7 Penyebab Hipotermia di Gunung saat Mendaki, Persiapkan Peralatan Lengkap
Penyebab hipotermia di gunung dapat berasal dari berbagai faktor. Pendakian dengan mempersiapkan peralatan yang lengkap dapat menjadi salah satu solusinya.
Hipotermia di gunung sering terjadi pada pendaki khususnya saat cuaca ekstrem. Kasus hipotermia di Indonesia banyak yang berujung pada kematian. Hipotermia merupakan kondisi tubuh seseorang turun di bawah suhu normal.
Suhu normal manusia berada pada 36-37 derajat celcius. Tubuh yang kehilangan panas lebih cepat akan menyebabkan suhu tubuh turun sampai di bawah normal.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Bandara Ngebul di Salatiga mulai ramai? Disebutkan bahwa pendaratan itu banyak berlangsung di medio 1940-an.
-
Kapan Curug Ngumpet ramai dikunjungi? Saat kondisi ramai, tak sedikit pengunjung yang memanfaatkan momen untuk mandi dan berendam di sana.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Apa makna dari gerakan-gerakan yang ada di Tari Rayak-rayak Sukabumi? Disebutkan bahwa tari Rayak-rayak Sukabumian ini merupakan penggambaran dari rasa syukur oleh kaum muda di sana. Ini terlihat dari gerakannya yang banyak menyibakkan tangan sebagai tanda bentuk sorak sorak bergembira. Ini diartikan sebagai bentuk rasa syukur yang dihadirkan melalui ekspresi tarian suka cita.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
Penyebab hipotermia di gunung dapat berasal dari berbagai faktor. Faktor-faktor inilah yang harus diantisipasi sedari awal agar seseorang tidak mengalami hipotermia.
Pendakian dengan mempersiapkan peralatan yang lengkap dapat menjadi salah satu solusinya. Jangan sampai mendaki gunung dengan persiapan yang remeh.
Mengapa Terkena Hipotermia di Gunung Berbahaya?
Hipotermia di gunung dapat menjadi berbahaya jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Perubahan suhu yang sulit diprediksi dan penyebab hipotermia di gunung yang lain akan memperburuk hipotermia. Pada tingkat hipotermia yang berat, seseorang akan dihadapkan dengan kematian.
©Reuters/Phurba Tenjing Sherpa
Berikut beberapa bahaya terkena hipotermia di gunung.
- hilangnya cairan dalam tubuh secara signifikan,
- hilangnya kesadaran, kebingungan, hingga hilangnya ingatan,
- sulit bertindak secara cepat dan tepat,
- rentan terhadap kecelakaan dan cedera di gunung,
- kerusakan pada organ tubuh seperti jantung dan otak, dan
- pada tingkat berat menyebabkan kematian.
Untuk menghindari bahaya terkena hipotermia, penting untuk mengetahui penyebab hipotermia di gunung beserta tanda-tandanya. Berikan pertolongan segera pada seseorang yang mengalami tanda-tanda tersebut. Langkah ini dapat mencegah kemungkinan buruk terjadi pada orang tersebut.
Penyebab Hipotermia di Gunung
Penyebab hipotermia di gunung dapat berasal dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor ini harus dihindari untuk meminimalkan terjadinya hipotermia. Berikut beberapa faktor penyebab hipotermia di gunung.
©Shutterstock/milaphotos
1. Terkena Paparan Dingin
Faktor utama penyebab hipotermia di gunung adalah kedinginan. Suhu di gunung seringkali sangat dingin bahkan di musim panas sekalipun. Apalagi ketika malam hari atau cuaca buruk, suhu di gunung dapat menurun secara drastis. Hal ini akan menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada biasanya sehingga suhu tubuh menurun.
2. Adanya Angin Kencang
Gunung memiliki frekuensi angin yang kencang yang menyebabkan suhu tubuh menjadi lebih dingin. Angin ini juga membuat pakaian basah menjadi lebih cepat kering sehingga suhu tubuh menurun.
3. Tubuh dalam Keadaan Basah
Tubuh seseorang yang berkeringat, terkena hujan, salju, bahkan jatuh ke air akan membuat pakaian menjadi basah. Tubuh dalam keadaan basah akan mempercepat hilangnya panas dalam tubuh. Penyebab hipotermia di gunung ini juga dapat memperburuk hipotermia.
4. Kurangnya Persiapan
Tidak mempersiapkan diri dan perlengkapan dengan baik menjadi penyebab hipotermia di gunung yang sangat fatal. Seseorang akan menjadi lebih berisiko terkena hipotermia. Penting untuk mempersiapkan pakaian, peralatan, dan asupan yang sesuai dengan kondisi di gunung.
5. Kondisi Fisik yang Lemah
Kondisi fisik seseorang yang lemah akibat kurang tidur dan kelelahan akan rentan terkena hipotermia. Hal ini terjadi karena tubuh memerlukan banyak energi untuk mempertahankan suhu tetap normal. Ketidakmampuan dalam mempertahankan suhu tubuh akan menjadikan orang terkena hipotermia di gunung.
