Cerita Lucu Sir Alex Ferguson yang Tiba-tiba jadi Pemain MU di Usia 45 Tahun, Hampir Cetak Gol untuk Red Devils
Pada bulan November 1987, Sir Alex Ferguson turut bermain untuk Manchester United dalam tur ke Karibia yang diadakan untuk dua pertandingan persahabatan.
Tak sedikit orang yang bertanya-tanya, apakah Ruben Amorim dapat mengembalikan kejayaan Manchester United? Dengan diangkatnya Ruben Amorim sebagai pelatih, ia menambah daftar panjang pelatih yang mencoba peruntungannya setelah Erik ten Hag dipecat. Pelatih asal Portugal ini sempat membawa Manchester United merangkak naik ke posisi kesembilan klasemen sementara Premier League 2024/2025 setelah meraih kemenangan telak 4-0 atas Everton di Old Trafford.
Namun, nasib buruk menghampiri Setan Merah yang kembali terjun ke posisi ke-11 setelah kalah 0-2 dari Arsenal dalam pertandingan terakhir di Emirates Stadium pada Kamis (5/12/2024) dini hari WIB. Kekalahan tersebut membuat peluang Bruno Fernandes dan rekan-rekannya untuk meraih posisi teratas semakin sulit, serta memperburuk ambisi mereka dalam perebutan gelar.
- Kisah Rio Ferdinand Hidupnya Berubah Berkat Sir Alex Ferguson
- Muak Liat Performa MU, Legenda Inggris Harap Sir Alex Ferguson Balik Lagi Latih Setan Merah
- Sir Alex Ferguson Diajak ke Pertemuan Petinggi MU, Posisi Erik Ten Hag di Ujung Tanduk?
- Terungkap, Begini Cerita di Balik Sir Alex Ferguson Pensiun Jadi Pelatih MU
Manchester United terakhir kali meraih gelar juara di liga tertinggi Inggris pada musim 2012/2013 di bawah asuhan pelatih legendaris, Sir Alex Ferguson. Ketika membahas sosok pelatih ini, seolah tidak ada habisnya. Ferguson dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah Manchester United. Selama 26 tahun masa jabatannya dari 1986 hingga 2013, ia berhasil meraih 38 trofi, yang menjadikannya sebagai ikon di klub tersebut.
Ferguson Memiliki Banyak Kenangan saat Bermain
Dari sekian banyak cerita yang telah diceritakan, terdapat satu kisah yang mungkin kurang dikenal oleh banyak orang. Kisah tersebut adalah tentang Ferguson, yang tidak hanya berperan sebagai pelatih, tetapi juga pernah menjadi pemain untuk klub Red Devils. Pada bulan November 1987, tim United melakukan perjalanan ke Karibia untuk melakoni dua pertandingan persahabatan. Mereka bertanding melawan tim nasional Bermuda dan berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-1, serta melawan Somerset Trojans, tim dari Divisi Utama Bermuda.
Dalam pertandingan pertama melawan Bermuda, United mengalami banyak cedera yang mempengaruhi performa mereka. Setelah bertanding tanpa pemain inti melawan Somerset, Ferguson bersama asistennya, Archie Knox, memutuskan untuk masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua. Pada saat itu, Ferguson berusia 45 tahun dan hampir mencetak gol melalui sundulan, sedangkan Knox, yang berusia 40 tahun, berhasil mencetak gol dengan tendangan jarak jauh.
Cerita dari Lawan
Pada tahun 2013, mantan kiper Somerset Trojans dan Bermuda, Llewellyn Simmons, menceritakan kembali pengalamannya saat berhadapan dengan Ferguson.
"Itu lucu karena saat itu ia berusia 40-an dan kami menggodanya tentang betapa mudahnya kami bisa mengalahkan pria tua ini," ujarnya.
Salah satu penggemar Bermuda juga membagikan cerita mengenai penampilan Ferguson yang sangat terbatas bersama United. "Yang paling menonjol, dua pertandingan persahabatan yang dimainkan United di Bermuda pada tahun 1987 merupakan bagian dari kesepakatan bagi United untuk merekrut pemain sepak bola bintang kami, Shaun Goater," jelasnya.
Menurut penggemar tersebut, "Goater akhirnya akan dilepas oleh Fergie setelah meminta kenaikan gaji. Goater kemudian bergabung dengan City dan membantu mereka kembali ke divisi pertama, di mana ia akan membalas dendam terhadap klub masa mudanya pada tahun 2002."
"Ketika Fergie masuk, bangku cadangan Trojans mengejeknya tanpa henti karena lambannya."
"Malam itu seorang teman Skotlandia penggemar Dunfermline terlibat pertengkaran sengit dengan Fergie di sebuah pesta koktail, setelah sang manajer mengeluh tentang betapa kotornya para pemain sepak bola hari ini. Teman Skotlandia saya itu segera mengungkit siku yang biasa dilempar Fergie saat bermain untuk Falkirk."
Ferguson Bicara Begini
Apa pendapat Ferguson mengenai pengalamannya? Dalam otobiografinya, pelatih asal Skotlandia ini mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk menggantikan dirinya sendiri selama tur di Karibia bersama St Mirren.
"Tidak semua hal tentang tur itu positif," ujarnya.
"Di Guyana, saya mengalami situasi yang menunjukkan frustrasi yang bisa dialami seorang manajer yang baru saja pensiun dari bermain untuk mencari nafkah," imbuh dia.
"Selama pertandingan, Davie Provan dan saya akan menanggalkan pakaian sebagai pemain pengganti dan kami bersenang-senang di Barbados dan Trinidad. Hal itu tidak sepenuhnya terjadi di Guyana, di mana tim nasional dilatih oleh orang Skotlandia yang disenangi, John McSeveney, yang membawa mereka untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia."
"Sejak awal pertandingan dengan mereka, saya mengeluh kepada wasit tentang kekejaman yang dilakukan bek tengah mereka terhadap penyerang tengah muda kami, Robert Torrance. Babak pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda peningkatan perlindungan dan saat Torrance muda dijatuhkan lagi, saya berkata kepada Davie Provan, 'Cukup. Saya akan terus maju. Bajingan besar itu mengambil kebebasan".
"Davie mencoba menghalangi saya, tetapi saya malah bersemangat. Dalam perebutan umpan silang pertama, saya membalas dendam kepada bek tengah, yang teriakannya membuat wasit menunjuk saya dengan nada mengancam. Konfrontasi menjadi sengit hingga saya berhasil menghajar penyerang Torrance dengan sempurna," katanya.
"Saat ia berguling-guling seperti orang sekarat, wasit mengusir saya. Di akhir pertandingan, saya menyampaikan peringatan kepada para pemain saya, sambil menunjuk ke orang yang berbeda setiap kali kata-kata keluar: 'Jangan pernah biarkan siapa pun tahu tentang pengusiran ini. Apakah kalian mengerti?' Mereka tidak pernah menceritakan kejadian itu."
Sumber: Sportbible