Virus Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2 Belum Bisa Digambarkan Keganasannya
Dalam penjelasannya, menurut Amin, tidak semua infeksi covid-19 yang diakibatkan varian Delta itu berat dan tidak semua yang berat itu karena Delta. Dengan kata lain, jika Delta Plus disebut lebih ganas di negara lain, maka hal tersebut belum tentu sama jika virus tersebut ada di Indonesia.
Virus covid-19 varian Delta Plus AY.4.2 saat ini belum bisa digambarkan keganasannya karena sampai saat ini belum terdeteksi di Indonesia.
“Saat ini karena belum ada di Indonesia, kita tidak bisa menggambarkan data seperti itu. Namun, jika dilihat dari varian Delta pada umumnya, yang terjadi di luar (negeri) itu tidak terjadi di Indonesia,” ujar Profesor Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, seperti dikutip dari Health Liputan6.com.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Dalam penjelasannya, menurut Amin, tidak semua infeksi covid-19 yang diakibatkan varian Delta itu berat dan tidak semua yang berat itu karena Delta. Dengan kata lain, jika Delta Plus disebut lebih ganas di negara lain, maka hal tersebut belum tentu sama jika virus tersebut ada di Indonesia.
“Varian ini dikhawatirkan lebih cepat menular 10 persen ketimbang Delta lainnya, tapi sekali lagi itu tidak selalu dikaitkan dengan berat ringannya kasus,” jelasnya.
“Karena belum ada di Indonesia, kita belum mengetahui bagaimana perangai varian itu di masyarakat," lanjut Amin.
Lalu, terkait pengaruh Delta Plus terhadap obat molnupiravir, Amin mengatakan bahwa belum ada data yang cukup banyak untuk menyimpulkan pengaruhnya.
“Terhadap molnuvirapir belum ada data yang cukup banyak karena itu obat baru dan belum pernah dipakai di Indonesia. Kalau terkait vaksin, seperti varian Delta, dikhawatirkan terjadi penurunan efikasi, tapi itu kan di luar negeri, di Indonesia kita belum tahu,” ungkapnya.
Karena saat ini varian Delta Plus belum terdeteksi di Indonesia. Amin mengatakan langkah antisipasi dilakukan untuk mencegah varian tersebut masuk ke Indonesia, misalnya dengan penjagaan pintu-pintu masuk dari luar negeri.
“Kita tidak tahu dari mana saja yang membawa virus, yang pasti yang harus dilakukan ya sama seperti penanganan pada COVID-19 varian lain. Misalnya seperti PCR, karena kita tidak tahu varian jenis apa yang dibawa seseorang,” pungkasnya.
Liputan6.com/Ade Nasihudin Al Ansori
Baca juga:
6 Fakta Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2 yang Lebih Menular
RI Sudah Ada Sub Varian Delta, Menkes Yakin Bisa Lawan Varian AY.4.2
Pakar sebut Varian AY.4.2 Lebih Menular 10-15 Persen dari Delta
Strategi Pemerintah Cegah Masuknya Varian AY.4.2 dari Inggris
Menkes: Varian AY.4.2 Berpotensi Mengkhawatirkan, Tetapi Belum Masuk Indonesia
Pemerintah Waspadai Varian Baru Covid-19 AY.4.2 dari Inggris