Pejabat Ini Emosi Larang Pemain PON Sulteng Nangis Usai Dicurangi Wasit: Rugi Keluar Air Mata!
Wali Kota Palu beri semangat kepada para pemain sepakbola putra Sulawesi Tengah (Sulteng) usai berlaga di PON XXI 2024.
Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) Hadianto Rasyid ikut menyoroti laga perempat final sepakbola putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 antara Sulteng VS Aceh yang berlangsung ricuh.
Melalui unggahan di akun Tiktok @hadiantorasyid, dia membagikan momen saat sedang melakukan panggilan video dengan para pemain Sulteng sesaat setelah pertandingan usai.
"Tim sepakbola PON Sulteng dizolimi oleh kepemimpinan wasit yang sangat terlihat jelas berat sebelah dalam laga 8 besar kontra tuan rumah Aceh," tulisnya dalam keterangan unggahan.
Dalam pernyataannya, Hadianto bahkan meminta agar para pemain untuk berhenti menangis. Dia menyebut, sia-sia mengeluarkan air mata untuk hal memalukan seperti yang terjadi selama pertandingan.
"Satu Indonesia lihat kalian ini anak hebat. Satu Indonesia lihat kalau kita Sulawesi Tengah didzolimi. Hari ini kalian bermain luar biasa tidak usah keluarkan air mata untuk hal yang memalukan seperti itu. Tidak usah! bikin rugi air mata," kata Hadianto dalam video.
Selama panggilan video, terlihat pemain Sulteng tak bisa menahan kesedihannya karena merasa dicurangi dalam laga perempat final melawan tuan rumah di PON XXI. Mereka pun terus menangis usai memutuskan walk out di menit terakhir pertandingan.
"Kalian keluar dari situ dengan penuh senyuman jangan dengan air mata rugi kalian kasih air mata di situ. Jangan kasih keluar air mata. Pulang kalian dengan senyuman karena kalian juara. Ndak usah keluarkan air mata kalian hebat," tegas Hadianto.
Dalam keterangan unggahannya, Hadianto kemudian mengajak masyarakat untuk menyambut kedatangan para pemain sepakbola perwakilan Sulteng dengan penuh suka cita sebagai bentuk penghargaan bagi mereka.
Kericuhan Laga Aceh VS Sulteng
Pertandingan sepakbola Aceh vs Sulteng di perempat final PON XXI 2024 diwarnai dengan sejumlah kontroversi. Wasit yang memimpin pertandingan disebut memihak tuan rumah dan mengeluarkan rentetan keputusan yang dianggap merugikan tim Sulteng.
Sejatinya, pertandingan sebenarnya dimulai dengan baik tanpa masalah. Tim Sulteng mampu menciptakan keunggulan atas tuan rumah dengan gol pertama di menit ke-24. Namun, laga mulai kurang kondusif di menit ke-38.
Penonton hingga pemain di bench sempat terpancing emosi. Namun, pertandingan pada akhirnya berlanjut lagi setelah kondisi membaik. Barulah memasuki babak kedua, sejumlah kontroversi menyelimuti jalannya pertandingan.
Wasit Eko Agus Sugiharto dianggap mengeluarkan rentetan keputusan kontroversi yang dianggap berat sebelah. Puncaknya, di menit ke-97 wasit menghadiahkan penalti kepada Aceh.
Hal itu lantaran salah satu pemain tuan rumah itu dilanggar di dalam kotak penalti. Tim Sulteng akhirnya tak mampu lagi menahan amarah.
Salah satu pemain Sulteng bernama Muhammad Rizki Saputra kemudian mendadak melemparkan bogem mentah kepada Eko.
Sang wasit pun langsung terjatuh akibat bogem tersebut. Dia segera mendapat perawatan medis sebelum dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit.
Karena kejadian itu tim Sulteng pun mendapat tiga kartu merah selama pertandingan berlangsung. Setelah penalti, skor pun menjadi imbang 1-1 antara Sulteng dan Aceh.
Namun, setelah peluit panjang dibunyikan wasit, laga seharusnya dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Namun, tim Sulteng memutuskan untuk walk out sehingga Aceh dipastikan lolos ke semifinal.