Ini Sosok Pemain MU yang Bersinar di Bawah Erik ten Hag Namun Memudar di Bawah Ruben Amor
Pemain Manchester United yang sebelumnya bersinar di bawah Erik ten Hag kini menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan strategi pelatih Ruben Amorim.
Manchester United (MU) kembali mengalami kekalahan dengan skor 0-3 saat menghadapi Bournemouth di Old Trafford pada hari Minggu, 22 Desember 2024. Ini menjadi momen yang mengecewakan karena untuk pertama kalinya, Setan Merah mengakhiri periode Natal dengan berada di paruh bawah klasemen Premier League.
Di bawah kepemimpinan pelatih Ruben Amorim, MU sempat menunjukkan potensi yang menjanjikan dengan meraih kemenangan mengesankan atas Man City. Namun, ketidakstabilan performa tim dan masalah terkait personel telah menghalangi implementasi sistem taktis yang diinginkan Amorim. Salah satu keputusan yang memicu kontroversi adalah penggantian Manuel Ugarte di babak kedua, yang memberikan kesempatan bagi Bournemouth untuk mengendalikan permainan.
- Habiskan Dana Besar, Segini yang Dikeluarkan MU untuk Pecat Erik ten Hag dan Rekrut Ruben Amorim
- Pemain MU Masih Kesulitan Adaptasi Strategi Ruben Amorim
- Ini 5 Kesalahan Ten Hag yang Tidak Boleh Diulangi Ruben Amorim Setelah jadi Manajer Baru MU
- Sederet Bujuk Rayu Manchester United untuk Meminang Ruben Amorim Jadi Pelatih
Lebih lanjut, kualitas permainan di sektor sayap menjadi faktor utama yang memengaruhi performa MU, dengan Diogo Dalot mendapatkan perhatian khusus. Amorim menyatakan bahwa Dalot lebih efektif bermain di sayap kanan, tetapi harus menempati posisi sayap kiri akibat cedera yang mengganggu tim. Dalam pertandingan melawan Bournemouth, Amorim akhirnya memutuskan untuk menempatkan Tyrell Malacia di sayap kiri, sehingga Dalot bisa kembali ke posisi yang lebih sesuai dengan kemampuannya.
Penampilan Dalot
Walaupun demikian, penampilan Dalot masih mengecewakan. Ia tidak mampu memberikan kontribusi yang berarti di sayap kanan, dan saat berpindah kembali ke sisi kiri di babak kedua, perannya semakin tidak terlihat. Bek yang berasal dari Portugal ini hanya mencatatkan akurasi operan sebesar 75 persen, yang terbilang sangat rendah untuk seorang bek sayap. Ia juga gagal menyelesaikan umpan silang maupun dribel, serta kehilangan bola sebanyak 13 kali (data dari Sofascore).
Musim lalu, Dalot berhasil mencetak tiga gol dan lima assist, namun musim ini ia baru mencatatkan dua assist, dengan kontribusi terakhirnya terjadi pada bulan Oktober. Hal ini menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam kemampuan pemain berusia 25 tahun ini untuk mendukung serangan.
Tidak hanya buruk dalam aspek menyerang, Dalot juga menunjukkan performa yang kurang efektif saat bertahan. Ia tidak berhasil memenangkan satu pun duel, dilewati oleh lawan satu kali, dan hanya mencatatkan dua sapuan serta satu intersepsi. Sistem permainan yang diterapkan oleh Ruben Amorim menuntut pemain sayap untuk agresif dalam menyerang dan solid saat bertahan. Sayangnya, Dalot jelas tidak mampu memenuhi kedua tuntutan tersebut.
Pemain Baru?
Beberapa orang berpendapat bahwa kurangnya waktu istirahat berdampak pada performa Dalot. Di sisi lain, dengan absennya Luke Shaw untuk waktu yang lama akibat cedera dan penurunan performa Malacia, Dalot kemungkinan besar akan terus dimainkan di posisi sayap kiri dalam waktu dekat.
Sebelum kedatangan Amorim, Dalot adalah salah satu pemain yang menunjukkan performa terbaik. Namun, situasi kini telah berubah secara drastis, dan Dalot menghadapi banyak tantangan dalam menyesuaikan diri dengan skema permainan yang baru. Amorim memerlukan pemain sayap yang berkualitas, bukan hanya mengandalkan bek sayap yang kurang efektif. Oleh karena itu, penambahan pemain baru pada bursa transfer Januari menjadi kebutuhan mendesak jika MU ingin memperbaiki situasi ini.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah grup INEOS bersedia untuk berinvestasi demi mendukung tim? Tanpa adanya perubahan yang signifikan, MU akan terus mengalami kekecewaan dalam performa dan akan sulit untuk keluar dari krisis ini hingga akhir musim.