Irjen Krishna Murti Emosional Lihat Kelakuan Wasit Eko Agus di Laga Aceh vs Sulteng, Singgung soal Pemidanaan
Krishna Murti soroti kinerja wasit di cabor sepak bola PON 2024 antara Aceh vs Sulteng hingga singgung ancaman pidaha.
Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri Irjen Pol Krishna Murti ikut geram melihat kinerja wasit di cabang olahraga (cabor) sepak bola PON 2024 pada laga antara Aceh vs Sulawesi Tengah.
Melansir dari Instagram pribadinya @krishnamurti_bd91, Senin (16/9) jenderal bintang dua itu mengaku emosi melihat kepemimpinan wasit Eko Agus Sugiharto yang dianggap berat sebelah dan penuh kontroversi.
Puncaknya, Eko mendapat bogem mentah dari pemain Sulteng usai memberikan penalti 'gaib' kepada Aceh di penghujung laga.
Aksi pemukulan itu pun dianggap wajar lantaran para pemain Sulteng tak kuasa menahan emosi melihat kinerja wasit yang dianggap kurang kompeten.
Krishna Murti pun menganggap Sulteng menjadi korban dan menyayangkan kemenangan tim Aceh yang tidak elegan karena hasil WO tim Sulteng.
"Masih untung yang emosional hanya 1 pemain. Kesian sepak bola Indonesia dihancurkan oleh ulah-ulah wasit seperti itu. Pemain jadi korban, TIM Sulteng jadi korban, Tim Aceh juga menangnya gak elegan," kata Krishna Murti dalam unggahannya.
Alumni Akpol 1991 itu pun awalnya tak ingin mengomentari aksi tersebut, namun karena merasa kasihan Krishna pun ikut mengecam kepemimpinan wasit.
Menurutnya, jika sanksi skorsing tak memberikan efek jera maka ancaman pemidanaan harus masuk ke ranah tersebut.
Apalagi wasit yang memimpin diduga terlibat dalam kasus match fixing sehingga kemenangan tim Aceh harus dibatalkan.
"Tapi saya yang nonton juga emosional. Sudah saya tahan-tahan gak ngupload bola. Kok ya gak tega lihat pemain-pemain bola dikerjain wasit seperti itu. Kalau skorsing ke wasit gak mempan, pemidanaan mungkin cara efektif. Bila ternyata ada unsur keterlibatan tim dalam match fixing, maka kemenangan harus dibatalkan," ujarnya lagi.
Pemukulan Wasit di PON 2024 Cabor Sepak Bola Aceh vs Sulteng
Sebelumnya wasit yang memimpin laga antara Aceh vs Sulteng, Eko Agus Sugiharto terkapar di lapangan usai dipukul pemain Sulteng Riski Saputra pada laga Aceh vs Sulteng pada Sabtu (14/9).
Laga yang digelar di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh itu penuh kontroversi sebab keputusan wasit dinilai tampak condong membela tuan rumah Aceh dengan menghadiahkan dua penalti, dan tiga kartu merah untuk tim Sulteng.
Pertandingan sebenarnya masih imbang 1-1. Laga seharusnya dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Namun, tim Sulawesi Tengah memutuskan untuk walk out sehingga tuan rumah Aceh dinyatakan lolos ke semifinal.
Eko yang tak sadarkan diri di tengah pertandingan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Minggu (15/9).
Eko pun masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit dan tengah dalam proses pemulihan.
"Sampai sekarang masih di rumah sakit dalam rangka recovery," kata Suwarno, selaku Ketua HQ Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XXI Aceh-Sumut dalam konferensi pers di Banda Aceh
Panitia dan PSSI Usut Pertandingan Aceh vs Sulteng
Suwarno menambahkan pihak PB PON XXI Aceh-Sumut sepakat dengan PSSI mengecam peristiwa yang memalukan sepak bola Indonesia itu.
Pihaknya juga mendukung langkah PSSI yang akan melakukan investigasi terhadap pertandingan Aceh lawan Sulteng itu, baik terhadap atlet maupun wasit.
Dia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan delegasi teknis dari PSSI, di mana pertemuan itu turut didampingi oleh pihak hukum.
Saat pertemuan, delegasi PSSI menyatakan untuk atlet yang memukul sanksinya minimum tidak boleh bermain selama enam bulan.
"Itu minimum. Sedangkan dari PSSI mengatakan akan diberikan sanksi yang maksimal. Sementara wasit apabila terbukti juga akan mendapatkan sanksi sesuai norma-norma di PSSI" ujarnya.