Apa Itu Lupus? Dari Jenis-jenis Hingga Pengobatan yang Harus Anda Ketahui!
Mengenal penyakit autoimun lupus, dari jenis-jenis hingga pengobatan yang perlu dikenali Anda!
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat berlangsung lama. Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel dan jaringan sehat. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada kulit, sendi, dan pembuluh darah, dengan gejala yang bervariasi, mulai dari ruam kulit hingga masalah neurologis. Keberagaman gejala ini seringkali menyulitkan dokter dalam mendiagnosis lupus, sehingga banyak penderita yang mengalami kesulitan selama bertahun-tahun sebelum mendapatkan diagnosis yang akurat.
Lupus dapat memengaruhi berbagai sistem tubuh, termasuk kardiovaskular, ginjal, dan hematologi. Gejala yang umum dialami mencakup kelelahan parah, nyeri sendi, dan pembengkakan. Dalam beberapa kasus, pasien juga bisa mengalami gejala lebih serius, seperti gangguan ginjal atau peradangan pada jantung dan paru-paru. Karena variasi gejala yang luas, lupus sering disebut sebagai "penyakit seribu wajah," menggambarkan banyaknya gejala yang muncul dan dampaknya pada kehidupan penderitanya.
-
Gimana cara atasi gejala lupus? Pengobatan lupus sering kali melibatkan pendekatan holistik, yang mencakup tidak hanya pengobatan medis, tetapi juga perubahan gaya hidup. Mengadaptasi pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres adalah beberapa langkah penting dalam pengelolaan penyakit lupus.
-
Bagaimana lupus memengaruhi sistem tubuh? Pada lupus, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri, menyebabkan peradangan kronis yang dapat menyebabkan kerusakan organ dan gangguan fungsi tubuh yang serius.
-
Apa itu penyakit autoimun? Penyakit autoimun merupakan keadaan di mana sistem imun tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri.
-
Kenapa faktor genetik penting dalam lupus? Seseorang yang memiliki anggota keluarga yang menderita lupus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini.
-
Kapan lupus sering muncul? Wanita lebih sering terkena lupus dibandingkan dengan pria, dan seringkali lupus memuncak selama masa pubertas atau selama kehamilan.
-
Apa penyebab utama penyakit autoimun? Penyebab penyakit autoimun secara pasti masih belum diketahui.
Meskipun lupus tidak dapat disembuhkan, ada berbagai cara untuk mengelola dan mengurangi gejalanya. Pengobatan umumnya melibatkan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), kortikosteroid, dan imunosupresan. Selain itu, perubahan gaya hidup, seperti menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari paparan sinar matahari, juga dapat membantu penderita mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Jenis-jenis Penyakit Lupus
Lupus merupakan kondisi yang kompleks dengan berbagai tipe yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda pada kesehatan. Memahami jenis-jenis lupus penting untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang efektif. Dilansir dari Health Direct, berikut adalah beberapa jenis dari penyakit lupus, antara lain:
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE): Jenis lupus ini dapat memengaruhi hampir semua organ atau sistem tubuh, terutama kulit dan sendi. Dalam beberapa kasus, SLE juga dapat berdampak pada jantung, paru-paru, ginjal, atau otak.
- Discoid Lupus: Ini adalah bentuk lupus yang lebih ringan, di mana sebagian besar penderita hanya mengalami gejala pada kulit.
- Subacute Cutaneous Lupus: Jenis ini lebih ringan dan umumnya menyebabkan ruam serta nyeri sendi.
- Drug-Induced Lupus: Jenis ini muncul sebagai reaksi terhadap obat tertentu dan biasanya akan hilang setelah penghentian pengobatan.
- Neonatal Lupus: Kondisi ini dapat terjadi jika antibodi penyebab lupus ditransfer dari ibu hamil ke bayi, yang dapat mengakibatkan ruam serta masalah pada hati, darah, dan kadang-kadang jantung pada bayi. Umumnya, kondisi ini akan membaik dalam 6 hingga 12 bulan setelah kelahiran.
