Mengenal Sejarah Panjang Stasiun Pasar Senen yang Ramah Kantong saat Libur Natal dan Tahun Baru
Stasiun ini masih menjadi tonggak perkembangan transportasi kereta api di Indonesia.
Stasiun Pasar Senen menjadi pilihan utama bagi sebagian masyarakat saat melakukan perjalanan kereta api, khususnya saat puncak libur seperti libur natal dan tahun baru. Stasiun ini dipilih karena letaknya yang cukup strategis di tengah pusat kota Jakarta.
Jika dibandingkan dengan Stasiun Gambir, moda transportasi penunjang lebih banyak yang terintegrasi dengan Stasiun Pasar Senen. Dan yang paling penting, Harga tiket kereta api di Stasiun Pasar Senen lebih terjangkau dibandingkan dengan Stasiun Gambir.
-
Dimana Stasiun Secang berada? Stasiun Secang merupakan salah satu stasiun kereta api non-aktif yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
-
Kapan Stasiun Secang mulai beroperasi? Stasiun ini dibangun oleh perusahaan kereta api swasta dari Belanda Nederlansch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dan dibuka pada 1 Juli 1898.
-
Dimana Stasiun Sedayu berada? Stasiun Sedayu merupakan stasiun kecil non-aktif yang berada di Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Apa yang terjadi pada Stasiun Secang tahun 1970? Namun pada tahun 1970, jumlah penumpangnya menurun drastis karena kereta apinya saat itu berjalan sangat pelan dan sering menimbulkan kecelakaan karena relnya tepat berada di pinggir jalan raya.
-
Apa ciri khas Stasiun Binjai? Stasiun ini memiliki ciri khas bangunan yang didominasi dengan gaya Belanda.
-
Kapan Stasiun Binjai dibangun? Konon stasiun ini dibangun sekitar tahun 1887.
Dilansir dari berbagai sumber, Stasiun Senen ini pertama kali dibuka pada tanggal 19 Maret 1925 oleh perusahaan kereta api Hindia Belanda, bernama Staatsspoorwegen (SS).
Stasiun ini pada awalnya dirancang untuk melayani pengangkutan barang di kawasan Pasar Senen, yang saat itu merupakan salah satu pusat perdagangan penting di Jakarta. Letaknya yang strategis di dekat pasar besar membuatnya ideal untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi barang ke berbagai wilayah di Pulau Jawa.
Seiring dengan berjalannya waktu, fungsi Stasiun Senen berubah dari sekadar stasiun barang menjadi stasiun penumpang. Setelah Indonesia merdeka, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengambil alih pengelolaan stasiun ini dan memulai transformasi besar-besaran.
Pada masa itu, Pasar Senen stasiun ini mulai melayani penumpang, terutama dengan kereta api kelas ekonomi yang menghubungkan Jakarta dengan berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Keberadaan Stasiun Pasar Senen menjadi sangat penting bagi warga yang ingin bepergian dengan biaya lebih terjangkau dibandingkan stasiun kereta api lainnya di Jakarta, seperti Stasiun Gambir yang melayani kereta kelas eksekutif.
Peningkatan Kapasitas Penumpang
Pada era 1990-an hingga 2000-an, Stasiun Senen mengalami peningkatan signifikan dalam hal fasilitas dan kapasitas. Renovasi dilakukan untuk memperluas peron, menambah jalur kereta, serta meningkatkan layanan penumpang.
Perkembangan teknologi juga memengaruhi cara stasiun ini beroperasi. Pada dekade 2010-an, PT KAI mulai memperkenalkan sistem tiket elektronik dan check-in mandiri. Melalui layanan ini penumpang dapat memesan tiket secara online melalui aplikasi dan mencetak tiket boarding mereka di mesin-mesin yang tersedia di stasiun.
Kini wajah Pasar Senen telah berubah menjadi stasiun modern di Indonesia. Namun, stasiun ini masih menjadi saksi bisu tonggak perkembangan transportasi kereta api di Indonesia.
Tak hanya itu, Stasiun Pasar Senen memiliki peran vital dalam menghubungkan masyarakat dari berbagai kota dengan ibu kota Jakarta. Dari stasiun barang hingga menjadi stasiun penumpang yang ramai, Stasiun Senen telah berkembang menjadi salah satu ikon penting dalam sistem transportasi di Indonesia.