Gas Beracun Sebabkan 5 Warga Sumut Meninggal dan Puluhan Dirawat, Begini Kronologinya
Diduga menghirup Hidrogen Sulfida (HS), sebanyak 5 orang warga di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara (Sumut) meninggal dunia pada Senin (25/1).
Diduga menghirup Hidrogen Sulfida (HS) yang berasal dari pembukaan sumur PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), 5 orang warga di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara (Sumut) meninggal dunia.
Kejadian nahas yang terjadi pada Senin (25/1) jugamenyebabkan 27 warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami gejala sesak napas. Para korban dilarikan keRSUD Panyabungan dan Puskesmas Sibanggor Jae untuk mendapatkan perawatan intensif.
-
Kapan semburan gas itu terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
-
Kenapa semburan gas itu muncul? Pihak berwenang pun masih mencari tahu penyebab munculnya semburan tersebut secara tiba-tiba.
-
Dimana lokasi semburan gas tersebut? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Bagaimana semburan gas di Bogor terjadi? Semburan tersebut muncul setelah para pekerja hendak menghentikan pencarian sumber air baru. Saat itu mereka merasa putus asa, dan hendak membereskan alat. Di tengah suasana itu, tiba-tiba semburan kencang dengan suara gemuruh muncul di lokasi hingga menghebohkan orang di sana.
-
Kenapa perut keroncongan saat ada gas berlebih? Jika jumlah gas lebih banyak daripada cairan dalam sistem pencernaan, suara tersebut akan terjadi.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Diduga karena Hirup Gas Beracun
Peristiwa ini diduga akibat gas beracun yang yang berasal dari pembukaan sumur PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Namun Kapolres Madina, AKBP Horas Tua Silalahi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan soal penyebab pasti meninggalnya lima orang korban tersebut.
"Kita belum bisa pastikan, tapi dugaan sementara karena menghirup gas beracun. Kita masih fokus pada penyelamatan warga, kita tidak ingin korban bertambah. Ada juga 1 orang anggota (Polisi) yang korban mengalami sesak napas. Semua korban sudah dirawat," kata AKBP Horas.
Ratusan Warga Mengungsi
Akibat dari peristiwa ini, ratusan warga dari Desa Purba Julu pun memilih mengungsi ke Masjid Agung Nur Ala Nur Desa Parbangunan, Panyabungan. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Badan Kenaziran Masjid Agung Nur Ala Nur, Amru Rangkuti.
Ia menyebut ada 23 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi ke masjid tersebut.
"Ada 23 KK. Jumlahnya sekitar 143 orang. Para warga saat ini ditempatkan di lantai 2 masjid," ujarnya pada Senin (25/1).
Salah satu warga, Muhammad Amin (37) mengatakan, warga mengungsi karena khawatir gas beracun yang dialami warga Sibanggor Julu merambat ke desa mereka yang tak jauh dari Sibanggor Julu.
”Kami merasa khawatir atas bocornya gas tersebut, sebagai antisipasi, kami sepakat untuk meninggalkan kampung sementara sampai Pemerintah menyatakan situasi aman,” kata Amin.
Selain di masjid, sebagian warga juga memilih mengungsi di rumah kerabat di luar kampung.
Pemerintah Siap Membantu
Atas kejadian ini, Bupati Madina, Dahlan Hasan Nasution, juga telah menginstruksikan ke jajaran Pemerintah Kabupaten Madina untuk memberikan fasilitas bagi warga yang mengungsi.
“Bagi yang menginap di Masjid Agung saya sudah minta diberikan fasilitas yang memadai, saya sudah perintahkan BPBD dan dinas sosial menanganinya,” ujar Dahlan.
Pihaknya juga siap menyediakan tempat untuk mengungsi jika seandainya masjid tersebut sudah penuh dan tak bisa menampung warga.
”Apabila masjid ini tidak muat, bisa nanti di Bagas Godang, apabila perlu para orang tua kita kita ungsikan di rumah dinas Bupati,” sambung Dahlan.