Penyakit Autoimun Tidak Bisa Disembuhkan Namun Bisa Dikendalikan
Penyakit autoimun di Indonesia diduga diderita oleh jutaan bahkan puluhan juta orang walau belum ada jumlah pastinya. Walau penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun dapat dicegah persebarannya.
Penyakit autoimun di Indonesia diduga diderita oleh jutaan bahkan puluhan juta orang walau belum ada jumlah pastinya. Walau penyakit ini tidak bisa disembuhkan, namun dapat dicegah persebarannya.
Mantan penderita autoimun, Marisza Cordoba mengatakan bahaya penyakit tersebut sama dengan kanker. Namun penyakit autoimun yang termasuk mematikan itu bisa dikendalikan dan dicegah.
-
Apa itu penyakit autoimun? Penyakit autoimun merupakan keadaan di mana sistem imun tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
-
Kenapa penyakit autoimun terjadi? Meskipun penyebab pasti dari penyakit autoimun belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi pada perkembangan penyakit autoimun.
-
Bagaimana penyakit autoimun menyerang tubuh? Pada pengidap penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya justru akan menyerang tubuhnya sendiri. Sistem kekebalan Anda akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel yang sehat.
-
Dimana penyakit autoimun menyerang tubuh? Setiap penyakit autoimun memiliki potensi untuk merusak organ-organ tertentu, tergantung pada jenis penyakitnya.
-
Mengapa Penyakit autoimun dapat sangat bervariasi dalam gejala dan dampaknya? Penyakit autoimun dapat sangat bervariasi dalam gejala dan dampaknya pada kualitas hidup penderita.
-
Siapa yang berisiko terkena penyakit autoimun? Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik yang meningkatkan risiko mereka terkena penyakit autoimun.
"Jika kanker itu adalah disebabkan mutanisasi sel yang merusak tubuh maka autoimun merusak tubuh dari sel imunitas tubuh itu sendiri. Jadi ada masalah dari filterisasi antibodi tubuh, antibodi ini menyerang benda asing masuk ke tubuh tapi tidak bisa membedakan mana yang membahayakan dan mana yang tidak," kata Marizsa.
Penyebab penyakit Autoimun
Penyebab penyakit autoimun ini menurut Marisza disebabkan salah satunya terlalu banyak mengonsumsi makanan berbahan dasar terigu. Sehingga gluten yang terkandung dalam terigu ini merusak cara kerja sistem imunitas yang ada di usus dan lambung.
"Selain terigu yang? membahayakan ada bahan lain yang bisa menyebabkan autoimun ini, diantaranya adalah pewarna makanan, penyedap rasa, pemanis buatan, dan lainnya," kata dia.
Mencegah Persebarannya
Meski autoimun ini tidak bisa disembuhkan tetapi kata Marisza penyebarannya bisa dicegah, caranya adalah dengan hidup sehat. Contohnya mengonsumsi kunyit atau sayur-sayuran yang baik untuk tubuh.
"Saya ini penderita autoimun sejak berusia 4 tahun. Hampir selama 25 tahun saya bolak-balik dokter, tetapi akhir-akhir ini saya tidak lagi mengonsumsi obat dan ke dokter karena hidup sehat," ujarnya.
Berharap Adanya Organisasi Masyarakat
Marisza berharap ada kepedulian khusus dari pemerintah pusat dengan mendata para penderita autoimun. Sebab, hingga kini data penderita autoimun baru hanya dilakukan oleh komunitas dan organisasi masyarakat.
"Penderita di Amerika Serikat berjumlah 50 juta orang namun di Indonesia yang terdata positif terkena penyakit ini baru 5000 orang," kata Marisza yang juga sebagai founder dari Marisza Cordoba Foundation.
Diharap Dukungan Pemerintah
Di tempat yang sama, Co founder dan Direktur Firda Athira Foundation, Firda Athira Azis mengatakan, pihaknya berupaya mendorong pemerintah agar lebih memerhatikan penderita autoimun. Salah satunya dengan menanggung biaya pemeriksaan awal ditanggung oleh BPJS.
"Pandangan saya terhadap pemerintah, penderitanya saja di Indonesia belum dapat didata. Minimal BPJS bisa mengcover biaya untuk tes awal, karena untuk periksa biayanya mahal, bisa sampai Rp1,9 juta untuk sekali periksa," kata Firda.
Penderita Autoimun Lebih Sensitif
Salah seorang penderita, Maya Lestari, 29, harus menjaga emosinya dengan baik agar penyakit autoimunnya tidak kambuh. Menurut dia, penderita autoimun cenderung lebih sensitif.
"Terakhir sehabis Idul Fitri 2018 lalu saya sempat koma selama 4 hari karena kecapekan, saya kena penyakit ini sejak 2008 dan menyerang sendi, ginjal dan kulit otak. Kalau sekarang saya lagi galau maka saya melakukan zikir untuk meminimalisir emosi saya, karena kita penderita autoimun ini agak baperan," ucap Maya.
Reporter: Arya Prakasa
Sumber: Liputan6.com