WHO Umumkan Status Kewaspadaan Tertinggi Terhadap Penyebaran Mpox, Mungkinkah Jadi Pandemi Berikutnya?
Peningkatan status mpox membuatnya menjadi maslah kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan bahwa penyebaran mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, kini telah mencapai status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Langkah ini diambil setelah lonjakan kasus di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan sejumlah negara Afrika lainnya yang mengindikasikan bahwa penyakit ini dapat menyebar ke luar benua.
Keputusan ini dibuat oleh Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, berdasarkan rekomendasi dari Komite Darurat IHR yang terdiri dari pakar independen. Mereka menyatakan bahwa kemunculan klade baru mpox dan penyebarannya yang cepat di DRC serta negara-negara tetangga menimbulkan kekhawatiran serius. Mpox telah ada sejak lama di Afrika, namun perhatian dunia baru mengarah padanya setelah terjadi wabah global pada tahun 2022.
-
Apa itu monkeypox? Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan 7 kasus konfirmasi Monkeypox di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta
-
Apa itu Mpox? Vaksinasi menjadi salah satu langkah utama dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit, termasuk Mpox, yang belakangan ini menjadi perhatian global.
-
Bagaimana Mpox menular? Mpox disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, namun juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.
-
Bagaimana cara penularan Mpox? Virus Mpox dapat menular antar-manusia melalui kontak langsung, baik melalui kontak fisik biasa maupun kontak seksual.
-
Apa itu Mpox dan bagaimana cara mencegah penyebarannya? Dengan ancaman serius yang ditimbulkan oleh Mpox, Indonesia harus bersiap untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Penyakit yang dahulu hanya terbatas di wilayah Afrika ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk negara tetangga seperti Thailand. Dalam menghadapi situasi ini, langkah-langkah strategis harus segera diambil untuk melindungi masyarakat Indonesia dari wabah yang berpotensi mengancam ini.
Mpox disebabkan oleh virus Orthopoxvirus dan pertama kali terdeteksi pada manusia di DRC pada tahun 1970. Penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit yang terinfeksi, serta dapat menyebar melalui droplet. Meskipun demikian, klade baru yang muncul di DRC, dikenal sebagai klade 1b, kini menunjukkan pola penyebaran melalui jaringan seksual, yang menambah kompleksitas upaya pengendalian penyakit ini.
Tindakan WHO dan Kekhawatiran Akan Pandemi
WHO dan berbagai organisasi kesehatan lainnya telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk memperkuat respons terhadap wabah ini, termasuk meningkatkan pengawasan dan kapasitas diagnostik, serta mempercepat distribusi vaksin. Dua vaksin yang saat ini digunakan telah disetujui oleh WHO dan negara-negara tertentu, termasuk Nigeria dan DRC. Namun, akses terhadap vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah masih menjadi tantangan besar.
WHO telah memulai proses Emergency Use Listing untuk mempercepat akses vaksin di negara-negara tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mendukung distribusi vaksin oleh organisasi mitra seperti Gavi dan UNICEF, serta memastikan akses yang adil terhadap vaksin, terapi, dan alat diagnostik.
Namun, kekhawatiran utama adalah potensi mpox untuk berkembang menjadi pandemi berikutnya. Dengan jumlah kasus yang meningkat pesat, terutama di Afrika, dan penyebarannya ke negara-negara yang belum pernah melaporkan kasus sebelumnya, risiko penularan global semakin meningkat. Dalam satu bulan terakhir saja, lebih dari 100 kasus mpox yang dikonfirmasi laboratorium telah dilaporkan di empat negara tetangga DRC, yaitu Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.
Apakah Mpox Akan Menjadi Pandemi?
Meskipun WHO telah mengumumkan status PHEIC untuk mpox, pertanyaan yang muncul adalah apakah penyakit ini berpotensi menjadi pandemi berikutnya. Untuk saat ini, tindakan pencegahan yang cepat dan terkoordinasi diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Pengalaman dari pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa penyebaran penyakit menular dapat sangat cepat dan memiliki dampak yang luas, terutama jika tidak ditangani dengan tepat.
Mpox, dengan berbagai kladenya, menunjukkan pola transmisi yang berbeda-beda dan memerlukan pendekatan yang disesuaikan untuk setiap situasi. Meskipun beberapa negara telah berhasil mengendalikan wabah ini, lonjakan kasus baru di Afrika menunjukkan bahwa ancaman ini belum sepenuhnya teratasi. Oleh karena itu, kerja sama internasional, termasuk dukungan finansial dan logistik, menjadi sangat penting.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet pada tahun 2023, potensi mpox untuk menjadi pandemi sangat bergantung pada kemampuan kita dalam mengendalikan penyebarannya di tahap awal. Dengan vaksinasi yang tepat, pengawasan ketat, dan edukasi masyarakat, risiko penyebaran global dapat ditekan.