Kata Pengamat soal Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: 50 Persen Layak Dipertahankan
Ketua PSSI, Erick Thohir, berencana untuk mengevaluasi kegagalan Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024.
Ketua PSSI, Erick Thohir, berencana melakukan evaluasi terkait kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Pada pertandingan terakhir penyisihan Grup B yang berlangsung di Stadion Manahan Surakarta pada Sabtu (21/11/2024), Timnas Indonesia harus mengakui kekalahan dari Timnas Filipina dengan skor 0-1, yang membuat mereka tidak lolos ke babak semifinal. Dengan hasil tersebut, Indonesia hanya mampu menempati posisi ketiga dengan perolehan empat poin. Di sisi lain, Vietnam berhasil menjadi juara grup, sedangkan Filipina menduduki posisi runner-up. Keduanya akan menghadapi Thailand dan Singapura, yang merupakan juara dan runner-up dari Grup A.
Menurut pengamat sepakbola asal Malang, Gusnul Yakin, dari 24 pemain berusia di bawah 22 tahun, kecuali Asnawi Mangkualam dan Arhan Pratama, hanya sedikit yang menunjukkan performa yang baik. Ia menilai kualitas sebagian besar pemain masih di bawah standar.
- Timnas Indonesia Gagal di Piala AFF, Ketum PSS Tegaskan Pemain Sudah Tampil Maksimal
- Erick Thohir: Timnas Indonesia Wajib Menang Lawan Filipina di Piala AFF 2024
- Reaksi Erick Thohir usai Timnas Indonesia Putri jadi Juara Piala AFF 2024, Liga 1 Wanita Dihidupkan Lagi?
- Ketatnya Persaingan Gabung Timnas di Piala AFF: Dari 122 Pemain Hanya 33 Dipanggil Seleksi
"Dari berbagai aspek berdasar peringkat, Dony Tri Pamungkas, Kadek Arel, dan Cahya Supriyadi menunjukkan performa di atas rata-rata. Ketiga pemain tersebut tampil konsisten dan memberikan dampak positif bagi tim," ujarnya.
Tak Maksimal
Gusnul Yakin, seorang pelatih senior, melakukan analisis terhadap performa pemain Timnas Indonesia yang belum optimal. Ia mempertanyakan, "Apakah kualitasnya memang sebatas itu? Atau mereka tidak mampu menerapkan taktik yang diberikan oleh Shin Tae-yong? Bisa jadi, Shin Tae-yong sendiri kurang memahami potensi yang dimiliki para pemain. Selain itu, kurangnya waktu untuk membangun chemistry dalam permainan juga mungkin menjadi faktor penyebabnya," ujarnya.
Dari hasil pengamatannya, ia menilai bahwa hanya sekitar lima puluh persen dari anggota Timnas Indonesia yang layak untuk dipertahankan. "Jika separuh dari mereka dipertahankan, itu sudah merupakan langkah yang baik. Namun, tergantung pada Shin Tae-yong atau pelatih lain yang mungkin akan ditunjuk PSSI untuk menangani Timnas Indonesia di SEAG Thailand, apakah mereka dapat memperbaiki kinerja para pemain," tambahnya.
Faktor Psikologis
Gusnul Yakin juga menekankan pentingnya aspek psikologis bagi pemain muda yang mungkin belum siap menghadapi tekanan dalam pertandingan internasional, terutama saat berhadapan dengan tim dari negara lain yang diperkuat oleh pemain senior.
"Keputusan memakai pemain muda di Piala AFF 2024 memang simalakama. PSSI dan Shin Tae-yong ingin menyiapkan tim ini untuk SEAG Thailand, tapi ekspektasi publik sangat tinggi. Ini jadi tekanan psikologis bagi pemain. Apalagi mereka melawan pemain senior negara lain yang sudah pengalaman dari sisi teknis dan memancing emosi pemain Timnas Indonesia," tuturnya.
Dengan adanya ekspektasi yang tinggi dari publik, para pemain muda harus mampu menghadapi tantangan mental yang tidak kalah pentingnya dari aspek teknis dalam permainan.
Dibutuhkan Seorang Leader
Gusnul Yakin menegaskan bahwa meskipun pemain muda Timnas Indonesia memiliki keterampilan yang baik, persiapan mental mereka dalam menghadapi tekanan dari lawan sangat penting. Jika aspek psikologis ini tidak diperhatikan, maka strategi permainan yang dirancang oleh Shin Tae-yong bisa gagal atau bahkan hancur.
"Kekurangan Timnas Indonesia tak punya seorang leader yang bisa memimpin pemain menghadapi situasi di lapangan. Timnas Indonesia juga tak memiliki pengaturan ritme permainan. Sehingga terkesan permainan grusa-grusu atau tak tertata rapi," ucapnya.