Cegah Penularan Covid-19, Ini Jarak Aman Social Distancing yang Perlu Diketahui
Upaya menjaga jarak fisik ini adalah cara efektif untuk menekan dan mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas di masyarakat. Lalu berapa jarak aman social distancing atau physical distancing ini?
Pandemi virus Corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 sudah menyebar hampir di seluruh dunia. Setiap negara saat ini tengah berjuang menghadapi penyebaran wabah agar tidak semakin meluas. Berbagai kebijakan pun dilakukan masing-masing negara untuk menekan penularan virus Corona di masyarakat.
Salah satu imbauan yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dengan melakukan upaya social distancing. Social distancing diketahui sebagai upaya pembatasan sosial dengan menjaga jarak interaksi dengan orang lain guna mencegah penularan virus corona yang mungkin terjadi.
-
Kenapa Hari Anti Narkotika Internasional di Sumut penting? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Bagaimana sukrosa dibentuk? Sukrosa artinya sama dengan gula pasir. Jenis gula ini merupakan karbohidrat sederhana yang dibentuk dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dapat ditemukan secara alami di berbagai jenis buah maupun sayuran, tapi sebagian besar sukrosa terbentuk dari 80% tebu dan 20% gula bit.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
Bahkan baru-baru ini, seperti dilansir dari Antara, WHO mengajak masyarakat untuk lebih menggunakan frasa physical distancing daripada social distancing. Dengan tidak mengurangi makna, physical distancing digunakan agar masyarakat bisa secara langsung memahami dan melakukan jarak fisik untuk mencegah penularan Covid-19.
Upaya menjaga jarak fisik ini adalah cara efektif untuk menekan dan mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin meluas di masyarakat. Lalu berapa jarak aman social distancing atau physical distancing ini?
Dilansir dari Liputan6.com, Selasa (31/3), berikut jarak aman social distancing atau physical distancing yang harus Anda ketahui.
Jaga Jarak
2020 Merdeka.com
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia juga telah dan masih terus mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan social distancing atau physical distancing untuk mencegah penularan Covid-19. Dalam hal ini Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan bahwa droplet atau percikan cairan batuk atau bersin penderita Covid-19 bisa menyebar dalam radius sampai 1,5 meter.
"Droplet atau percikan ludah, percikan lendir pada saat orang sakit ini sedang bersin, sedang batuk, itu bisa menyebar merata pada radius sampai dengan satu setengah meter," terang Achmad Yurianto, juru bicara penanganan COVID-19 di Indonesia, ditulis Jumat (27/3/2020).
Dengan jarak tersebut, bisa menjadi pedoman dalam melakukan social distancing atau physical distancing. Dalam hal ini, Yuri kembali menegaskan untuk melakukan jarak sekitar 2 meter sebagai jarak aman social distancing atau physical distancing.
"Jarak itulah yang harus kita jaga lebih dari satu setengah meter atau lebih gampang lagi adalah kurang lebih dua meter inilah yang harus kita pertahankan," jelas Yuri.
Waspada Pasien Tidak Bergejala
Upaya menjaga jarak ini juga menjadi salah satu tindakan preventif dalam mewaspadai penularan virus Corona dari pasien tanpa gejala. Orang yang sudah terinfeksi virus Covid-19 namun hanya timbul gejala ringan atau bahkan tidak muncul gejala sama sekali, menjadi hal yang patut diwaspadai. Bukan tanpa alasan, orang dengan kondisi tersebut sudah dapat menularkan virus Covid-19 ke orang lain.
Dalam hal ini, Achmad Yurianto kembali meminta masyarakat untuk saling mengingatkan orang di sekitarnya. Bukan hanya itu, masyarakat juga sebaiknya saling menjaga dan melindungi satu sama lain untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19.
"Kalau tidak maka upaya untuk melindungi orang lain yang tidak sakit agar tetap sehat atau upaya untuk melindungi orang sakit agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain tidak bisa berjalan dengan baik," ujarnya.
"Kita lindungi keluarga kita, kita lindungi orang lain, dengan cara menjaga jarak ini," Yuri menambahkan.
Cuci Tangan dan Bersihkan Benda
Pixabay
Selain melakukan jarak aman social distancing atau physical distancing, masyarakat juga terus diimbau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam hal ini, masyarakat harus terus sering melakukan cuci tangan setiap kali memulai dan selesai mengerjakan segala aktivitas. Ini merupakan cara efektif untuk menghalau berbagai ancaman virus masuk ke dalam tubuh.
Tidak hanya itu, masyarakat juga perlu membersihkan benda-benda yang sering digunakan dengan menggunakan alkohol atau cairan antibakteri lain. Hal ini juga dapat menekan risiko penularan virus Covid-19 yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui benda-benda keseharian.