6 Legenda MU Beri Kritik Tajam Terhadap Performa Buruk Setan Merah: Seperti Tim Sepak Bola yang Tidak Dilatih
Enam legenda Manchester United terang-terangan mengkritik kinerja Erik ten Hag dan tim.
Posisi Erik ten Hag sebagai pelatih Manchester United (MU) kembali dalam sorotan. Spekulasi mengenai masa depannya muncul setelah tim Setan Merah mengalami performa buruk di kandang pada akhir pekan lalu. Para penggemar MU menunjukkan kemarahan mereka setelah tim asuhan Erik ten Hag kalah 0-3 dari Tottenham Hotspur di Old Trafford pada hari Minggu (29/10/2024).
Akibat hasil tersebut, Red Devils kini terpuruk di posisi ke-13 dalam klasemen sementara Liga Inggris 2024/2025. Saat ini, MU tertinggal enam poin dari zona Liga Champions. Belanja pemain yang dilakukan Ten Hag di bursa transfer musim panas 2024 belum memberikan dampak yang signifikan. Erik Ten Hag menyatakan bahwa dia tidak merasa khawatir dengan penurunan performa tim dan tetap memberikan dukungan kepada para pemain untuk segera bangkit. Namun, pendapat para legenda MU beragam mengenai situasi ini. Berikut adalah beberapa pandangan mereka.
- Alasan Klasik Erik ten Hag Penyebab Manchester United Terpuruk
- Erik Ten Hag Disebut Tak Akan Dipecat Musim ini, Legenda MU Beberkan Alasannya
- Van Basten Kritik Tajam Erik Ten Hag, Cuma Bisa Menghamburkan Uang Manchester United
- Sikap Percaya Diri Erik ten Hag: Maaf, MU adalah Tim dengan Piala Terbanyak Setelah Man City.
Gary Neville
"Penampilan tim di paruh pertama benar-benar memalukan dalam hal usaha dan kualitas, semua elemen yang diharapkan dari sebuah tim sepak bola," ujar Neville kepada Sky Sports setelah kekalahan dari Spurs.
"Akan ada banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh para pemain dan manajer dalam pekan mendatang."
"Setelah berada di Manchester United selama 10 hingga 12 tahun terakhir, saya menyadari bahwa permainan dan hasil seperti ini perlu segera diperbaiki. Situasinya mulai memburuk dengan cepat. Erik ten Hag harus segera mengambil tindakan karena ini adalah hari yang sangat mengecewakan."
"Saya sudah menyatakan sebelum pertandingan bahwa tidak ada alasan untuk itu. Investasi besar telah dilakukan. Paruh pertama benar-benar mengecewakan, seburuk apapun yang bisa terjadi," imbuh dia.
Dwight Yorke
Yorke, mantan penyerang MU yang meraih treble pada tahun 1999, mengungkapkan pandangannya dengan tegas. Dia menyatakan bahwa situasi bisa berakhir sangat buruk bagi Ten Hag.
"Ini sangat sulit untuk disaksikan dan diterima," ujar Yorke kepada Prime Casino.
"Dalam sepak bola, kita tahu kapan kita akan menang atau kalah, dan jarang sekali kami mengalami kekalahan di Old Trafford. Namun, masalah sebenarnya adalah cara kami kalah."
"Kebobolan tiga gol dari Liverpool, tiga gol dari Bournemouth di kandang, dan kini tiga gol dari Spurs. Ini adalah tim-tim yang biasanya datang ke MU dan sulit untuk mendapatkan satu poin, apalagi tiga."
"Memikirkan hal ini sangat menyedihkan. Penyebab utama dari kekalahan ini adalah kurangnya kepercayaan diri dan etos kerja. Banyak orang berbicara tentang identitas, dan meskipun Anda bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai metodologi dan semua istilah yang indah itu, pada akhirnya Anda harus menunjukkan niat dan layak untuk memenangkan pertandingan sepak bola. Itulah yang selalu saya pegang sejak bergabung dengan Manchester United," sambung dia.