Sebagian besar penderita lupus mengalami gejala ringan, dengan sekitar 90% di antaranya adalah perempuan. Penyakit ini paling sering muncul pada usia 15 hingga 45 tahun.
Penyebab dan Gejala Lupus
Untuk memahami bagaimana lupus berkembang dan pengaruhnya terhadap kesehatan, penting untuk mengenali penyebab dan gejala yang umum muncul. Dilansir dari Medline Plus, berikut adalah beberapa penyebab dan gejala lupus.
Penyebab pasti lupus masih belum diketahui, dan para peneliti terus menyelidiki faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini. Beberapa kemungkinan penyebab yang sedang diteliti meliputi:
- Genetika: Faktor keturunan dapat berperan dalam meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan lupus.
- Faktor Lingkungan: Paparan terhadap infeksi virus, sinar matahari, beberapa jenis obat, dan kebiasaan merokok dapat menjadi pemicu.
- Masalah dengan Sistem Kekebalan: Fungsi sistem kekebalan yang tidak normal mungkin juga berkontribusi pada munculnya lupus.
Gejala lupus dapat sangat bervariasi antar individu, sehingga diagnosis sering kali menjadi tantangan. Beberapa gejala umum yang sering dialami penderita lupus meliputi:
- Nyeri sendi, pembengkakan, dan kekakuan di pagi hari
- Demam
- Kelelahan yang sering muncul
- Ruam merah, terutama di wajah (dikenal sebagai "ruam kupu-kupu")
- Nyeri dada saat bernapas dalam
- Kerontokan rambutJari atau jari kaki yang pucat atau ungu akibat dingin dan stres (fenomena Raynaud)
- Sensitivitas terhadap sinar matahari
- Pembengkakan di kaki atau sekitar mata
- Luka di mulut
- Kelenjar yang membengkak
- Sakit kepala dan pusing
- Kebingungan dan masalah memori
Gejala-gejala ini dapat datang dan pergi, dan saat muncul, biasanya disebut sebagai flare, yang dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Selain itu, gejala baru dapat muncul kapan saja, sehingga penting untuk memantau kondisi ini dengan saksama.
Diagnosis Lupus
Dilansir dari Health Direct, Proses diagnosis lupus biasanya melibatkan wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami dan merujuk pasien untuk menjalani tes darah. Salah satu tes yang umum dilakukan adalah tes antibodi antinuklear (ANA), yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap sel-sel tubuh sendiri. Selain itu, dokter juga mungkin melakukan tes urine, rontgen dada, dan evaluasi fungsi jantung. Dalam beberapa kasus, biopsi mungkin diperlukan. Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu tes pun yang dapat memberikan diagnosis lupus secara pasti, sehingga proses ini bisa memakan waktu.
Pengobatan Lupus
Pengobatan lupus, seperti yang dilansir dari Yale Medicine, umumnya melibatkan penggunaan obat antimalaria. Obat-obatan seperti Plaquenil (hidroksiklorokuin), Aralen (kloroquin), dan Atabrine (kinakrin) digunakan untuk mengendalikan gejala lupus dan mencegah penyebarannya ke ginjal dan sistem saraf. Obat-obatan ini relatif aman dengan efek samping yang biasanya ringan, sehingga banyak pasien lupus yang mengonsumsinya dalam jangka panjang.
Selain antimalaria, penderita lupus juga dapat menggunakan obat anti-inflamasi, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk meredakan nyeri sendi dan kekakuan. Obat lain, Benlysta (belimumab), merupakan jenis biologis yang diberikan melalui infus dan dapat bermanfaat bagi beberapa pasien dengan lupus ringan hingga sedang.
Untuk kasus yang lebih serius, pasien mungkin memerlukan pengobatan dengan kortikosteroid, kemoterapi, atau obat imunosupresan. Namun, karena obat-obatan ini cenderung memiliki efek samping yang lebih berat, mereka hanya digunakan jika obat antimalaria tidak efektif atau jika lupus telah memengaruhi organ-organ vital.