Pasien pengidap diabetes perlu edukasi yang cukup sejak dini
Pasien pengidap diabetes terkadang enggan memeriksakan penyakitnya, dan baru periksa saat kondisinya serius.
Pasien pengidap diabetes terkadang enggan memaparkan terkait masalah kesehatan yang dialaminya. Setelah sakitnya masuk ke dalam kategori yang cukup mengkhawatirkan barulah pasien tersebut mengeluhkan memeriksakannya.
Padahal saat seseorang terindikasi sakit yang masuk kategori sulit dilakukan pengobatan secara cepat, upaya pertama yakni segeralah melakukan pemeriksaan soal sakit yang sedang dialaminya.
Menurut Ketua Perkumpulan Endokronologi Indonesia (Perkeni) Achmad Rudijanto, fenomena demikian kerap dihadapi para dokter saat sedang melakukan penanganan pertama perihal penyakit yang diderita pasien tersebut. Untuk menyiasatinya, Achmad menyarankan cara persuasif lebih dikedepankan ketimbang rasa teror yang nantinya malah akan membuat pasien ketakutan.
"Supaya pasiennya merasa nyaman maka diberikan peraturan yang nyaman pula. Dimana pengetahuan mengenai sakit diabetes diberikan sejak awal," ujarnya dalam acara pemaparan dan lomba karya jurnalistik dengan tema penyakit diabetes yang diselenggarakan oleh PT Novo Nordisk Indonesia, di Oakwood Premier Cozmo Lantai 3, Loewy Oakwood, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (10/3).
Berdasarkan pengalamannya melakukan praktik. Lanjut Achmad, kondisi pasien berbeda-beda sehingga pola pendidikan yang dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sangatlah diperlukan."Buatlah pasien membuat nyaman dengan peraturan yang ada. Masing-masing tingkat pendidikan (pasien) tertentu tidak bisa disamakan dengan siapa saja (pasien lainnya)," papar Acmad.
Achmad menjelaskan, pendidikan mengenai penyakit diabetes yang menjadi momok menakutkan sebagian kalangan masyarakat sebenarnya sudah sejak dini mesti digalakkan. Pasalnya gejala diabetes pun bisa menyerang anak-anak
"Mulai SD sudah diberikan edukasi mengenai penyakit," ujarnya.
Selain itu, menurut Achmad penyakit diabetes bisa dicegah dengan melakukan pola makan yang sehat.
"Sebenarnya diet diabetes tidak ada. Yang ada kita harus mengatur jumlah kalori serta mengatur karbohidrat atau lemak yang masuk ke dalam tubuh kita," pungkasnya.