Paul Scholes
"Mereka tampak seperti tim sepak bola yang kurang mendapatkan pelatihan," ujar Scholes mengenai penampilan MU saat melawan Tottenham, menurut laporan dari SuperSport.
"Seperti yang saya sampaikan, ini adalah tim yang tidak terlatih. Para pemain terlihat tidak bersemangat hari ini, tampak lesu dan tidak tahu langkah yang harus diambil. Tidak ada gairah untuk bermain sepak bola, dan itu hanya bisa diperoleh dari sesi latihan."
"Saat Anda merekrut pemain, seharusnya Anda mengharapkan mereka untuk tampil jauh lebih baik dibandingkan dengan yang sudah ada," tambah Scholes.
Patrice Evra
Evra, yang meraih gelar Liga Champions bersama MU pada tahun 2008, mengungkapkan bahwa kemunduran yang dialami Setan Merah sangat sulit untuk diterima.
"Tentu saja ini menyakitkan dan sulit, itulah sebabnya beberapa komentator terlihat sangat tajam dalam kritik mereka karena masyarakat merasa frustrasi," ujar Evra.
"Ketika Anda mencintai klub Anda, tentu saja Anda merasa kecewa dengan beberapa penampilan mereka. Itulah alasan mengapa saat saya bekerja untuk Sky, saya meminta untuk tidak membahas pertandingan Manchester United."
"Ketika MU mengalami kekalahan 1-6 dari Tottenham dan wajah saya terlihat di televisi, saya tidak bisa menyembunyikan perasaan saya. Tidak peduli jika Anda bekerja untuk Sky dan diharuskan bersikap netral -- ketika klub Anda tidak tampil baik..."
"Ini sangat sulit, sangat sulit. Banyak orang membicarakan kemungkinan pemecatan Ten Hag. Saya merasakan bahwa dia mendapatkan dukungan dari INEOS," tambah Evra.
Ashley Young
Ashley Young, mantan kapten Manchester United, muncul di studio Sky Sports saat timnya mengalami kekalahan dari Tottenham dan secara tegas menyampaikan pendapatnya.
"Manchester United tampak tidak memiliki komitmen," ungkap Young.
"Tidak ada usaha, tidak ada kerja keras, tidak ada yang berlari, dan tidak ada pemimpin di lapangan. Semua terlihat terputus-putus. Ada terlalu banyak pemain yang bermain sendiri-sendiri. Tidak ada yang berani mengambil bola, tidak ada yang berusaha menciptakan peluang. Performanya sangat buruk dari awal hingga akhir."
"Di babak pertama, kami melihat siapa yang menguasai permainan; Tottenham sangat nyaman. Mereka tidak berusaha mengejar ketertinggalan. Dua bek tengah mereka tidak mengalami kesulitan. Tampaknya Tottenham tampil lebih baik. Para penggemar United pasti akan pulang dengan rasa kecewa, dan memang seharusnya begitu," ungkapnya lagi.
Rio Ferdinand
Rio Ferdinand, seorang pundit dan mantan bek Manchester United, telah menyuarakan pendapatnya tentang tim Setan Merah selama bertahun-tahun, termasuk saat pertandingan melawan Tottenham.
"Saya tidak bisa memahami pola permainan Erik ten Hag," ungkap Ferdinand di saluran YouTube-nya.
"Saat ini, tidak ada yang terorganisir di Manchester United, baik saat memiliki bola maupun tidak. Saya melihat Man United menguasai bola untuk waktu yang cukup lama. Jika Bruno ingin menciptakan momen, itu saja, kami akan mencetak gol atau mendapatkan peluang."
Dia menambahkan, "Rashford atau Garnacho mungkin akan melakukan sesuatu, tetapi momen individu adalah satu-satunya hal yang dimiliki Man United selama satu atau dua tahun terakhir. Dan saya rasa itu tidak akan bertahan selamanya."
Sumber: Mirror