapisan terluar akibat batang rambut terlalu lembap. Efeknya, rambut pun rapuh dan mudah kering. 6. Tidur dengan HairsprayMembiarkan hairspray semalaman juga merusak rambut. Hairspray dapat mengeringkan batang rambut dan menggumpal di kulit kepala, menyebabkan gatal, ketombe, hingga rambut rontok. Sebaiknya, membersihkan hairspray segera setelah penataan rambut. 7. Mengikat Rambut Saat TidurMengikat rambut saat tidur juga dapat merusak rambut. Mengikat rambut terlalu ketat dapat menyebabkan rambut patah atau rontok, serta membuat kulit kepala gatal.
"Peningkatan 32 kali lipat ini sangat mengejutkan," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Anggraini Alam beberapa waktu lalu.
Bukan tanpa sebab IDAI menaruh perhatian besar pada peningkatan kasus campak. Hal ini lantaran penyakit akibat measles virus ini memiliki tingkat penularan tinggi sehingga rentan menyebabkan wabah.
"Jeleknya, penyebarannya cepat, kalau COVID-19 harus menunggu berkerumun, kalau campak enggak perlu pakai berkerumun sudah menyebar sendiri. Dan, penyakit yang paling potensial memicu wabah," kata wanita yang karib disapa Anggi.
Virus campak ditularkan terutama lewat udara (airborne). Seseorang pasien campak yang bernapas saja sudah mengeluarkan virus campak. Bila pasien campak batuk, virus makin jauh terlempar.
Lantas, apa saja gejala campak yang harus diwaspadai?
Anggi menekankan bahwa gejala campak sangat berbeda dengan dengue. Pada dengue ada demam dan merah-merah yang menonjol tapi sangat cepat hilang.
Sementara, lanjut Anggi, pada campak ruam merah hilang dalam tiga hingga empat hari.
Maka dari itu, orangtua perlu curiga bila anak mengalami demam disertai dengan ruam yang muncul secara berurutan. Anggi menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami campak bakal melewati tiga stadium, yakni:
Tiga Stadium Tanda Anak Kena Campak
1. Stadium prodromal : berlangsung 3-5 hari
Diawali dengan demam tinggi, lalu ada adanya 3 C yakni coryza, conjunctivitis, cough (masalah di saluran napas, mata merah, dan batuk). Lalu, muncul semacam titik-titik di area mulut yang disebut dengan Koplick's spots.
2. Stadium Erupsi dalam Hal Ini Muncul Ruam Khas
Mulai muncul ruam khas yang selalu munculnya dimulai dari belakang telinga lalu baru ke badan bagian belakang dan lengan atas baru ke arah perut turun ke tungkai bawah.
"Mulai ruam itu diantara rambut dan kulit. Paling mudah lihat di belakang telinga. Belum tahu in kenapa ruam yang muncul selalu teratur urutannya seperti itu," kata Anggi.
3. Stadium konvalesen
Semua gejala menghilang lalu ruam-ruam merah tadi menghitam lalu lama-lama menghilang.
Wajah Anak yang Kena Campak Seperti Marah
Anggi menuturkan bahwa anak yang terkena campak kerap menunjukkan wajah seperti marah. Hal itu bisa dipahami lantaran saat terkena campak rasanya tak keruan.
"Rasanya enggak enak banget ya ada demam, pegal-pegal, sakit kepala. Belum lagi ada batuk, bisa juga muntah dan pilek kering," kata Anggi.
Anggi mengingatkan bila anak memperlihatkan gejala yang mengarah ke campak termasuk demam dan ruam, sebaiknya segera dibawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain.
Selain dapat pengobatan juga bisa dilakukan upaya pengendalian agar tidak jadi wabah.
"Jadi, kalau ada demam dan ruam segera ke fasyankes. Nakes bisa memilah untuk bisa mengikuti rekomendasi dari IDAI. Lalu petugas bisa melaporkan. Ini penting supaya enggak jadi wabah," kata Anggi.
Reporter: Benedikta Desideria
Sumber: Liputan6.com