Jurnalis Medan Demo Buntut Pengusiran Saat Hendak Wawancara Wali Kota, Ini Faktanya
Puluhan jurnalis Kota Medan melakukan aksi unjuk rasa buntut dari viralnya video wartawan yang diduga dihalangi oleh petugas saat hendak melakukan wawancara dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Belum lama ini, viral di media sosial video yang memperlihatkan wartawan Kota Medan diduga dihalangi oleh petugas Satpol PP, polisi dan paspampers saat hendak melakukan wawancara dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Buntut dari peristiwa tersebut, puluhan jurnalis dari media televisi, cetak, online, hingga radio yang ada di Kota Medan melakukan unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Medan pada Kamis (15/4).
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Siapa yang marah di video viral? Viral Istri Ngamuk Lihat Suaminya Naik ke Panggung Mau Nyanyi Sama Biduan, Dipukul lalu Didorong Suruh Turun Tidak semua orang suka melihat pasangannya tampil di panggung bernyanyi bareng penyanyi. Ada sebagian langsung emosi hingga melabrak ke panggung. Seperti seorang istri yang baru-baru ini viral di media sosial. Dia murka melihat suaminya naik ke panggung dangdut.
Aksi ini dilakukan karena tindakan tersebut dinilai sudah menciderai tugas wartawan yang dilindungi oleh undang-undang.
"Ini sudah sangat kita sayangkan, tugas wartawan dilindungi undang-undang," ucap salah satu koordinator aksi, Liston Damanik.
Melansir dari Liputan6.com, berikut fakta terkait unjuk rasawartawan Kota Medan tersebut.
Aksi Unjuk Rasa
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Dalam melakukan aksi unjuk rasanya, puluhan wartawan ini membawa beberapa poster yang menunjukkan rasa protes terhadap peristiwa penghalangan tersebut.
Poster-poster itu bertuliskan "Wali Kota Medan Jangan Anti Jurnalis", "Panglima Talam Bobby Jangan Halangi Wartawan Kerja. Kerja Kami Diatur Undang-undang Pers".
Ada juga poster yang bertuliskan "Wali Kota Medan Serasa Presiden", dan "Bobby Pahami UU Pers Nomor 40 Tahun 1999".
Namun, aksi unjuk rasa tersebut tidak mendapatkan respon dari Wali Kota Medan. Para wartawan pun kemudian berangsur membubarkan diri.
Kronologi Kejadian
Instagram/@medantau.id ©2021 Merdeka.com
Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 14 April 2021. Saat itu sejumlah wartawan hendak mewawancarai Wali Kota Medan, Bobby Nasution, terkait pegawai tata usaha di salah satu sekolah negeri yang mengaku belum mendapatkan tunjangan penghasilan.
Mengetahui Wali Kota sedang berada di kantornya, para wartawan ini pun menunggu di depan pintu masuk Pemkot Medan. Namun kemudian datang sejumlah anggota Satpol PP dan menanyakan keperluan wartawan menunggu Wali Kota.
Setelah menyampaikan keperluan untuk wawancara yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, petugas Satpol PP itu pergi. Tak lama setelahnya datang petugas kepolisian yang mengusir wartawan dengan alasan tidak boleh menunggu Wali Kota di depan pintu masuk.
Padahal, menunggu dan melakukan wawancara secara door-stop seperti itu sebelumnya sudah biasa dilakukan oleh para wartawan tersebut.
Tanggapan Pemkot Medan
Terkait dengan hal ini, Pemkot Medan menyampaikan, aksi unjuk rasa itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena ini hanya masalah miskomunikasi dan kesalahpahaman saja.
“Sebenarnya, permasalahan ini hanya miskomunikasi saja. Kemarin ada dua rekan wartawan yang ingin wawancara langsung dengan Bapak Wali Kota. Seharusnya, mereka bisa koordinasi dengan kita. Apalagi kita saat itu berada di kantor. Kita selama ini selalu terbuka untuk rekan-rekan wartawan,” kata Kabag Humas Setdako Medan Arrahman Pane pada Kamis (15/4).
Tak Pernah Ada Larangan
Arrahman melanjutkan, selama ini Wali Kota tidak pernah melarang para wartawan untuk melakukan wawancara atau peliputan saat berada di lapangan.
“Bapak Wali Kota selama ini cukup terbuka dan selalu mendekatkan diri dengan kawan-kawan wartawan. Bahkan, usai kegiatan di lapangan, beliau selalu bertanya apakah ada wartawan yang ingin bertanya,” jelasnya.
Terkait masalah pengamanan, Ia juga mengatakan bahwa selama ini petugas Satpol PP, kepolisian serta Paspampres yang berjaga di kantor Wali Kota tidak pernah melarang wartawan untuk melakukan wawancara.