Stres Dapat Menjadi Salah Satu Faktor Penyebab Munculnya Demensia di Kemudian hari
Stres dapat menjadi pintu masuk bagi datangnya sejumlah penyakit lain bagi tubuh kita. Masalah kejiwaan yang kita alami saat ini juga ternyata dapat meningkatkan risiko kita mengalami demensia pada usia tua nanti.
Stres dapat menjadi pintu masuk bagi datangnya sejumlah penyakit lain bagi tubuh kita. Masalah kejiwaan yang kita alami saat ini juga ternyata dapat meningkatkan risiko kita mengalami demensia pada usia tua nanti.
Dilansir dari the Health Site, diketahui bahwa kelelahan vital yang merupakan indikator dari tekanan psikologis merupakan salah satu faktor risiko terhadap berkembangnya demensia kelak. Berdasar temuan dari Universitas Kopenhagen, Denmark ini, diketahui bahwa setiap muncul gejala kelelahan vital, maka risiko demensia meningkat dua persen.
-
Apa yang dimaksud dengan demensia? Demensia adalah gangguan kognitif yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan pengambilan keputusan individu.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa yang dimaksud dengan depresi klinis? Depresi klinis (gangguan depresi mayor) adalah jenis depresi yang menyebabkan kemurungan, rasa tertekan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
-
Mengapa distimia dianggap sebagai contoh depresi? Distimia Salah satu contoh depresi adalah distimia. Kondisi ini bisa berlangsung selama dua tahun lebih. Akan tetapi, tingkat keparahan gejalanya bisa lebih ringan ataupun lebih berat dibanding jenis depresi sebelumnya.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Partisipan yang memiliki lima atau enam gejala, mengalami peningkatan risiko demensia hingga 25 persen dibanding mereka yang tak menunjukkan gejala. Sedangkan ketika terdapat 10 hingga 17 gejala, risiko mereka meningkat hingga jadi 40 persen.
Berbagai respons tekanan psikologis termasuk perubahan kardiovaskular dan produksi berlebihan kortisol dalam waktu lama dapat dihubungkan dengan munculnya tekanan psikologis ini. Hal ini lah yang juga menjadi penyebab meningkatnya risiko demensia.
"Stres dapat memiliki sejumlah konsekuensi yang parah dan menyakiti tak hanya otak saja, namun juga kesehatan secara umum. Faktor risiko kardiovaskular telah diketahui sebagai salah satu faktor risiko dari demensia, dan di sejumlah negara, penurunan atau stagnannya insiden demensia telah diperiksa," jelas peneliti Sabrina Islamoska.
Penelitian ini sendiri dilakukan terhadap 6.807 warga Denmark. Usia partisipan pada penelitian ini rata-rata merupakan 60 tahun.
Tekanan psikologis merupakan salah satu faktor risiko penting yang harus tetap diperhatikan. Hal ini disebut dapat memainkan peran penting dalam hubungannya dengan munculnya demensia di kemudian hari.
Baca juga:
Meski rumit, main TTS bisa bikin otak langsung segar!
Makan di restoran ini pasti salah pesanan, tapi pelanggannya bejibun
Seks, cara unik untuk lawan risiko demensia
Waspada, kecemasan ternyata tingkatkan risiko demensia
5 cara untuk mengurangi resiko demensia
Apa beda alzheimer dan demensia?
Kini demensia jadi penyakit paling mematikan bagi wanita!