6 Pemain Bintang Gagal Dapat Ballon d'Or Gara-Gara 'Dirampok'
Ballon d'Or merupakan penghargaan yang sangat diidam-idamkan oleh setiap pemain sepak bola.
Ballon d'Or merupakan penghargaan yang sangat diinginkan oleh setiap pemain sepak bola di dunia. Namun, hasil akhir dari penghargaan ini tidak selalu sejalan dengan harapan yang ada. Meskipun sering dianggap sebagai ukuran untuk menentukan pemain terbaik di dunia, Ballon d'Or sering kali memicu perdebatan yang panjang.
Ada beberapa pesepak bola yang menunjukkan performa luar biasa, tetapi tetap tidak berhasil membawa pulang trofi bergengsi ini. Sejarah mencatat berbagai momen ketika pemain yang menunjukkan penampilan luar biasa harus menghadapi kekecewaan.
Mereka seolah-olah "dirampok" dari penghargaan yang sebenarnya pantas mereka terima. Mulai dari kesuksesan di Eropa hingga penampilan yang mengesankan di liga domestik, mereka telah membuktikan kemampuan mereka di lapangan.
Namun, di saat yang sama, nama lain justru diakui sebagai yang terbaik. Berikut adalah enam pemain yang merasakan ketidakadilan dalam persaingan untuk meraih Ballon d'Or.
Vinicius Junior
Vinicius Junior memainkan peran penting dalam keberhasilan Real Madrid meraih gelar Liga Champions dan La Liga pada musim lalu. Ia berhasil mencetak 24 gol dan memberikan 11 assist dalam 39 pertandingan. Banyak yang memperkirakan bahwa ia akan menjadi kandidat kuat untuk meraih penghargaan tersebut.
Namun, sehari sebelum acara penganugerahan Ballon d'Or 2024, muncul informasi bahwa Rodri dari Manchester City akan menjadi penerima penghargaan itu. Akibatnya, Vinicius beserta perwakilan Madrid memutuskan untuk memboikot acara Ballon d'Or yang diselenggarakan di Paris. Penampilan Vinicius di Copa America juga dianggap kurang memuaskan, yang mungkin mempengaruhi penilaian terhadapnya.
David Beckham
David Beckham memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan Manchester United meraih treble pada tahun 1999. Dengan pencapaian ini, Setan Merah menjadi klub Inggris pertama yang berhasil menggapai prestasi tersebut. Beckham berhasil mencetak sembilan gol dan memberikan 20 assist selama musim itu.
Selain itu, ia juga memberikan umpan sepak pojok yang krusial bagi gol kemenangan Ole Gunnar Solskjaer di final Liga Champions melawan Bayern Munchen. Namun, saat pengumuman Ballon d'Or, penghargaan tersebut diberikan kepada Rivaldo, yang hanya berhasil meraih gelar La Liga bersama Barcelona. Keputusan tersebut masih dianggap sebagai salah satu bentuk ketidakadilan dalam sejarah Ballon d'Or.
Thierry Henry
Thierry Henry mencuri perhatian sebagai bintang Arsenal pada tahun 2003, di mana ia berperan penting dalam membawa klubnya meraih Piala FA. Meskipun penampilannya sangat mengesankan, ia harus menerima kenyataan pahit kalah tipis dari Pavel Nedved, yang sukses mengantarkan Juventus meraih gelar Serie A.
Namun, kekecewaan yang lebih mendalam dialaminya pada tahun 2004. Saat itu, penghargaan Ballon d'Or jatuh ke tangan Andriy Shevchenko dari AC Milan, meskipun Arsenal berhasil menjuarai Premier League dengan catatan tanpa kekalahan.
Para penggemar Henry merasa bahwa penyerang asal Prancis tersebut telah dirugikan dua kali berturut-turut, terutama ketika mereka membandingkan performanya yang sangat superior dengan para pesaingnya.
Franck Ribery
Pada musim 2012/2013, Franck Ribery menunjukkan penampilan yang sangat mengesankan. Pemain asal Prancis ini berperan penting dalam membantu Bayern Munchen meraih treble, dengan mencetak 11 gol dan memberikan 23 assist. Hal ini membuat Ribery pantas dianggap sebagai salah satu winger terbaik di dunia.
Namun, meski tampil gemilang, ia hanya berhasil menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara Ballon d'Or, di bawah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Dominasi kedua megabintang tersebut membuat banyak penggemar dan kritikus berpendapat bahwa Ribery seharusnya mendapatkan kesempatan untuk meraih penghargaan bergengsi tersebut.
Robert Lewandowski
Pada tahun 2020, Robert Lewandowski berhasil mencetak 55 gol, menunjukkan ketajaman yang luar biasa dan berkontribusi besar bagi Bayern Munchen dalam meraih treble kontinental. Sayangnya, penghargaan Ballon d'Or tidak dapat diberikan karena adanya pandemi COVID-19, sehingga penyerang asal Polandia tersebut harus menerima kenyataan yang pahit.
Setahun kemudian, meskipun performanya semakin meningkat dengan mencetak 62 gol, Ballon d'Or justru jatuh ke tangan Lionel Messi. Dengan penghargaan tersebut, Messi kini telah mengumpulkan delapan trofi Bola Emas, menambah koleksi prestasinya yang mengesankan di dunia sepak bola.
Erling Haaland
Erling Haaland berhasil memecahkan rekor jumlah gol di Premier League dan menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Champions, serta turut andil dalam kesuksesan Manchester City meraih treble. Namun, pada Ballon d'Or 2023, penghargaan tersebut kembali diberikan kepada Lionel Messi.
Keberhasilan Messi dalam membawa timnya meraih trofi Piala Dunia di Qatar tampaknya menjadi faktor penentu yang mengamankan gelar Ballon d'Or kedelapannya, meskipun performanya di liga domestik tidak sebaik Haaland. Banyak penggemar yang merasa bahwa Haaland layak untuk mendapatkan penghargaan tersebut, tetapi tampaknya sejak akhir tahun 2022, Messi sudah dianggap sebagai pemenang yang tak terbantahkan. Sumber: Planet Football