6. Kondisi Kesehatan Kurang Baik
Seorang pendaki yang memaksakan diri untuk mendaki padahal kondisi kesehatan kurang baik akan berisiko terkena hipotermia. Kondisi lain seperti diabetes, hipotiroidisme, dan kardiovaskular juga dapat meningkatkan risikonya.
7. Kurang Asupan Makanan dan Minuman
Asupan makanan dan minuman digunakan sebagai sumber energi untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal. Tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang cukup akan membuat tubuh kekurangan energi. Penyebab hipotermia di gunung ini akan membuat tubuh tidak mampu mempertahankan suhu tubuh tetap normal.
Tanda Seseorang Terkena Hipotermia di Gunung
Ketika seseorang terkena hipotermia di gunung akan terlebih dahulu menunjukkan tanda-tanda. Tanda-tanda ini dapat berasal dari penyebab hipotermia di gunung. Berbagai macam tanda mulai dari tanda awal, tanda serius, dan tanda bahaya dapat mendeteksi seseorang terkena hipotermia di gunung. Berikut beberapa tanda-tanda seseorang terkena hipotermia.
1. Tanda Awal
- kedinginan,
- gemetar,
- kulit terlihat pucat,
- napas pendek,
- kesulitan berbicara,
- lemas atau kelelahan, dan
- kehilangan keterampilan motorik.
2. Tanda Serius
- kesulitan untuk berdiri setelah istirahat,
- menggigil semakin tidak terkendali,
- mati rasa,
- perubahan perilaku,
- gangguan kesadaran secara signifikan,
- kulit terlihat sangat pucat bahkan abu-abu, dan
- kurangnya respons dalam tubuh.
3. Tanda Bahaya
- halusinasi yang parah,
- hilangnya kemampuan untuk berbicara dan berpikir dengan jelas,
- terbatasnya gerakan tubuh dan semakin lambat,
- hilangnya koordinasi dan keseimbangan,
- nadi yang lambat atau tidak terdeteksi, dan
- pernapasan yang lambat.
Penting untuk mendeteksi tanda-tanda hipotermia sedari awal agar meminimalkan seseorang terkena hipotermia berat. Melakukan pertolongan pertama sembari menghubungi tim penyelamat setempat dapat dilakukan agar hipotermia dapat segera teratasi.
Tips Menghadapi Orang yang Terkena Hipotermia di Gunung
Menyadari tanda-tanda seseorang terkena hipotermia adalah langkah pertama untuk mencegah hipotermia semakin parah. Seringkali seseorang tidak mengetahui bagaimana menghadapi orang yang terkena hipotermia di gunung. Mengidentifikasi penyebab hipotermia di gunung menjadi langkah awal yang baik. Salah dalam mengambil tindakan menjadi kekhawatiran menghadapi hipotermia di gunung.
Berikut tips menghadapi orang yang terkena hipotermia di gunung.
- mencari tempat yang lebih hangat,
- mengganti pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan hangat,
- memberikan sumber panas seperti selimut dan botol air hangat untuk memulihkan suhu,
- memberikan minuman hangat seperti teh atau cokelat,
- pantau gejala-gejala yang ditunjukkan, dan
- jika kondisi semakin parah segera hubungi tim penyelamat.
Hindarilah tindakan yang dapat memperburuk hipotermia yang dialami. Beberapa tindakan seperti memberi makanan dan minuman dingin, memijat, dan membiarkan tidur di atas permukaan yang dingin atau basah. Jika terlalu ragu-ragu untuk melakukan sesuatu langsung menghubungi tim penyelamat menjadi solusi terbaik.
Pencegahan Terjadinya Hipotermia di Gunung
Penyebab hipotermia di gunung dapat diminimalkan dengan melakukan pencegahan. Mempersiapkan peralatan yang lengkap menjadi salah satu solusinya. Tanpa peralatan yang lengkap seseorang dapat mengalami hal-hal buruk di gunung seperti hipotermia.
© huffingtonpost.com
Berikut beberapa pencegahan hipotermia di gunung yang dapat dilakukan dengan mudah.
- mempersiapkan pakaian yang sesuai dengan kondisi di gunung,
- kenakan pakaian dengan bahan termal, sutra, atau wol,
- kenakan alas kaki yang tahan air,
- hindari berkeringat terlalu banyak,
- mengenakan topi membantu menjaga suhu tetap normal,
- memilih asupan makanan dan minuman yang cocok,
- hindari alkohol dan tembakau,
- mempelajari kondisi cuaca saat akan melakukan pendakian,
- istirahat yang cukup agar tidak merasa lelah, dan
- membawa perlengkapan seperti sleeping bag, syal, selimut, tenda, jaket, dan sarung tangan.
Meminimalkan terjadinya hipotermia merupakan langkah yang bijak untuk melakukan pendakian dengan aman dan nyaman. Tidak hanya hipotermia, kondisi buruk ketika di gunung juga dapat teratasi dengan baik. Mengawali pendakian dengan keadaan selamat berarti juga harus mengakhirinya dengan selamat.