Penting, ini efek jangka panjang bullying bagi anak-anak!
Penelitian menemukan efek buruk jangka panjang bagi korban dan pelaku bullying. Ungkap di sini!
Penelitian menunjukkan anak-anak yang terkait dengan bully, terlepas dari apakah dia korban bully atau justru pelaku bully, memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan jiwa pada saat dewasa. Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa bullying pada masa kanak-kanak berkontribusi untuk masalah kesehatan mental di kemudian hari. Penelitian terbaru kali ini menunjukkan bahwa selain mengancam keselamatan fisik dan emosional anak di sekolah, bullying dikaitkan dengan peluang 20% lebih tinggi terserang gangguan psikiatri berat pada usia 20-an mereka.
Melansir dari medicaldaily.com, penelitian yang datang dari University of Turku Finlandia melakukan studi dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari 5.000 anak-anak di Finlandia yang berusia 8 tahun. Para peneliti mengikuti perkembangan anak-anak tersebut hingga berusia 29 tahun. Dari anak-anak tersebut, sekitar 90% mengalami segala bentuk bullying, 3% adalah pengganggu, 5% terkena bullying dan 2% sebagai pelaku bullying sekaligus korban bullying.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Bagaimana bullying mempengaruhi kesehatan mental anak? Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus karena menjadi target dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Anak-anak dapat mengalami gejala gangguan kecemasan, seperti sering mengalami serangan panik, gangguan tidur, dan sulit berkonsentrasi.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Bagaimana cara mengatasi dampak bullying pada pelaku? Mereka cenderung mengembangkan perilaku agresif yang dapat berlanjut hingga dewasa, meningkatkan risiko terlibat dalam tindakan kriminal atau kekerasan lainnya. Selain itu, pelaku bullying sering kali memiliki masalah dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan, baik secara pribadi maupun profesional. Mereka juga bisa mengalami masalah emosional dan psikologis seperti rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan merasa terisolasi dari lingkungan sosial mereka.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terus menerus.
dari mereka yang tidak mengalami bullying, 11,5% menerima diagnosis psikiatri pada usia 29 tahun. Sebagai perbandingan, hampir 20% dari pengganggu, 23% korban, dan lebih dari 31% dari yang mengalami keduanya memiliki gangguan kejiwaan yang memerlukan pengobatan tindak lanjut. Ini membuktikan bahwa anak-anak yang terkena bullying pada usia 8 tahun memiliki risiko tinggi terkena gangguan mental di kemudian hari.
Penelitian ini juga menemukan hubungan khusus antara bullying dengan depresi. Sourander Reuters, salah satu peneliti mengungkapkan bahwa ini tidak mengherankan jika bullying memiliki keterkaitan dengan kecemasan, tekanan psikologis, dan masalah kesehatan mental lainnya yang membutuhkan pengobatan lanjut pada masa dewasa.
Bullying melibatkan berbagai perilaku, termasuk memukul, membuat gerakan kasar, sebutan tertentu untuk panggilan, hinaan, dan juga gosip tentang sesuatu atau seseorang. Kita harus memahami pentingnya pengalaman pergaulan teman sebaya dan pergaulan sekolah bagi pengalaman awal anak-anak. Menurut Reuters, penting bagi kita mengintegrasikan perspektif kesehatan mental untuk kampanye anti-bullying, karena pencegahan sejak dini dapat mencegah konsekuensi jangka panjang bagi perkembangan mental sang anak.
Baca juga:
Penelitian ungkap jenis protein mampu tunjukkan gangguan bipolar
Tak biasa, ini 5 cara unik tapi ampuh untuk atasi stres
5 Cara jitu agar anak kebal terhadap bullying
Tak hanya lukai perasaan,patah hati lakukan 3 hal ini pada sehatmu
Musik buktikan diri mampu mudahkan terapi penyakit kronis